Malam itu juga, Jimin dibawa pulang oleh Seulgi.
Mayat Taeyong dan Taeil ia serahkan pada anak buahnya sedangkan ia pergi ke rumahnya yang berada dekat pada hutan.
Untuk sementara, Seulgi memilih untuk hidup bersama Jimin disana.
Selain ingin menghindari Ye-ji yang memiliki kemungkinan akan terus mengganggunya mengingat Jimin ditangannya, Seulgi juga ingin berpikir lebih tenang tentang rencananya ke depan.
Bagaimana cara agar ia dan Jimin tak diganggu Ye-ji, dan menjalani kehidupan normal seperti dulu.
Perusahaan bahkan Seulgi serahkan sementara kepada Daniel, tidak lupa ia juga mengatur saham perusahaannya untuk diberikan sebagian kepada Nyonya Min.
Seulgi hanya ingin melanjutkan hal yang biasanya Yoongi lakukan untuk ibunya, yaitu membahagiakan ibu tunggal tersebut yang kini benar-benar hidup sendiri setelah kepergian Yoongi."Seulgi?"
Seulgi dengan cepat tersadar dari lamunannya, ia langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Jimin yang terlihat lemah berbaring di ranjang.
Jimin mengeluh dengan suara paraunya jika ia tidak bisa tidur, Seulgi lalu memposisikan diri untuk berbaring disamping sang kekasih, kemudian membawanya ke dalam pelukan.
Jimin sudah terlihat lebih bersih daripada saat ia disekap di gubuk Taehyung, pakaian kotornya sudah diganti oleh Seulgi dengan piyama bebek kesukaannya."Maafkan aku," gumam Jimin semakin masuk ke dalam pelukan Seulgi.
Lebih lanjut, si manis menjelaskan bahwa jika ia saat itu menolak ajakan Ye-ji untuk menginap, jika saja ia tak langsung percaya pada Taehyung ini semua mungkin tidak terjadi.
Terlebih kematian Yoongi membuat Jimin kembali menangis sembari terus meminta maaf di dada Seulgi.
Rasanya belum lama Jimin tadi akhirnya berhenti menangis dengan alasan akan pergi tidur, tapi 30 menit berlalu kesayangan Seulgi itu kembali tak bisa menahan rasa kesedihannya atas kematian Yoongi."Ini bukan salahmu," ucap Seulgi.
Sebagai seseorang yang menjadi satu-satunya sekarang untuk menjaga Jimin, Seulgi harus lebih kuat agar si manis juga ikut kuat.
Seulgi eratkan pelukannya pada Jimin, kepala dengan rambut halus itupun tak luput dari kecupannya yang bertubi-tubi.
Lalu bisikan-bisikan memenangkan Seulgi berikan pada telinga Jimin.
Keinginan Yoongi begitu sederhana, ia ingin hidup bersama bertiga dan menjalankan kehidupan normal lagi.
Lalu Jimin harus lebih kuat untuk mewujudkan impian Yoongi.
Mereka harus tetap hidup dan melewati setiap cobaan yang akan datang dimasa depan."Kau mengerti, sayang?"
Jimin menganggukkan kepalanya berulang kali bersamaan dengan tangisnya yang kembali berhenti, dan kini ia benar-benar berakhir tertidur di dalam pelukan Seulgi.
.
.
.Seperti biasanya, Seulgi bangun lebih awal.
Dia berencana untuk memasak sarapan dan makan bersama Jimin di kamar.
Jimin masih terlalu lemah untuk turun dari ranjang.
Seulgi kembali mengingat bagaimana berantakannya Jimin kemarin malam, dan ia dibuat murka saat memandikan Jimin dimana tubuh kesayanganya itu penuh dengan luka lebam dan kissmark dibeberapa titik.
Taeyong dan Taeil sudah berhasil ia habisi, sedikitnya ia merasa puas karena sudah membalas kematian Yoongi dengan kematian juga.
Tapi mengingat Taehyung yang berhasil kabur langsung mengingatkan Seulgi untuk tidak berpuas diri lebih awal.
Seulgi harus mendapatkan Taehyung dan membalas perbuatannya, dimana kematian Yoongi dan tersiksanya Jimin dimulai darinya.Jimin terlihat sedang duduk bersandar di ranjangnya, tatapannya lurus pada jendela kamar yang memperlihatkan pemandangan hutan.
Namun senyumnya langsung melebar saat melihat Seulgi masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan sarapan.
Sebuah kecupan Seulgi berikan pada kening Jimin lalu mulai sibuk menyiapkan meja yang bisa disimpan di atas ranjang."Bagaimana tidurmu?" Tanya Seulgi dengan senyumannya.
"Cukup baik," jawab Jimin lalu berterimakasih untuk sarapan yang sudah disiapkan oleh Seulgi.
