HAPPY READING
——————————✨
Setelah turun dari wahana bianglala yang membuatnya hampir mati. Vani langsung memaki-maki Cakra tak keruan. Apalagi saat wahana itu berhenti ketika mereka sampai di paling atas, rasanya nyawa Vani seakan melayang saat itu juga.
"Jangan marah La. Gak lucu tau nggak, masa baru jadian udah marahan."
"Gak peduli!" Vani berjalan cepat meninggalkan Cakra.
Cakra mengacak rambutnya frustasi. Cowok itu mengejar Vani menyamakan langkahnya. "Kan emang gitu konsepnya La, tiap ada orang yang mau naik, pasti bianglala nya berhenti."
"Tapi kenapa berhentinya pas kita lagi di atas hah?!" Vani langsung berhenti dan menatap tajam Cakra.
"Ya .. mana gue tau"
Cakra tak habis dengan pacarnya ini. Apalagi ketika mengingat kejadian barusan. Cewek itu sempat ingin menendangnya jika bianglala yang mereka naiki tak kunjung berputar kembali. Padahal di bawah sedang ada penumpang yang ingin naik.
"Pokoknya itu salah lo!"
"Kok gue?"
"Ya lo lah. Kan lo yang ajak gue naik."
"Iya, maaf."
"Ogah! Maaf lo itu gak bisa bikin ketakutan gue ini ilang"
"Yaudah sini peluk, biar tenang"
"Najis banget, nggak!"
"Marah-marah terus, pms ya?"
"Enggak!" Vani berjalan meninggalkan Cakra.
"Kayaknya iya deh La." Cakra langsung melepas kemejanya dan langsung menalinya di pinggang cewek itu.
Beruntung Cakra masih mengenakan kaos dalam untuk menutupi tubuhnya. Buru-buru ia menarik Vani menuju mini market terdekat.
"Tunggu di sini." Cakra kemudian masuk ke dalam mini market.
Cakra tertegun ketika melihat banyak gadis di dalam mini market. Sial, ia harus pandai-pandai dalam menyelinap ke dalam rak pembalut.
Akhirnya, dengan kelincahannya cowok itu berhasil menyelinap ke deretan pembalut. Bola mata Cakra melebar melihatnya, ia bingung untuk memilihnya karena beraneka ragam jenis. "Anjing, yang mana nih"
Persetan! Cakra akan mengambil asal pembalut itu. Cowok itu menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan tidak ada yang melihatnya saat mengambil salah satu pembalut itu.
Satu, dua, tiga! Hitungnya dalam hati lalu mengambil pembalut secara acak dengan kilat. Cakra menghela napas lega ketika tak ada yang memergokinya.
Cakra tersenyum bangga melihatnya. Cowok itu langsung memutar badannya untuk pergi ke kasir. Tubuhnya mendadak tegang ketika dua gadis ternyata menangkap basah dirinya.
Buru-buru Cakra menyembunyikan pembalut itu di belakangnya. "Gu—gue kasih nomor hp gue, tapi lo berdua diem-diem aja."
Kedua gadis itu mengangguk antusias. Mereka langsung mengeluarkan ponselnya masing-masing.
Terpaksa Cakra menyebutkan digit angka nomornya. Cowok itu langsung pergi membayarnya setelah urusannya selesai.
Cakra berlari kecil menghampiri Vani yang sudah menunggunya. "Lama!"
"Banyak cewek tadi di dalem."
"Terus kenapa?"
"Malu."
KAMU SEDANG MEMBACA
C A K R A [SELESAI]✓
Novela Juvenil• REVISI • [ MEMBACA CERITA INI HARUS PUNYA STOK SABAR BERLEBIH ] Garis Cakra Dananjaya. Berawal ketika ia dan keempat sahabatnya dikeluarkan dari sekolah. Kemudian berpindah di sekolah baru berkat koneksi dari orang tuanya. Tanpa ia sangka, ia jatu...