HAPPY READING
——————————✨
Vani bahagia sekali hari ini, bukan karena jalan bersama Cakra ataupun bisa berbelanja banyak hari ini. Namun karena pengganggu dalam hidupnya itu mulai besok pasti tidak akan menampakkan batang hidungnya lagi ke hadapannya.
Cakra menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah Vani. Cewek itu langsung melepas seatbeltnya. "Makasih buat hari ini, lain kali belanjain gue lagi ya?" Cakra diam tak membalas.
Melihat itu Vani mengangkat bahunya acuh. Cewek itu langsung mengambil belanjaannya di kursi belakang kemudian turun dari mobil Cakra.
Vani hendak masuk ke dalam rumahnya, namun panggilan di belakangnya menghentikannya.
"La." Cakra keluar dari mobilnya.
"Ya?" Vani membalasnya dengan membalikkan tubuhnya.
Cakra menyandarkan tubuhnya di pintu mobil. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo."
Vani memasang telinganya baik-baik. Pasti cowok itu akan mengungkapkan keluh kesahnya dan akan menjauh darinya. Sungguh, Vani sangat menunggunya.
"Iya, ngomong aja"
Cakra tersenyum tipis " sering-sering belanja kaya tadi ya, gue suka."
"WHATT?!" Vani terkejut mendengarnya hingga menjatuhkan semua barang belanjaannya.
Apa Vani salah dengar? Ini sangat tidak sesuai dengan ekspetasinya.
"Kenapa La?"
"Tadi lo bilang gak suka sama cewek matre"
"Ya terus? Oh gue tau sekarang." Cakra menganggukkan kepalanya. "Lo sengaja belanja banyak itu biar gue jauhin lo gitu? Buat gue berpikir kalo lo itu cewek matre?"
Cakra terkekeh pelan. "Denger La, kalo pun lo beneran cewek matre sekalipun, gue tetep mau. Asal itu lo, bukan cewek lain"
Vani menatap datar Cakra. "Pergi lo."
Mood Vani hancur seketika. Cewek itu kemudian langsung masuk ke dalam rumahnya dengan membanting pintu.
"Belanjaannya La!"
Seketika pintu terbuka kembali menampilkan wajah Vani yang masih datar. "Lupa!" Ketusnya kemudian memunguti belanjaan lalu masuk kembali dengan membanting pintu.
Cakra menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu. "Gemes banget, pengen peluk. Tapi sayang, belum jadi pacar."
***
Hari senin, hari yang sangat Vani benci. Karena harus kembali lagi ke sekolah dan bertemu dengan angka-angka rumit yang sudah menjadi ciri khasnya di hari senin.
Sesampainya Vani di ambang pintu kelasnya, terlihat Zara dan Bianca tengah asik bercanda. Kedua cewek itu langsung terdiam ketika dirinya datang.
Vani melempar asal tasnya. "Ngaku! Lo berdua kan yang udah kirim pesan ke Cakra?!"
Zara dan Bianca saling pandang. "Enggak." Sahut mereka bersamaan.
"Udah deh, lo berdua ngaku aja"
"Emang ada bukti kalo kita yang ngelakuin itu?" Tanya Zara.
"Cctv kamar gue gak pernah bohong."
Mendengar itu keduanya langsung menyengir. "Abis lo di bangunin susah banget sih" bela Bianca.
"Ya tapi gak gitu juga bales dendamnya. Gak tau nasib gue kemarin apa"
KAMU SEDANG MEMBACA
C A K R A [SELESAI]✓
Jugendliteratur• REVISI • [ MEMBACA CERITA INI HARUS PUNYA STOK SABAR BERLEBIH ] Garis Cakra Dananjaya. Berawal ketika ia dan keempat sahabatnya dikeluarkan dari sekolah. Kemudian berpindah di sekolah baru berkat koneksi dari orang tuanya. Tanpa ia sangka, ia jatu...