Level 073

147 19 0
                                    

Aku gemetar, takjub melihat ke jendela sistem.

Grrrr

Hewan besar menyerupai beruang seukuran dua kali tubuh manusia muncul dan terlihat waspada seraya menghembuskan nafas dari hidungnya. Dilihat dari ukurannya, makhluk itu lebih pantas disebut monster daripada hewan.

'Omong kosong apalagi ini'

Aku berhasil mempertahankan kewarasanku dan mencoba mengukur jarak dari hewan itu. Tidak memungkinkan untuk menembakkan panah dari jarak ini. Terlebih lagi, hewan itu terlalu cepat dan berbahaya.

Namun, seolah-olah ada peraturan tersendiri untuk 'Quest Tak Terduga', bahu dan kaki beruang itu sudah mengeluarkan darah saat terkena panah oleh pemburu yang bahkan menurutku merupakan pemburu terlemah dibanding yang lainnya.

Khhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!

Hewan itu mengaung cukup keras, mencoba melepaskan anak panah dari tubuhnya. Mataku terbelalak. Sungguh, ini sesuatu yang sulit diterima akal sehatku.

Kakinya pincang karena luka panah, tetapi aku sama sekali tidak merasa lega.

'Sial.'

Ini membuatku frustasi.

'Permainan simulasi kencan macam apa yang mengharuskan karakternya berburu beruang?'

Dengan mata berlinang, aku menekan [Terima]. Tidak ada pilihan lain.

[Red Point] dengan senjata!

MULAI!

'30'

"Wow.. wow.."

Begitu jendela sistem muncul, beruang itu mulai bergegas berlari ke arahku.

"Argh!"

Aku menatap panah tanpa mencoba menempatkannya dengan benar. Ada tiga target berbentuk lingkaran ditubuh hewan itu. Pertama kepala, kedua tubuh lalu terakhir kaki. Dan di udara, aku bisa melihat hitungan yang mulai mundur ke angka '29'.

Pemandangan ini terasa akrab. Karena dalam mode normal, terkadang juga ada semacam "mini game" yang harus dilalui.

Tapi yang disebut mini game seharusnya hanya permainan ringan seperti menemukan gambar yang salah atau paling tidak menyusun puzzle.

Kenapa dalam hard mode harus sebrutal ini?!

Untungnya, beruang itu berlari perlahan karena cedera dikakinya. Aku mencoba mempraktekkan hasil dari latihan ku selama ini dan mulai mengarahkan panah ke titik merah yang berkedip.

Beruntung targetnya berukuran besar. Mari kita mulai dengan bagian tubuh yang paling terlihat mudah.

Chalkak, taang-!

KuoOo--!

Beruang yang sedang berlari berhenti dan mengejang sambil mengerang. Karena maniknya tepat mengenai sasaran.

'Berhasil!'

Aku mengambil nafas dan mengusap dada.

"Huff.."

Tanpa sadar, aku sangat gugup sampai punggung leherku bahkan berkeringat.

'Sekarang semua sudah berakhir, kan?'

Aku menunggu dengan terengah-engah sampai beruang itu jatuh. Namun, jendela sistem yang menyatakan keberhasilanku belum juga muncul.

Terlebih lagi..

'21'

Angka-angka besar itu masih terus berhitung mundur.

Grrr

The EckartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang