Sudah dua hari, dan Seulgi hanya bisa tertawa melihat ponselnya.
Dimana setelah malam itu, Jimin benar-benar tak mau lagi dihubungi olehnya.
Selama dua hari ini, Seulgi rutin memberi Jimin pesan singkat seperti basa basi memberinya ucapan selamat pagi, siang, sore dan malam.
Semuanya tak dibalas oleh Jimin, namun Seulgi cukup merasa senang karena Jimin tak berakhir memblokir nomor ponselnya."Apa kau tak berniat mencari pasangan?"
Seulgi yang tengah sibuk mengerjakan beberapa berkas di atas meja kerjanya yang mewah hanya berdecih, mendengar suara saudara laki-lakinya bertanya soal pasangan.
"Untuk apa? Menikmati semua hasil kerjaku?"
Kang Daniel, pria yang sudah beristri itu tertawa.
Kemudian mengoreksi ucapan Seulgi bahwa perusahaan yang dipimpin oleh Seulgi saat ini adalah milik almarhum ayah mereka, Seulgi hanya beruntung bisa membuat perusahaan yang awalnya tak dikenal ini menjadi begitu ditakuti oleh banyak perusahaan."Ibu sudah berulang kali menyuruhku bertanya soal dirimu, apa yang harus aku sampaikan padanya?"
Seulgi akhirnya menghentikan kegiatannya, dan mengalihkan seluruh fokusnya pada Daniel yang tengah sibuk juga membaca beberapa berkas yang sudah ia kerjakan.
Seulgi juga tahu, ibunya sering bertanya soal pasangan padanya.
Namun sampai saat ini, Seulgi masih menolak untuk menikah."Katakan padanya bahwa aku tidak akan menikah sampai kapanpun."
"Dasar gila, lalu mau kau berikan pada siapa nanti perusahaan ini?"
Daniel bukanlah orang yang haus harta, ia juga memilikinya perusahaan yang ia dirikan sendiri.
Perusahaan kecil yang menjadi besar atas bantuan Seulgi, jadi ia tau diri untuk tidak memiliki niat mengambil perusahaan milik Seulgi, walaupun pada dasarnya perusahaan itu adalah warisan ayah mereka."Entahlah, aku akan mengadopsi anak mungkin."
"Ibu berencana menjodohkanmu, datang ke rumah nanti malam."
Setelah mengatakan itu, Daniel lalu pergi dari ruangan megah Seulgi.
Meninggalkan sang adik yang hanya bisa menghela napas mendengar Ibunya, kembali berniat menjodohkannya.----
"Dasar bodoh, seharusnya kau mau saja!"
Yeri terus saja memarahi Jimin, pasalnya anak itu telah menolak Seulgi yang sudah berbaik hati memperlakukannya seperti simpanan berharga.
Namun Jimin kembali memarahi Yeri, bahwa ia tak mau diperlakukan seperti gadis oleh gadis lainnya."Kau tak berhak memarahiku saat kau makan saja dari uangku!"
Jimin akhirnya diam, memakan sarapannya dengan merengek.
Hari ini Jimin tak lagi punya uang simpanan, dua hari yang lalu ia memutuskan untuk menjual 3 pasang baju yang diberikan oleh Seulgi kemudian menghabiskan uang hasil jualannya dengan berfoya-foya bersama teman-teman alumni SMP-nya.Jadi setelah ia reunian dengan alumni SMA-nya berita bahwa ia bekerja di Kang Company menyebar dengan luas, membuat teman-teman alumni SMP-nya mendadak ingin reunian sehari setelah ia menyuruh Seulgi untuk tidak lagi menghubunginya.
"Aku akan mencari pekerjaan."
"Siapa yang mau menerimamu sebagai pekerja tanpa pengalaman apapun!" Yeri kembali berteriak, menyuruh Jimin untuk tutup mulut dan cepat menghabiskan sarapannya.
"Jimin-ssi?"
Jimin dan Yeri jelas terlonjak kaget, pasalnya suara Seulgi tiba-tiba saja muncul dibelakang Yeri.
Gadis itu bahkan dengan cepat berdiri dari duduknya, entah karena Jimin dan Yeri terlalu fokus pada obrolan mereka atau memang Seulgi adalah setan berwujud manusia, keduanya sama sama tak menyadari kedatangan Seulgi.