HAPPY READING
———————————✨
Vani terpaku pada wajah Cakra di depannya. Cewek itu kemudian langsung mendorong dada Cakra hingga laki-laki itu menjauh darinya begitu kesadarannya kembali. Rasanya Vani ingin meninju wajah tengil cowok di depannya ini sekarang juga.
"Gak sopan banget ya lo jadi orang!"
Bayu yang berada di dekat mereka langsung menimpali. "Hajar aja Van! Emang ngeselin tuh bocah!"
Keempat teman Cakra memang sedang kesal dengan Cakra akibat tindakannya yang kelewat bucin pada Vani. Keempatnya ingin sekali memutilasi Cakra mengingat drama yang baru saja cowok itu lakukan.
Mereka sudah sangat panik, ternyata semua itu hanya rekayasa. Kemudian bagaimana tadi mereka ingin mencekik cowok itu ketika Cakra menceritakan kejadian sebenarnya.
"Udah, bunuh aja sekalian. Ikhlas gue!" Teriak Fino.
"Pukul kepalanya sekalian biar otaknya normal!" Sambung Sadewa.
"Jangan kasih ampun pokoknya! Kalo perlu, tendang aja tuh masa depannya!" Pekik Eric emosi.
Cakra memutar malas bola matanya melihat teman-temannya. "Penonton diam deh!!"
Vani berdecak pelan. "Ngapain sih lo ke sini? Bikin rusuh aja. Pergi sana!" Vani langsung pergi setelah mengatakan itu.
Cakra menahannya. "La—"
Vani menyentaknya. "Apa lagi sih? Denger ya." Vani menarik kerah Cakra agar mendekat padanya. "Cepat pergi dari sini, sebelum gue buat malu lo di sini."
"Oh, ya?" Cakra melingkarkan tangannya di pinggang Vani. "Lo mau buat malu, atau mau adu kemesraan sama gue?"
Vani menyentak kasar kerah Cakra begitu mendengarnya. Cewek itu berusaha melepas tangan Cakra dari pinggangnya. "Lepas."
Bukan melepasnya, Cakra malah semakin erat. "Gue peringatin sekali lagi, lepas atau gue tonjok!"
Cakra terkekeh melihat wajah kesal Vani. Cowok itu bahkan tak mempedulikan tatapan di sekitarnya.
Ini benar-benar gila, Cakra sepertinya sudah lupa daratan. Jika ini di luar negeri, berpelukan di tempat umum tak masalah, tapi ini di Indonesia Bro! Apa kata netizen nanti?
Kesabaran Vani telah habis, cowok itu malah terkekeh membuat tangannya semakin mengepal.
"Kenapa diem, udah mulai nyaman?"
BUGH!
Vani sangat puas. Cewek itu baru saja menonjok Cakra hingga cowok itu melepaskan pelukannya. Tak membuang waktu lagi, Vani langsung berlalu begitu saja meninggalkan semua oang yang melongo melihat kelakuannya.
Fino meneguk ludahnya. Cowok itu menggelengkan kepalanya. "Gila, keren."
Cakra memegang pipi kanannya yang terasa ngilu. Cowok itu tak marah melainkan tersenyum. "Thanks buat hadiahnya La, gue suka!"
Bayu melongo tak percaya. "Cari kyai terdekat. Kita ruqyah Cakra sekarang juga!"
***
Setelah mengantarkan Pandhu ke kantornya, Dewa langsung kembali ke rumah, laki-laki itu sedang tidak mood untuk pergi ke kantornya. Dewa berjalan lesu menuju kamarnya.
"Lho, Papa udah pulang?" Lestari bertanya setelah melihat suaminya menaiki tangga.
"Iya, Papa sengaja pulang awal hari ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
C A K R A [SELESAI]✓
Teen Fiction• REVISI • [ MEMBACA CERITA INI HARUS PUNYA STOK SABAR BERLEBIH ] Garis Cakra Dananjaya. Berawal ketika ia dan keempat sahabatnya dikeluarkan dari sekolah. Kemudian berpindah di sekolah baru berkat koneksi dari orang tuanya. Tanpa ia sangka, ia jatu...