spin-off: Doyoung's side

3.4K 361 145
                                    

Hai? Ah, rasanya bukan gue banget nyapa dengan kata hai kayak gitu. Gue Doyoung. Mari kita mundur ke awal ajaran pembelajaran sekolah atau bisa dibilang masa pengenalan lingkungan sekolah, yang tentunya sebelum panitia dies natalis ini terbentuk.

Gue akan menceritakan secara singkat permasalahan bodoh yang gue alami. Dan ngebuat gue merasa bahwa gue memang bodoh.

Dari awal gue ngelihat dia, waktu itu upacara pertama kali dan gue lihat dia lagi mengibaskan topi miliknya karna ya tentu saja ia kepanasan. Hanya melihat dan belum tertarik. Entah siapa nama perempuan yang gue lihat itu. Tapi, kata Taeil gue melihatnya terlalu lama dan sampai dibilang sampai melamun karna gue hampir saja melakukan kesalahan saat menjadi pengibar.

Hari kedua, gue lihat dia diparkiran. Ada Johnny dan ada satu perempuan yang sedang ditepuk-tepuk pundaknya. Sementara dia hanya terkekeh melihatnya. Jeffrey, yang saat itu bersama gue lantas gue tanya saja. Yang sedang bersama dengan Johnny itu siapa. Kata Jeffrey, itu adiknya dan teman adiknya. Baiklah. Gue rasa, orang yang sedang ditepuk pundaknya itu adik Johnny dan seseorang yang gue perhatikan adalah teman adiknya. Tidak salah lagi. Walaupun gue sedikit tidak yakin. Haha gue ngga begitu tahu adik Johnny, karna alasan pertama ya gue jarang main ke rumahnya. Ya karna kesepakatan kami, kalau ingin nongkrong kami tidak pernah mau di rumah seseorang, takut mengganggu, dan kebetulan juga gue dan Johnny tidak pernah sekelas dan baru kelas dua belas ini kami sekelas.

Dihari berikutnya, ia telat. Tidak terlalu telat namun tetap gue hukum. Ada beberapa namun ada juga yang lolos. Contohnya Haidar dan adik Johnny, gue meloloskan adik Johnny karna memang Johnny yang meminta karna kendaraan Johnny tiba-tiba saja mogok dan itu diluar kuasa mereka. Alhasil gue meloloskannya. Kecuali Haidar, memang dasar anak itu.

Kembali ke topik, masa pengenalan yang memang tidak menggunakan tanda pengenal membuat gue sulit untuk menanyakan namanya. Hukumannya saat itu tidak sulit, hanya membersihkan toilet dan memunguti daun-daun kering membantu perugas kebersihan sekolah. Serta menulis nama-nama teman satu angkatan dan meminta tanda tangan mereka lalu dikumpulkan. Dikumpulkannya tentu pada sie keamanan, gue ngga mengurusi hal tersebut. Bisa gue lihat saat itu wajahnya yang ditekuk dan kaki yang dihentakkan saat berjalan. Lucu dan menggemaskan. Saat itu gue pikir, gue gila. Ternyata memang iya.

Selama masa pengenalan sekolah yang terhitung hampir seminggu gue memperhatikannya dan tidak jarang gue menegurnya dikala ia dan temannya berbicara. Hanya ingin mendapatkan atensinya dan melihat wajah takutnya pada gue.

Sampai akhirnya gue mendapatkan nama dan nomor telponnya dari Johnny. Saat itu gue tanya dengan Johnny. "John, siapa nama teman adik lo?"

Saat itu dia bingung karna gue juga ngga spesifik, namun segera gue ralat kalau gue lihat dia saat diparkiran. Dan dia bilang namanya Zahra, hanya itu yang gue tahu dan tidak berniat mendapatkan nomor telponnya. Namun, Johnny mengirimkannya katanya dia peka bahwa gue ingin mendekatinya. Dasar Johnny.

Gue berniat ngga langsung menghubunginya, gue takut canggung. Namun ya namanya gue laki-laki, gue ngga bisa nunggu lama. Gue segera menghubunginya. Gue ngga berniat pacaran, dia masih kecil. Gue ngga tega. Kalaupun gue pengen, mungkin nanti.

Siapa sangka, dia membalas setiap gue kirim pesan. Awalan yang bagus bukan? Gue selalu meliriknya ketika kami berpapasan namun sepertinya dia tidak sadar, justru adiknya Johnny, yang baru gue ketahui bernama Dara itu yang menyadarinya. Ia justru yang membalas tatapan gue dan sedikit tersenyum pada gue. Heran, justru dia terlihat akrab dengan gue. Gue sih ngga ambil pusing dengan Zahra yang seperti berpura-pura tidak melihat gue, mungkin dia malu.

Sampai dimana, setelah tiga bulan rutin saling kirim pesan tanpa memberitahu teman-teman gue, Taeil lah yang tidak sengaja melihat ponsel gue karna ada notifikasi pesan yang membuat ponsel gue bercahaya. Sedikit kesal karna Taeil mengetahuinya, namun tidak apa-apa karna hanya ada gue dan Taeil. Yang sibuk mengurusi OSIS yang akan lengser dan dies natalis yang akan dilaksanakan tahun depan.

PANITIA ㅡ kdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang