HAPPY READING
——————————✨
Cakra mengerutkan keningnya ketika tak mendapati Vani di depan gerbang. Cowok itu kemudian memanjangkan lehernya untuk mencari keberadaan Vani.
"Panas-panas gini malah ngajak petak umpet." Gumam Cakra seraya menjalankan motornya perlahan.
Cakra menyusuri jalan di sepanjang sekolahnya secara perlahan, namun cowok itu tak kunjung menemukannya. Cakra berpikir pasti Vani sudah pulang dengan taksi. Ia kemudian langsung menancap gasnya.
"Hufftt!" Vani membuang napasnya kasar. Cewek itu keluar dari tempat persembunyiannya setelah Cakra pergi.
Vani membersihkan seragamnya yang mungkin kotor karena bersembunyi di balik semak-semak.
"Woi!" Tepukan di pundaknya mengagetkannya. "Woi! Iya assalamualaikum!!" Latahnya.
"Waalaikumussalam."
Vani membalikkan badannya. Cewek itu mengernyit. "Ngapain lo di sini?" Vani menatap sekelilingnya. "Terus, motor lo mana?"
Rega memutar bola matanya malas. "Harusnya gue yang nanya sama lo." Rega menoyor kening Vani. "Ngapain lo di pinggir jalan gini? Oh gue tau, pasti lo mau ganti profesi asli lo kan? Jadi maskot beruang pinggir jalan." Selidik Rega dengan menyipitkan matanya.
Vani mendelik, cewek itu langsung menampol wajah Rega. "Mulut lo belum pernah di kasih sunlight ya."
"Pernah anjir! Tadi pagi sama Bunda, gara-gara gue keceplosan bilang bayi tetangga depan rumah kita yang baru lahir, mukanya mirip babi."
Mendengar itu, Vani refleks tertawa, begitu juga dengan Rega yang malah ikut tertawa.
"Eh sialan! Kita ketawa pinggir jalan gini malah kek orang gila anjir" ujar Rega setelah sadar tindakannya.
"Gara-gara lo bego!" Vani kembali menampol Rega.
"Lo juga anying!" Balas Rega dengan ikut menampol wajah Vani.
"Gak sopan lo sama Kakak!"
"Lo yang ngajarin!"
Vani memutar bola matanya jengah. "Ck! Udah deh. Cepetan ayo balik, mana motor lo?"
"Mogok. Noh," Rega menunjuk warung dekat sekolahnya.
"Terus kita baliknya gimana?"
"Gue sih, udah pesen taksi. Kalo lo, gue gak tau."
Tepat setelah Rega menyelesaikan kalimatnya, tibalah taksi di sampingnya. Tak membuang waktu, Rega segera masuk ke dalam taksi tersebut. Sementara Vani menatap Rega tak percaya.
"Rega! Gue gimana?"
"Lo ... " Rega menggantung kalimatnya membuat Vani geram. Cewek itu kemudian ikut masuk begitu saja ke dalam taksi yang Rega pesan.
"Kelamaan mikir lo!" Ketus Vani.
"Tau bisa masuk sendiri, kenapa pake nanya." Sewot Rega.
***
Empat cowok dengan tangan menyilang berdiri di depan pintu menghadang Cakra yang baru saja membuka pintu kamarnya. Cowok itu jelas kaget dengan keberadaan teman-temannya.
"Surprise? Tapi sorry, gue capek." Cakra menggeser tubuh Fino untuk ia lewat.
Sadewa menahannya membuat Cakra menaikkan alisnya. "Mau ke mana lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
C A K R A [SELESAI]✓
Dla nastolatków• REVISI • [ MEMBACA CERITA INI HARUS PUNYA STOK SABAR BERLEBIH ] Garis Cakra Dananjaya. Berawal ketika ia dan keempat sahabatnya dikeluarkan dari sekolah. Kemudian berpindah di sekolah baru berkat koneksi dari orang tuanya. Tanpa ia sangka, ia jatu...