Bab 26 : Hari Sial

1.6K 105 24
                                    

HAPPY READING
——————————


"Ya gak bisa gitu dong! Gue gak mau."

"Halo!" Vani menatap ponselnya yang sudah menampilkan layar berandanya kembali.

"Sial, dimatiin."

Vani melempar asal ponselnya. "Siapa coba yang udah lakuin ini"

Vani mencoba berpikir keras. "Kalo bunda gak mungkin, papa pasti juga enggak karena udah berangkat kerja. Terus siapa dong? Apa Rega? Ah iya. Pasti bocah tengil itu yang udah kerjain gue. Awas aja ya"

Vani menyibak selimutnya kasar, cewek itu kemudian berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya ke kesal menuju kamar Rega.

"REGA!!" Vani menggedor pintu kamar Rega tak sabaran.

"BUKA PINTUNYA REGA!!" sepertinya memang Rega pelakunya, terlihat dari pintu kamarnya yang terkunci. Pasti cowok itu sudah menguncinya dari dalam karena tahu dirinya akan menghampirinya.

"REGA!! BUKA PINTUNYA! CUPU LO!" Vani menendang kuat pintu tersebut.

Vani mengatur napasnya yang memburu. "Pasti ngumpet nih orangnya."

Vani mencoba kembali menggedor pintu kamar Rega. "REGA! BUKA GAK?!"

"Mau ngapain?"

Suara di belakangnya langsung membuat Vani menoleh. Cewek itu lalu meneliti pakaian yang Rega kenakan dari bawah hingga atas.

"Taktik lo boleh juga." Vani tersenyum miring.

Rega menaikkan satu alisnya bingung. "Apa sih, gajelas." Rega lalu menggeser tubuh Vani.

"Ck. Mau kemana lo?" Vani menahan lengan Rega.

Rega menepis tangan Vani. "Lo tuh kenapa sih? Waras dikit kenapa, masih pagi juga."

"Lo yang gak waras! Maksud lo apa ngirim pesan gak jelas di nomor orang gak dikenal di hp gue?!"

"Hah? Lo gak lihat gue abis pulang jogging?"

"Halah! Itu mah akal-akalan lo aja"

Rega memutar bola matanya malas. "Heh Ratu santet! Denger ya, gue gak ada waktu buat ladenin lo saat ini, gue capek. Dan ya, gue gak ngirim apa-apa di hp lo. Jadi, jangan nuduh kalo gak ada bukti."

"Terus kalo bukan lo siapa lagi hah?!"

"Ya mungkin temen-temen lo"

"Temen? Lo gila nuduh temen-temen gue segala."

"Ya lo lihat aja sana ke bawah."

Vani sedikit ragu dengan ucapan Rega, apa benar teman-temannya di sini. Vani langsung berlari menuruni tangga untuk memastikan.

Sesampainya di bawah, Vani tak menemukan siapa pun. Sial, sepertinya Rega menipunya. Pasti cowok itu kini tengah menertawai kebodohannya.

Di saat Vani akan melampiaskan amarahnya, bundanya datang menghampirinya. "Cari siapa Van?"

"Enggak Bun, gak cari siapa-siapa.."

"Kirain nyari temen kamu, mereka baru aja pamit pulang."

"Temen? Zara sama Bianca maksud bunda?!" Dewi mengangguk membuat Vani langsung berlari ke luar rumah tanpa alas kaki.

Cewek itu melihat mobil yang tak asing baginya baru keluar gerbang.

"BRENGSEK! JANGAN KABUR LO BERDUA! AWAS YA, TUNGGU PEMBALASAN GUE!!"

C A K R A [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang