❝ Serapat apapun bangkai ditutupi, baunya akan tetap tercium. ❞
"Bang Doy."
Suara seorang pria terdengar lesu ditelinga Doyoung. Doyoung hanya tersenyum kecil membuat seseorang itu merasa tidak enak padanya. Ia menggaruk tengkuknya dan menghela nafasnya pelan.
"Doy, tinggal dua minggu gimana? Sponsor belum ada yang ngehubungin."
"Maaf ya bang. Gue takut ngga ada yang ngasih nih."
"Ngga apa-apa, Mark. Masih ada waktu." Balas Doyoung dengan pelan. Jika boleh jujur, dia juga takut. Takut acara yang sudah ia dan teman-temannya rancang gagal atau bahkan tidak bisa di realisasikan.
Mark dan Doyoung kini tengah bingung bagaimana caranya dana harus terkumpul dalam kurun waktu dekat. Sedikit informasi, acara perlombaan untuk dies natalis sekolahnya tinggal dua minggu lagi. Sedangkan sponsor yang baru menghubungi mereka dan bersedia membantu baru dua.
Plan mereka banyak dan semuanya membutuhkan dana yang cukup besar. Dimulai dari acara besar terdekat mereka, fasilitas bagi penonton dan peserta, lalu hadiah yang akan diberikan kepada pemenang nantinya.
Saat ini Doyoung dan Mark tidak hanya berdua, ada Johnny, Jeffrey, Theo, dan Taeil yang berada pada lapangan basket indoor. Alasannya karna mereka membutuhkan tempat sunyi, apalagi karna Johnny, Jeffrey, Theo, Taeil, dan Doyoung sehabis melakukan ujian praktek olahraga. Jadi sebelum mereka selesai, mereka meminta kunci dan waktu untuk menempati lapangan alias menyewa tempat ini sebagai pribadi.
Mark semalam sudah mencurahkan isi hatinya. Bagaimana kegelisahannya dan ketakutannya jika sponsor belum ada yang datang pada mereka. Theo yang merasa bersalah takut proposal yang ia ketik ada kesalahan serta Johnny dan Jeffrey yang merutuki kebodohannya dengan acara yang mereka buat.
"Padahal gue udah nyari-nyari informasi yang gampang buat ngasih sponsor dan kata yang lain sih emang gampang, kok di kita malah ngga ya. Bahkan gue pake sponsor tahun lalu loh." Gumam Mark. Johnny menepuk-nepuk pundak Mark menyalurkan rasa semangat.
Mungkin diantara mereka, Mark lah yang merasa paling salah. Karna memang itu tugasnya.
"Kan kita juga setuju sama sponsornya. Inget yang milih sponsor semua anggota loh. Ngga usah ngerasa bersalah gitu lah." Hibur Theo.
"Gue bingung bilang sama anak-anak deh." Gumam Jeffrey dan membuat Doyoung melihat Jeffrey. Ia menggelengkan kepalanya.
"Jangan kasih tau."
"Loh? Doy, harus dong masalah ini mah. Lo berprinsip adanya keterbukaan loh, Doy." Balas Johnny. Menurut Johnny, ucapan dari Doyoung bukanlah hal baik. Bagaimana bisa masalah ini tidak diberi tahukan kepada anggota yang lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
PANITIA ㅡ kdy ✔
Fanfic❝ Ra, selamat bergabung menjadi panitia Dies Natalis. ❞ ㅡ Doyoung. Disclaimer: • Semi baku • NCT lokal • Halu Started: April 2020 End: December 2020 [Revisi: March 2021] 15082020 #1 in Panitia 24012021 #1 in doyoungnct