27. Pre-final

1.9K 319 23
                                    

❝ Nanti, ada saatnya cerita akan selesai dan perlahan akan menjawab setiap pertanyaan yang ada dipikiran kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nanti, ada saatnya cerita akan selesai dan perlahan akan menjawab setiap pertanyaan yang ada dipikiran kalian. ❞
T.














Doyoung menyampirkan tasnya kesamping dan menutup pintu mobilnya. Disampingnya, terdapat Jeffrey yang juga baru turun dari mobil dan menenteng tasnya ditangan kanannya sambil menutup pintu dengan tangan kirinya.

"Gaya lo kayak orang tajir, Doy." Kekehan Jeffrey membuat Doyoung kesal dan melirik mobil hitam Jeffrey yang sepertinya baru saja dibeli. Doyoung berdecak dan menggelengkan kepalanya karna temannya yang tidak tahu diri itu.

Doyoung mengalungkan tangannya pada leher Jeffrey dan mengubahnya menjadi head lock. Membuat yang Jeffrey yang lehernya dicekik Doyoung memukul pelan perut Doyoung, membuat Doyoung melepaskan tangannya.

Sebenarnya ada cerita lucu mengapa Doyoung membawa mobil padahal SIM A pun belum ia genggam. Alasannya karna sang ayah lebih menyukai mengendarai motor dari pada mobil. Alhasil, Doyoung yang membawa mobil dan ayahnya lah yang mengendarai motor miliknya. Katanya, mengendarai mobil di kota membuatnya sampai kantor lebih lama dan mengharuskannya datang lebih pagi. Doyoung juga saat itu sudah protes, namun ayahnya tidak mendengarnya dan alhasil dia yang mengendarai mobil dan ayahnya yang mengendarai motor.

"Tumben anak jepang ngga numpang." Ucap Doyoung sambil memasukan kedua tangannya ke saku dan berjalan beriringan dengan Jeffrey.

Jeffrey berdeham. "Siapa anak jepang?"

Doyoung memutar bola matanya, Jeffrey ini memang kalau pagi kadang membuat orang naik darahnya. Kalau kata Jeffrey pagi hari harus semangat. Semangat membuat orang kesal.

"Winwin."

Jeffrey mengangguk. "Oh, Winwin naik motor."

Doyoung menyikut lengan Jeffrey. "Gue pukul lo ya."

Jeffrey hanya terkekeh. "Ngurus passport. Paling siang baru dateng."

Doyoung mengangguk setelah puas dengan jawaban yang diberikan Jeffrey.  Sampai mereka melewati area parkir motor dan Doyoung menatap seorang perempuan yang turun dari motor sambil mendumel dengan seorang laki-laki yang selalu bersamanya.

Mata Doyoung mengekori setiap pergerakan perempuan tersebut sampai penglihatannya tidak sanggup lagi mengikutinya karna tubuhnya menghilang, berbaur dengan siswa siswi lainnya. Ia mengingat kejadian kemarin, harusnya kemarin ia bisa bersama dengan perempuan tersebut.

"John, bawa mobil aja makanya." Suara Jeffrey membuat Doyoung tersadar dari lamunannya dan membuat ia mengalihkan penglihatannya pada Jeffrey dan Johnny yang sudah ada beberapa langkah dihadapannya.

PANITIA ㅡ kdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang