Bab 48 : Penyesalan

3.9K 131 28
                                    

⚠️

[ Bisa sambil dengerin mulmed di atas ]

|H A P P Y × R E A D I N G|

🌟
✨✨

Vani langsung berlari masuk ketika telah sampai di rumahnya. Namun langkahnya nya mendadak terhenti ketika mendapati Zara, Bianca, dan juga keempat teman Cakra di ruang tamunya.

"Van—"

Vani tak menghiraukan panggilan Zara, ia langsung berlari menuju kamarnya. Yang harus ia lakukan sekarang adalah berkemas. Ia menarik satu koper yang berada di sudut kamarnya dan segera memasukkan bajunya yang berada di lemarinya secara asal.

Zara dan Bianca masuk ke dalam kamar Vani. Mereka mendapati Vani yang sedang berkemas. "Van! Lo mau ke mana?" Tanya Zara panik.

"Biarin gue pergi Ra" ucap Vani dengan suara seraknya karena terlalu lama menangis.

"Lo mau pergi ke mana Van?" Tanya Bianca.

"Gue mau nyusul Cakra ke Thailand"

Zara dan Bianca terkejut bukan main. "Van! Jangan gila lo! Kita bisa tunggu dia balik" ucap Zara tak habis pikir dengan Vani.

"Lo semua bisa tunggu dia balik. Tapi gue enggak"

"Van! Jangan nekat. Lo lihat keadaan lo, parah banget Van. Kita gak bakalan ijinin lo pergi" ucap Bianca untuk menahan Vani.

"Gue nggak butuh ijin dari lo semua, minggir!" Usir Vani dengan menggeser keduanya karena ia telah selesai berkemas.

Zara dan Bianca langsung mengejar Vani yang sudah berjalan ke luar dengan tergesa-gesa. "Van, gue mohon sama lo. Khawatirin kondisi lo sendiri dulu, lo gak bisa pergi dengan luka bengkak di lutut lo" ucap Zara

"Gue gak peduli Ra!" Ucap Vani kekeuh.

"Lo terlalu terburu-buru mengambil keputusan Van. Coba lo tenang dulu" ucap Bianca.

"Gimana gue bisa tenang Bi?! Sedangkan gue gak tau gimana pasti kabar cowok gue di sana!" Maki Vani dengan air mata yang masih menetes.

Keempat teman Cakra yang mendengar ribut-ribut di tangga pun segera menghampirinya.

"Lo mau ke mana bawa koper segala Van?" Tanya Eric begitu melihat koper yang berada di tangan Vani.

Vani tak membalas, ia kini menyingkirkan beberapa orang yang menghalangi jalannya.

"Van!" Teriak Zara dengan berlari mengejar Vani diikuti semua temannya.

Lestari yang baru saja kembali dari berbelanja kini menatap bingung putrinya yang membawa koper.

"Vani, kamu mau ke mana?"

Tangis Vani semakin pecah. "Bunda ... " Ucap Vani dengan berlari memeluk Lestari.

Lestari langsung mendekap putrinya, "Sayang, kenapa? Ada apa? Cerita sama Bunda"

"Bun ... Cakra, Bun .."

"Cakra kenapa?"

"Cakra kecelakaan, di-dia sekarang di bawa ke—" Vani tak sanggup melanjutkan kalimatnya, ini terlalu menyakitkan.

Lestari memegang wajah Vani seraya menghapus air mata putrinya. "Kamu mau susul dia?" Vani dengan cepat mengangguk.

"Pergi,"

Lestari mengerti perasaan putrinya, untuk itu ia mengijinkan putrinya untuk pergi. Vani langsung memeluk bundanya kembali. Lalu segera berpamitan untuk segera pergi.

C A K R A [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang