O3. Rapat

3.9K 486 33
                                    

Bukan tentang kepopuleran atau kesenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan tentang kepopuleran atau kesenangan. Menjadi pemimpin, harus dapat membagi waktu, pikiran dan menyatukan sifat orang yang berbeda-beda. ㅡT.







"Jadi bagaimana? Jobdesk sudah. Silahkan acara ambil alih. Koor acara silahkan."

Doyoung menyerahkan kepada Jeffrey untuk mengambil alih rapat. Saat ini seluruh panitia tengah rapat, menggunakan jam kosong karna guru yang sedang rapat menjadi waktu yang pas untuk mereka mengadakan pertemuan.

"Terima kasih Doyoung. Jadi begini, pertama yang akan saya bahas disini adalah tema. Untuk tema, jujur kami masih bingung. Karna kira juga ngga punya waktu lagi. Dari kamiㅡ" Jeffrey menjeda sambil melihat catatan pada ponselnya itu, "ㅡtemanya itu Menjadi yang terkokoh dibawah tekanan dan bersinar didalam kegelapan."

Jeffrey menatap teman-temannya yang sedang diam entah berpikir karna ada yang salah atau diam karna tak mengerti. Raut wajah teman-temannya sulit untuk ditebak.

Jujur ia baru pertama kali menjadi bagian acara, apalagi sebagai ketua acara. Biasanya ia dibagian publikasi atau logistik.

"Jadi gimana?" Tegur Jeffrey karna tak ada yang membuka mulutnya. Memang tidak banyak anak kelas dua belas. Lebih banyak adik kelasnya yang mungkin saja, canggung untuk membantah temanya itu.

"Kalau ada yang mau disanggah, sanggah saja. Disini, kita sama-sama panitia. Sanggah saja. Jeffrey juga baru pertama kali memegang acara walaupun ada Johnny." Ucap Doyoung yang mengerti bahwa mereka enggan untuk mengomentari.

"Filosofinya apa tuh pake tema kayak gitu?"

Semua mata memandang kearah sumber suara. Yerina. Seorang yang membuka mulutnya, menatap Jeffrey dengan pandangan yang sulit diartikan. Tak banyak dari mereka yang tercengang mengetahui Yerina yang berbicara. Rumor Yerina dan Jeffrey banyak diketahui oleh seluruh penduduk SMA mereka. Belum lagi, Yerina sendiri juga mengkonfirmasi kalau benar dia menembak Jeffrey dan ditolak.

Jeffrey sedikit tersenyum, "tidak ada filosofi yang berat. Terkokoh dibawah tekanan. Kita berharap para peserta lomba bahkan kita sendiri penghuni Neo bisa tetap kokoh, tetap kuat. Menjadi yang bersinar didalam kegelapan. Diharapkan kita, menjadi yang bersinar. Menjadi pembuka bagi kegelapan. Itu saja, mungkin anggota saya?"

Jeffrey melihat satu per satu anggotanya, "ngga bang, itu udah cukup." Ucap Haidar mewakili teman-temannya yang memang menggeleng.

"Bagaimana, Yer?" Yerina hanya mengangguk cukup puas. "Yang lain?"

"Cukup." Seruan sesisi ruangan dengan kompak.

"Baik, mungkin jika nanti ada tambahan yang baru terpikirkan bisa disampaikan. Karna itu juga tema belum fix dari bagian kami." Jelas Jeffrey, kemudian ia kembali menatap ponselnya. Matanya bergerak seraya mengikuti alur tulisan yang berada pada ponselnya.

PANITIA ㅡ kdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang