O5. Perdana

3K 433 31
                                    

Punya temen laknat, harus tetap disyukuri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Punya temen laknat, harus tetap disyukuri. Ngga apa-apa, yang penting membantu dalam dana.
ㅡDara untuk semua.



Jam istirahat ini sungguh membuat Dara kesal sekaligus kelelahan. Pasalnya hari ini adalah hari pertama ia danusan alias berjualan. Dan sialnya anggota danusannya ada saja alasan untuk tidak bisa ikut membantu. Skill marketingnya sangat buruk.

Dara mengangkat kantung yang berisi cemilan kecil ke atas mejanya. Membuat Zahra dan teman-teman yang disekeliling Dara tersenyum kikuk. Tidak beli tapi tidak enak karna teman. Tapi jika ingin belipun sedang tidak ingin.

Ia menatap penuh kantung yang berisi makanan itu. Memikirkan bagaimana caranya jualan itu habis terjual hari ini.

Tangannya yang kiri ia julurkan ketika ekor matanya melihat sesosok orang yang mendekat dan hampir berbalik meninggalkannya kalau saja Dara tak menarik bajunya.

"Aduduh, Dar." Pekiknya.

Terdengar kekehan dari yang lain. Dara mengangkat kepalanya dengan horor membuat orang yang ditatap mengusap tangannya merasakan bulu kuduknya berdiri.

"Iya beli iya." Pasrahnya. Tangan kanannya menjulur mengkode untuk memberinya uang. "Loh barang dulu baru uang."

Dara menggeleng "goceng doang, ngga dikasih barang juga ngga masalah. Sekalian traktir kita." Mendengar ucapan Dara, setengah temannya itu bersorak dan menyetujui hal tersebut. Terang saja, siapa yang tidak ingin ditraktir bukan?

Orang itu menggeleng dengan mantap. Jelas tidak menyetujui pikiran tersebut.

"Malu sama jam dong, Haidar. Jam rolex gitu." Sahut Radit dan diangguki yang lain.

"Masih pagi nih masih pagi." Ya,⁰ orang itu Haidar. Haidar menepis tangan Dara dan merapikan baju seragamnya.

"Lagian masa panitia beli juga sih. Sama aja patungan itu mah." Gerutu Haidar dan diangguki oleh yang lain. Dara menatap tajam teman-temannya. Mengeluarkan ponselnya dan menunjukan room chatnya dengan Doyoung.

"Kak Doyoung yang bilang tuh." Ujar Dara dengan percaya dirinya dan segera menutup room chatnya dengan Doyoung.

"Doyoung?" Ulang yang lain tak percaya dan Dara mengangguk.

"Makanya ini beli nih." Sahut Dara.

"Eh beli dong beli!" Teriak Haidar dan Yuqi, mengalihkan topik. Kini kelas hanya tinggal beberapa orang. Apa yang bisa diharapkan? Dara mendengus kesal. Meruntuki setiap anggota yang harusnya bertugas hari ini.

Hari ini memang tugas volunteer yang danusan itupun harusnya didampingi Janu sebagai ketua. Tapi bagaimana Janu bisa mendampingi jika dia saja berbeda kelas dengan Dara.

"Keluar aja deh yuk. Disini percuma masa yang beli kelas kita aja." Usul Nana sambil menarik pelan Dara supaya bangun dari duduknya.

"Keluar duluan ya, disuruh kak Mark nih bagiin surat sama brosur sekarang mumpung istirahat." Sahut Alma yang sedari tadi memang sibuk dengan ponselnya.

PANITIA ㅡ kdy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang