O6. Darurat

2.7K 424 43
                                    

Setiap ucapan yang dikeluarkan oleh mulut kita harus dipikirkan akibat yang akan diperoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap ucapan yang dikeluarkan oleh mulut kita harus dipikirkan akibat yang akan diperoleh.

ㅡㅡㅡ


"Jadi ada yang bisa menjelaskan? Karna daritadi saya bicara dengan orang yang membuat masalah dia hanya diam."

Suasana tegang membuat seisi ruangan tak nyaman. Hari ini, hari setelah kejadian ucapan Dara yang telah menghebohkan seisi sekolah, bahkan tak hanya orang dalam namun orang luar juga melihat cuitan yang ada di base sekolah mereka.

Tak ada yang menjawab. Berkali-kali Doyoung melirik kearah Dara yang berstatus terdakwa akibat aksinya yang berbicara omong kosong. Terlihat Dara hanya menunduk dan memainkan jari-jari tangannya. Terlihat sekali bahwa Dara sedang gugup dan takut karna reaksi Doyoung. Terang saja, apa yang telah dilakukan olehnya itu membuat Doyoung marah bukan kepalang. Bahkan sampai diadakan pertemuan yang tidak diperhitungkan ini.

Janu menepuk-nepuk punggung Dara bermaksud memberikan ketenangan dan keberanian untuk Dara. Bagaimanapun dia juga merasa bersalah karna melimpahkan tugasnya hanya kepada Dara sendiri kemarin.

"Doy, jangan keras-keras sama adek gue." Bisik Johnny yang memang sengaja duduk dekat Doyoung walaupun terhalang oleh Sejeong yang menjabat sekretaris.

Sejeong pun ikut berbisik kearah Doyoung, "iya jangan keras-keras, kasihan Dara." Sejeong juga mengerti bagaimana perasaan Dara. Dara yang tidak tahu bila anggotanya yang lain ternyata tak bisa dan tak akan bisa membantunya. Terlebih Janu yang ternyata ke kantin dan tak ingat jika dia sudah janjian dengan Dara.

Dara yang dimarahi didepan panitia yang lain. Terhitung siswi baru yang tidak tahu apapun. Siapa yang tidak takut dan malu?

Doyoung melirik sekilas kearah Sejeong karna punggungnya ditepuk-tepuk, bermaksud memberikan aura positif untuk Doyoung. Doyoung menghembuskan nafasnya kasar.

"Sudah hampir sepuluh menit. Janu, Lo ngga mau ngasih klarifikasi apapun? Ini kita rapat darurat loh. Mau ngga mau harus cepet dan harus tuntas hari ini." Ucap Doyoung sambil melihat kearah jam tangan yang melingkar ditangannya itu.

Janu melirik kearah Dara yang masih menundukan kepalanya. "Jadi gini, sebelumnya atas nama bagian kami, danus, meminta maaf karna keteledoran kami." Buka Janu dan diangguki yang lain.

"Disini saya sebagai koor juga tidak bertanggung jawab karna membebankan semuanya kepada Dara. Mungkin, Dara merasa terbebani karna dari kami berprinsip makanan yang dijual harus habis hari itu juga. Saya juga ingin meminta maaf kepada Dara karna keteledoran dan kebodohan saya. Dara bahkan disini bukan panitia, tapi volunteer jadi saya sangat merasa bersalah. Sekali lagi, mohon dimaafkan."

PANITIA ㅡ kdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang