Pagi-pagi sekali Jimin terlihat sudah sibuk di dapur, sendirian dengan gumamannya tentang betapa sulitnya memasak.
Matahari bahkan belum terlihat menampakkan diri, tapi suara kompor yang dinyalakan membuat Jimin terlihat seperti pria kecil yang sudah terbiasa bangun pagi.
Sembari menuangkan sedikit minyak ke atas wajan, wajahnya yang masih serba bengkak dengan rambut lucunya berantakan terlihat fokus pada ponsel dengan cahaya yang terlalu terang.
Bibirnya berkomat-kamit membaca resep masakan yang ia baca di google."Bawang putih dan bawang Merah."
Jimin panik, wajannya sudah mengeluarkan asap sanking panasnya dan Jimin bahkan belum melakukan apa apa, bawang putih dan bawang merahnya masih belum Jimin temukan.
Jadi, Jimin mematikan terlebih dulu kompornya kemudian menghabiskan waktu hampir 5 menit untuk menemukan bawang merah dan bawang putih beserta talenan juga pisaunya."Iris tipis? Maksudnya potong-potong kecil, kan? Benar." Bertanya sendiri menjawab sendiri, Jimin melakukannya berulang kali dengan mulut sesekali terbuka menunjukkan bahwa ia sebenernya masih setengah mengantuk, ia juga lupa tidak pergi mencuci wajah terlebih dahulu, semangat memasaknya membuat ia terlihat sangat menggemaskan.
"Jimin?"
Sang koki utama terlihat menuruni tangga dengan langkah yang awalnya buru-buru menjadi lambat diakhir, gadis itu panik tak merasakan Jimin dipelukannya bahkan juga tak ia temukan di pelukan Yoongi yang masih tertidur pulas oleh pekerjaannya yang sampai larut malam.
Helaan napas lega Seulgi terdengar cukup keras, melepaskan semua rasa khawatirnya kemudian tersenyum gemas melihat Jimin yang terlihat fokus pada ponsel dan bawang putih yang masih belum selesai ia kupas.
Seulgi lalu memutuskan untuk berjalan semakin cepat sembari mengikat rambutnya, ia bersiap untuk membantu sang kekasih yang sepertinya sedang berusaha membuat sarapan."Ini terlalu pagi untukmu bangun, sayang."
Seulgi langsung memeluk pinggang ramping Jimin kemudian menarik rahang si manis untuk mendapatkan ciuman selamat pagi, ciuman singkat yang di akhiri oleh kecupan dikening Jimin.
Jimin lalu menjelaskan tentang keinginannya untuk membuat sarapan, ia bahkan menolak bantuan Seulgi sebelum kekasihnya itu menawarkan diri."Kau berencana akan mengerjakan semuanya sendirian?"
"Huum, kau pergi mandi saja sana." Jimin mengusir Seulgi dengan percaya diri, ia terlihat bangga bisa mengiris bawang putih tanpa bantuan Seulgi.
Seulgi bukannya pergi mandi, ia malah menarik kursi meja makan kemudian duduk disana untuk memperhatikan Jimin dengan lebih nyaman.
Jimin yang seperti ini terlalu sayang untuk ia lewatkan, dan Yoongi sangat ia sayangkan karena tak kunjung bangun kemudian ikut bergabung dengan momen manis ini."Kau terlihat seperti seorang ahli."
Jimin bersemu malu, kedua pipinya memerah dengan senyum mengembang.
Seulgi terus saja memuji apapun hal kecil yang ia lakukan sekarang, dan untuk berterima kasih atas pujiannya Jimin menyempatkan diri untuk mendekat pada Seulgi kemudian mengecup bibir Seulgi beberapa kali.
.
.
.Hari ini Yoongi tak memiliki kesibukan sepadat kemarin, jadi ia menyempatkan diri untuk mengantarkan Seulgi ke perusahaan, sedangkan si manis kesayangan mereka berdua sudah pergi ke pertemuannya dengan Yeri.
"Aku penasaran tentang Hwasa."
Seulgi hanya menjawab jika gadis itu adalah pekerja keras yang pintar menangkap semua perintahnya dengan baik.
Yoongi sebenarnya lebih penasaran seperti apa Hwasa dalam bekerja sampai sampai Jimin cemburu dan mengeluh padanya."Aku baru pertama kali melihatnya cemburu seperti itu, manis."
Yoongi tertawa kecil, ia setuju dengan itu.
Jimin yang cemburu sangat menggemaskan dengan cerita yang dilebih-lebihkan untuk membuatnya terlihat semakin menyedihkan, Yoongi harap ia juga akan dicemburui oleh Jimin membuat Seulgi hanya mendengus kemudian menyadarkan Yoongi bahwa ia adalah pria yang tak punya kenalan untuk membuat Jimin cemburu.