❝ posisisnya dinyamanin dulu, asal jangan terlalu nyaman nanti ditinggalin, hehe. Mari ngeteh. ❞
Dara berjalan pelan menahan beban yang ada dipunggungnya. Demi apapun
ia kesal dengan guru yang menyusun jadwal pelajaran. Bagaimana bisa pelajaran hari Jumat buku-buku yang digunakan sangat tebal? Memang sih pulang lebih cepat, tapi buku yang digunakan ini mungkin jika ditimbang keseluruhannya bisa mencapai tiga kilo? Ah pokoknya sangat berat.Johnny melirik kearah belakang yang mendapati adiknya berjalan sangat lambat. Ia mendengus geli melihat adiknya kesusahan dan mengumpat sendirian.
"Cepetan, lama banget sih jalannya dek!" Gerutu Johnny yang sengaja menggoda Dara. Sedangkan Dara hanya mendelik dan tetap berjalan pelan serta tak lupa menghentakan kakinya. Kebiasaannya jika sedang kesal. "Jalannya yang cepet, dek!"
Dara melotot kearah Johnny dan Johnny hanya terkekeh melihatnya. Johnny bertingkah seperti ia sedang mengospek kembali Dara. Masih diingat betul saat itu Johnny mengerjainya sampai Dara mengadu pada orang tua mereka. Mana ada kakak yang mengerjai adiknya sendiri.
"Gue duluan ya cantik." Ucap Johnny yang memang sudah beberapa langkah didepan Dara. Dara hanya bergumam dan tentu Johnny tidak mendengarnya. Tanpa persetujuan pun memang Johnny akan tetap jalan lebih dulu ke kelasnya. Dari pada ia menunggu Dara yang berjalan layaknya kura-kura, lebih baik ia melangkahkan kakinya terlebih dulu. Lagi pula Dara memang sengaja untuk berjalan lebih lambat, karna ia tidak ingin bertemu dengan Doyoung setelah kejadian kemarin. Bahkan, pesan dari Doyoung tak ia jawab karna tak sanggup.
Sesampainya Johnny pada kelasnya ia duduk disamping Jeffrey kembali setelah kemarin permainan peran mereka telah usai. Tentu saja, teman yang kemarin menjelek-jelekan Doyoung langsung menjadi tidak enak dan merasa bersalah. Johnny melirik sinis kearah meja yang pernah ia duduki itu walau hanya beberapa hari.
"Tau ngga John, tadi si Rizky minta maaf sama Doyoung. Lo telat sih." Ucap Jeffrey ketika melihat Johnny yang sudah duduk kembali ke tempatnya. Johnny melihat kearah Jeffrey yang sedang membuka bungkus permen karetnya dengan penuh minat. "Lo tau sendiri Doyoung gimana. Dia cuma diem aja, terus digas sama Rizky sambil bawa-bawa lo." Jelas Jeffrey sambil memasukan permen karetnya ke mulutnya.
Johnny mengernyit tak terima. "Kok bawa-bawa gue?"
"Dia bilang lo yang ngomong jelek-jelekin Doyoung duluan. Katanya bukan salah dia sepenuhnya. Ketawa paling keras gue pas denger. Suasananya mencekam ngga ada yang berani ikut campur, gue ketawa sendiri kayak nonton komedi." Jelas Jeffrey sambil sesekali terkekeh menurutnya adegan yang ia lihat tadi sangat lucu.
"Ya kalo lu mah emang gila. Terus akhirnya?"
Jeffrey melirikan matanya pada Doyoung yang baru saja masuk dan kearah meja yang pernah diduduki Johnny itu. "Doyoung bilangㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
PANITIA ㅡ kdy ✔
Fanfic❝ Ra, selamat bergabung menjadi panitia Dies Natalis. ❞ ㅡ Doyoung. Disclaimer: • Semi baku • NCT lokal • Halu Started: April 2020 End: December 2020 [Revisi: March 2021] 15082020 #1 in Panitia 24012021 #1 in doyoungnct