HAPPY READING
——————————✨
Sesampainya di parkiran, Cakra langsung memakai helm full facenya, cowok itu bergegas melajukan motornya. Begitu sampai di gerbang, satpam langsung mencegatnya. Cakra mengumpat di dalam batinnya.
"Bapak kalo gak minggir saya tabrak!"
"Ini sudah mau bel. Kamu mau ke mana?!"
"Saya ada urusan Pak! Cepat minggir!" Cakra berteriak.
"Gak boleh! Cepat kembali ke kelas kamu!"
Cakra memukul kuat tangki motornya. Ia memutar otaknya untuk mencari alasan yang logis agar bisa ke luar dari sekolah ini.
"Adik saya masuk rumah sakit Pak. Cuma saya satu-satunya keluarga yang ada di sini. Orang tua saya ada di luar kota." Katanya dramatis.
Satpam itu memicingkan matanya. "Kamu jangan coba-coba bohongi saya."
"Pak! Adik saya udah sekarat di rumah sakit! Dia butuh saya di sampingnya. Kenapa Bapak gak bisa ngertiin saya!" Cakra kembali berteriak.
Satpam tersebut nampak mulai mempercayai ucapan Cakra. "Ya sudah, kamu boleh pergi."
Tanpa mengucapkan terimakasih, Cakra langsung memacu motornya dengan kecepatan tinggi.
Sementara bu Zhet yang kebetulan tengah melintas di koridor nampak tak asing dengan postur tubuh siswa yang baru saja pergi. Bu Zhet yakin, itu adalah Cakra. Guru tersebut kemudian berjalan menghampiri satpam yang mengijinkan Cakra pergi.
"Itu murid saya kenapa Bapak ijinkan ke luar? Bukannya ini sudah bel?" Tanya bu Zhet begitu sampai di depan satpam.
"Adiknya sedang di rawat di rumah sakit. Katanya cuma dia keluarga yang ada di sini, orang tuanya juga di luar kota. Jadi saya ijinkan" jelas satpam tersebut.
"Adik? Dia anak tunggal Pak."
Satpam tersebut melongo tak percaya. "Wah, berarti saya ditipu."
Bu Zhet menggelengkan kepalanya. "Lain kali jangan biarkan dia pergi lagi Pak." satpam itu mengangguk sebagai jawaban.
Bu Zhet mengambil ponselnya yang berada di sakunya untuk memberitahukan pada papa Cakra atas kelakuannya. Bu Zhet memang dipercaya oleh Pandhu untuk mengawasi Cakra yang sering bolos.
***
Cakra menepikan motornya di tepi jalan, cowok itu mampir sebentar ke toko buah. Tak hanya itu cowok itu juga sempat membeli bubur di seberang jalan. Begitu selesai, Cakra langsung kembali ke motornya.
Kurang lebih lima belas menit perjalanan, akhirnya Cakra sampai di depan rumah Vani. Satpam rumah itu membuka gerbangnya.
"Cari siapa?" Tanyanya.
"Vani nya, ada?"
Satpam itu mengangguk. "Ada, maaf anda siapa?"
"Saya temennya."
"Non Vani sedang sakit. Ada keperluan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
C A K R A [SELESAI]✓
Novela Juvenil• REVISI • [ MEMBACA CERITA INI HARUS PUNYA STOK SABAR BERLEBIH ] Garis Cakra Dananjaya. Berawal ketika ia dan keempat sahabatnya dikeluarkan dari sekolah. Kemudian berpindah di sekolah baru berkat koneksi dari orang tuanya. Tanpa ia sangka, ia jatu...