O9. Curiga

2.4K 371 42
                                    

Curiga adalah (perasaan) kurang percaya atau sangsi terhadap kebenaran atau kejujuran seseorang (takut dikhianati dan sebagainya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Curiga adalah (perasaan) kurang percaya atau sangsi terhadap kebenaran atau kejujuran seseorang (takut dikhianati dan sebagainya).

***

Dara menatap kearah Haidar, Jeno, Nana dan Radit yang duduk termenung pada tempatnya. Dara yang baru datang berjalan dengan pelan melewati bangku ke empat temannya itu. Menatap mereka curiga. Pasalnya jam sekarang menunjukan pukul tujuh yang artinya masih ada lima belas menit lagi untuk bel masuk berbunyi.

Sedikit informasi bahwa keempat orang yang sedang duduk termenung itu biasanya akan datang lima menit sebelum bel masuk, itu juga sudah paling cepat. Sekarang, apa yang sedang Dara lihat? Haidar Chandrawan, Jaeson Reinaldo, Jeno Pramudya Sahlan, dan Raditya Cakrawangsa sudah duduk diam di tempatnya dengan rapih.

Dilihatnya Zahra, teman sebangkunya, menyambutnya dengan senyum saat ia sudah duduk dibangkunya. Dara membalas sapaan Zahra dengan senyum mengembang dan membiarkan empat sekawan itu melihatnya dengan datar.

Dara mendekatkan dirinya ke arah temannya itu, "udah dari tadi?" Bisiknya sambil melirik keempat orang tersebut disebrang.

Zahra tersenyum miris, mengerti siapa yang dimaksud oleh Dara. Zahra mengangguk dan tentu saja Dara terkejut. "Siapa duluan?"

"Mereka udah datang duluan sebelum aku."

Oke fakta baru. Mereka berempat bahkan datang lebih dulu dibandingkan Zahra yang rajin.

"HAH?" Pekik Nuri, Lia dan Yuqi yang bisa ditebak mereka terkejut melihat empat sekawan, sama seperti Dara dan Zahra.

Dara sedikit meringis mendengar pekikkan keras itu. Yang tambah membuatnya meringis adalah keempat sekawan itu sama sekali tidak bergeming. Hanya menatap Nuri, Lia dan Yuqi sebentar.

"Kaㅡkalian siapa?" Ujar Nuri terbata sambil berjalan kearah meja Haidar dan Radit.

"Kalian mau nyerupain empat teman gila gue ya! Iya? Jawab!" Yuqi berbicara sambil menggoyangkan badan Nana karna Nana hanya menunduk enggan menjawab pertanyaan aneh dari temannya.

"Eh ini gue mimpi ya?" Gumam Lia. Lia menatap Zahra dan Dara, "mereka kenapa?" Ucapnya sambil menghampiri Dara dan Zahra.

Baik Dara maupun Zahra hanya menggeleng, "pas gue dateng juga sama, udah begitu bentukannya." Jawab Dara.

"Wah fix sih ini, kerasukan mereka." Ucap Nuri sambil menepuk kening Haidar, tidak, bukan menepuk, karna suaranya sangat keras, itu artinya memukul.

"Ah! Sakit! Gila ya lo!" Ucap Haidar sambil mengelus keningnya yang memerah akibat pukulan Nuri.

"Nah udah sadar kan lo. Tinggal yang lain nih." Ucapnya sambil bersiap-siap memukul yang lain. Tentu saja, Nana, Radit dan Jeno langsung menutup kening mereka masing-masing.

PANITIA ㅡ kdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang