04.

3.3K 169 0
                                    

Seulgi memutuskan untuk pulang ke rumah ibunya, setelah dua hari memilih bermalam di perusahaannya.
Kakinya yang jenjang melangkah dengan santai memasuki rumah yang sepi itu, namun ia menghentikan langkahnya saat melihat cermin tak jauh dari ruang tamu, Seulgi dengan anggun memperhatikan penampilannya di cermin, kemudian ia kembali melangkah memasuki ruang tamu dimana ternyata Kakak dan Ibunya sedang berkumpul disana bersama 2 orang asing.
Tidak juga, Seulgi mengenal jelas satu dari 2 orang asing tersebut.

"Akhirnya kau pulang." Nyonya Kang dan tentunya semua orang yang ada di sana menyambut kedatangan Seulgi.
Mereka berdiri kemudian kembali duduk setelah melihat Seulgi duduk, seolah Seulgi adalah yang paling patut untuk dihormati.

"Pertemuan ini untuk perjodohan?"

Nyonya Kang menganggukkan kepalanya, ia tahu anak bungsunya ini tak pernah suka basa-basi.

"Kau mengenalnya, bukan? Dia adalah temanmu sejak kau masuk TK," ucap Nyonya Kang memperkenalkan seorang pria dengan wajah datar duduk tepat dihadapan keduanya.

"Tentu saja Seulgi mengenalnya, mereka berpisah sejak Yoongi aku kuliahkan di Amerika," timpal seorang wanita yang mungkin umurnya tak jauh dari Nyonya Kang.

"Mereka berpacaran saat sekolah menengah atas." Daniel hanya tertawa kecil, melihat Pria dengan nama Min Yoongi itu menatapnya tajam, bersamaan dengan adik kecilnya yang juga kini melayangkan tatapan yang sama.

"Apa? Itu benar, kan?" Tanya Daniel dengan bahu terangkat acuh.

"Apa kau menerima perjodohan ini?" Tanya Yoongi, jelas pada Seulgi.
Keduanya memiliki kepribadian yang sama, yaitu tak suka basa-basi.

"Bisakah aku berbicara empat mana dengannya?"

Walaupun masih terkejut oleh fakta bahwa kedua anak mereka pernah berpacaran, ibu dari Yoongi, Nyonya Kang, dan Daniel memutuskan untuk pergi dari ruang tamu sesuai keinginan Seulgi.
Seulgi mengambil gelas berisi minuman, yang ternyata sudah dibuatkan untuknya bahkan ketika ia tak berjanji akan datang hari ini ke rumah.

"Apa kau menerimanya?" Tanya Seulgi, setelah meneguk sedikit minuman berwarna merah itu.

"Aku menerima perjodohan ini," ucap Yoongi dengan tenang.

Seulgi menaikan satu alisnya, meminta Yoongi untuk menjelaskan alasannya.

"Bukan karena masih mencintaimu, tapi karena aku perlu namamu untuk perusahaan-ku."

Seulgi tertawa, tawa pertama tahun ini yang ia keluarkan untuk lelucon Yoongi.

"Padahal aku masih mencintaimu," gumam Seulgi. Kemudian kepalanya mengangguk dan meminum lagi minumannya.

"Aku juga akan menerima perjodohan ini," sambung Seulgi membuat Yoongi terkejut sedikit, semudah ini?

"Tapi aku memiliki banyak peraturan yang mesti keluarga dan tentu saja dirimu patuhi."

"Apa itu?" Tanya Yoongi.

Seulgi hanya tersenyum kecil, kemudian berdiri dari duduknya dan berpindah mendekati Yoongi.

"Biarkan aku memberitahumu satu persatu," ucap Seulgi tepat didepan wajah Yoongi.
.
.
.
.

Sudah hampir 3 hari Jimin lagi dan lagi kembali mendekam di dalam apartemennya yang usang.
Walaupun kini ia bisa makan makanan mahal, namun tetap saja ia merasa gelisah.
Pasalnya, Seulgi mulai susah dihubungi sejak kemarin, tiba-tiba saja Jimin takut diabaikan olehnya.
Entahlah, Jimin merasa takut jika Seulgi membuangnya setelah ia bertekuk lutut untuk menjadi kekasihnya.

"Kenapa dia tak menghubungiku?"

Jimin terus berulang kali melihat ponselnya, setelah hari dimana ia bertemu dengan Jungkook di Perusahaan, Seulgi tak lagi menghubunginya.
Jimin yang tak pernah lebih dulu menghubungi Seulgi, kini mencoba menghubungi sang kekasih.
Tidak berlebihan, hanya menanyakan kabar.

Babyboy ||Seulmin X YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang