Daniel harusnya berpikir lebih panjang, Seulgi tak semudah yang terlihat, terkadang keberuntungan akan memihaknya, kemudian Seulgi menggunakan keberuntungan itu dengan sangat baik.
Contoh saja Daniel, Seulgi mana pernah memiliki kecurigaan bahwa sang kakak ingin merebut apa yang dia miliki, tapi keberuntungan berada dipihaknya, kebusukan Daniel tak sengaja ia temukan dalam ponsel Hwasa, percakapan panjang tentang rencana mengotori namanya.
Seulgi berdiri tepat didepan Daniel yang tak bisa melakukan apapun selain berteriak meminta sang adik untuk melepaskan tangannya.
Karena sungguh, itu pasti menyakitkan dengan kedua tangan tergantung di atas langit-langit juga kaki yang tak menyentuh lantai."Oppa, kau berpikir aku akan mudah dijatuhkan?"
Untuk pertama kalinya, Daniel dipanggil sebegitu sopannya oleh Seulgi.
Wanita itu tersenyum menyeringai lalu menaikan satu alisnya menunggu jawaban sang kakak."Aku memegang semua aibmu Kang Seulgi, bertingkah gegabah artinya kau tamat."
Oh apakah Daniel sekarang mendirikan usaha badut juga? Seulgi cukup terhibur dengan lelucon yang dikeluarkannya, tawanya lepas terdengar menyeramkan, menertawakan ancaman Daniel yang sepertinya akan sangat berbahaya, kan?
"Oppa, kau serius ingin melawanku?" Kali ini Seulgi memegangi sebatang rokok yang baru saja dinyalakan.
Seulgi sebenarnya bukan perokok pasif, ia menghisapnya dikala stres saja.
Seulgi kembali mengikis jarak antara ia dan Daniel, kemudian bertanya sekali lagi apa benar kakaknya ini berani melawannya."Aku bahkan bisa menghancurkan Yoongi dengan informasi yang aku punya, bukankah aku beruntung?"
Seulgi terlihat terdiam sekarang, jarinya dengan perlahan memasukan rokok tersebut ke dalam mulutnya kemudian menghisapnya sembari menatap Daniel yang terlihat babak belur, ia di hajar oleh para anak buahnya karena terus memberontak.
"Tidakkah kau berpikir?" Tanya Seulgi, menghembuskan asap rokoknya tepat didepan wajah Daniel.
"Mau pikir aku tidak berani untuk melenyapkan nyawamu?" Tanya Seulgi lagi, terdengar lebih menyeramkan dari ancaman Daniel.
Seulgi berbisik pada Daniel bahwa ia adalah Kang Seulgi, membunuh Daniel adalah hal kecil karena sungguh, tak pernah ada rasa ikatan batin antara ia dan sang kakak.
Seulgi bisa menyuap para polisi dan mayat Daniel akan disemayamkan dengan hormat."Kau pikir aku memberikan pelajaran terhadap Hwasa dan Eunwoo tanpa mempersiapkan apapun?"
"Buat dia memilih untuk mati saja atau memilih hidup di bawah kakiku."
Seulgi lalu meninggalkan Daniel yang terus berteriak memakinya, kemudian teriakan makian itu digantikan oleh teriakan kesakitan dan rintihan karena para anak buah Seulgi kini mulai memukulinya.
.
.
.Daripada disebut hutan, sebenarnya tempat ini lebih bagus di sebut sebagai taman yang megah.
Jika dilihat dari atas memang terlihat seperti hutan yang penuh oleh pohon pohon besar, namun saat dilewati seperti ini, Jimin bisa melihat betapa luasnya hutan ini seperti lapangan bola yang memiliki pohon besar disetiap sudutnya.
Yoongi sudah sangat lama tak kemari, bahkan tidak banyak orang yang mengetahui bahwa ia memiliki tempat seperti ini, ibunya pun tidak tahu.
Tapi Yoongi pastikan bahwa rumahnya tidak akan menjadi tempat pembunuhan yang dilakukan Seulgi."Kenapa kita tidak tinggal disini saja?" Tanya Jimin sembari memegangi beberapa tangkai bunga yang berbeda dikepalan tangannya yang hampir tertutup oleh lengan baju piyamanya.
"Cukup berbahaya jika di musim hujan ataupun salju, jadi lebih baik kita kemari untuk menikmati pemandangan saja," jelas Yoongi sembari membantu Jimin memetik sebuah bunga yang terlalu tinggi untuk si mungil gapai.