"Kau akan bekerja?"
Jimin menganggukkan kepalanya sembari memakan apel yang tersedia di meja makan, Seulgi yang terlihat sudah rapi dengan pakaian kantornya hanya menghela napas melihat Jimin yang masih berantakan dengan pajama longgar dan lehernya yang penuh oleh tanda merah.
Seulgi mengangkat dagu Jimin, kemudian mengumpat menyadari bahwa Yoongi tak menyisakan tempat sedikitpun dileher Jimin untuk ia beri tanda juga."Dimana kalian semalam melakukan ini, hem?" Tanya Seulgi, mengelus rahang Jimin yang sejak Seulgi mengangkat dagunya ia berhenti mengunyah.
"Tidak kemana-mana, setelah aku membeli apel ini semalam kita langsung pulang."
Jimin menjawabnya dengan lancar, semalam sehabis Jimin digagahi Yoongi memberi Jimin ide untuk membeli Apel sebagai alasan mengapa Jimin ingin pergi keluar sendiri, Jimin semalam yang sangat kelelahan hanya mengangguk saja menyetujui ide Yoongi.
"Kalian melakukannya di mobil?"
Jimin bersemu seketika, bagaimana bisa Seulgi menebak dengan sangat tepat seperti itu.
Seulgi yang menyadari Jimin langsung salah tingkah setelah tebakannya hanya tertawa kecil, ia kesal pada Yoongi tapi melihat Jimin yang menggemaskan seperti ini jadi hilang semua rasa kesalnya."Kau suka?"
"Jiminie sepertinya sangat bergairah saat bermain ditempat yang sempit."
Yoongi muncul dari kamar dengan pakaian rapi, kemudian bergabung dengan pembicaraan kotor itu.
Jimin tentu saja merengek, ia tidak seperti itu walaupun semalam sebenarnya ia merasa bahwa itu adalah sex paling hebat setelah sex pertamanya dengan Seulgi."Sepertinya aku harus pergi lebih dulu." Seulgi memotong obrolan hangat itu begitu saja.
Setelah Seulgi mengatakan bahwa ia akan memanggil Pak Lee untuk mengantarkan Jimin ke kantor, Seulgi langsung menarik wajah Jimin untuk mendapatkan ciuman selamat pagi dan ucapan selamat tinggalnya.
Jimin terlihat menikmati dengan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Seulgi, kepalanya mendongak menikmati lumatan demi lumatan yang diberikan oleh Seulgi."Jangan terlalu siang ke kantornya, oke?" Seulgi menarik wajahnya kemudian tersenyum melihat bibir bengkak Jimin di pagi hari.
"Aku ingin melakukan sex denganmu ditempat sempit juga," sambung Seulgi.
Jimin kembali bersemu dan merengek, namun Seulgi dan Yoongi jelas menganggapnya sangat menggemaskan.
Setelah Seulgi pergi Yoongi kini menatap Jimin dengan lapar, Seulgi sangat ahli dalam berciuman dan bibir Jimin yang memiliki daya tarik sedari awal menjadi semakin menarik sekarang."Kau sangat menikmatinya semalam, kau keluar dengan tubuh bergetar hebat."
"Hyuuuung~"
Yoongi hanya tertawa melihat kekasih mungilnya terus merengek seperti ini, dia lalu bangkit dari duduknya, dan seperti Seulgi ia meminta ciuman selamat pagi dan selamat tinggal pada Jimin.
Namun Yoongi tak hanya mencium bibir Jimin, tangannya dengan nakal melepaskan beberapa kancing pajama Jimin kemudian menarik dan memelintir satu dari dua puting Jimin, membuat si mungil tersentak karena terkejut."Kita akan bertemu di kantor Seulgi sore nanti."
Yoongi lalu pergi meninggalkan Jimin setelah ia kecup untuk terakhir kalinya bibir bengkak itu.
Jimin hanya tersenyum lemah sembari melambaikan tangannya pada Yoongi."Astaga, sulit sekali memiliki dua kekasih yang gampang sekali horny," gumam Jimin sembari mengancingkan kembali beberapa kancing pajamanya.
.
.
.