Seulgi menaikan satu alisnya, memperhatikan Jimin berjalan memasuki gedung perusahaan dengan seorang pria disampingnya.
Seulgi yang kebetulan tengah berkeliaran di beberapa ruangan divisi, dengan cepat menyerahkan beberapa berkas di tangannya pada sang sekretaris, ia perlu fokus pada kekasihnya yang kini tengah mengobrol dengan pria yang belum ia ketahui identitasnya."Jimin?"
Jungkook dan Jimin menolehkan kepalanya pada Seulgi yang berjalan menghampiri mereka, Jungkook dengan cepat membungkukkan tubuhnya pada Seulgi, yang hanya direspon anggukan kepala dari kekasih Jimin itu.
"Selamat sore ketua Kang, namaku Jeon Jungkook."
Seulgi menaikan satu alisnya, kenapa pria ini tiba-tiba memperkenalkan dirinya seperti ini?
"Ah, aku baru saja mendapatkan informasi bahwa aku sudah diterima bekerja di perusahaanmu, aku di perbolehkan masuk mulai besok pagi."
Seulgi hanya ber-oh ria, sesungguhnya ia tak pernah tau perusahaan mendapatkan pekerjaan baru atau mengeluarkan pekerja lama, perusahaannya terlalu besar hingga ada tim yang mengurus hal semacam itu.
Seulgi kembali menatap Jimin, menunggu sang kekasih buka suara."Kau sudah selesai dengan acara reuninya?" Tanya Seulgi.
"Dan kau? Kenapa bisa bersama Jimin?"
"Dia-"
"Aku adalah teman sesama alumni SMA-nya, Jimin mengatakan ia harus segera kembali ke perusahaan, jadi aku mengantarnya."
Lagi-lagi, Jungkook yang menjelaskannya dan Jimin hanya diam sibuk memainkan ujung lengan bajunya yang terlalu panjang.
"Ah, benar. Jimin punya banyak pekerjaan," Seulgi kemudian mengalihkan tatapannya pada Jungkook, kemudian melebarkan senyumnya.
"Jangan sampai datang terlambat dihari pertamamu," ucap Seulgi yang dijawab 'ya' dengan begitu semangat dari Jungkook.
"Baiklah, aku pergi dulu Jim."
Jimin hanya menganggukkan kepalanya singkat, sembari bergumam untuk menyampaikan maafnya pada yang lain tentang ia yang tak bisa berlama-lama di restoran.
"Jangan khawatir, mereka pasti mengerti orang sibuk Sepertimu." jungkook mengangkat satu tangannya, kemudian mengacak surai Jimin dengan gemasnya.
Seulgi menggigit bibir bawahnya menahan rasa kesal, dengan kedua tangan menyilang di dada ia terus perhatikan tingkah Jungkook yang terus saja menyentuh Jiminnya.
"Selamat malam, ketua Kang. Aku pamit pulang." Jungkook kali ini benar-benar pergi, meninggalkan Jimin dan Seulgi yang saling diam dengan perasaan yang berbeda.
---
"Aku tidak apa-apa datang kesini?"
Jimin terlihat ragu-ragu, tangannya terus ditarik oleh Seulgi agar melangkah lebih cepat.
Perusahaan terlihat agak sepi, walaupun ada beberapa pekerja yang lalu lalang.
Dimana Jimin akan dengan paksa melepaskan tangan Seulgi setiap kali keduanya berpapasan dengan seseorang."Aku adalah pemilik perusahaan ini, kenapa seseorang harus melarangmu?"
Seulgi sudah sampai didepan pintu ruangannya, setelah ia dan Jimin masuk baru ia lepaskan pegangan tangannya yang kuat pada pergelangan tangan sang kekasih.
Seulgi baru sadar, bahwa ia masih banyak memiliki pekerjaan.
Jadi, setelah membawa Jimin untuk menemaninya bekerja walaupun tadi Jimin sempat menolak berulang kali mengatakan bahwa ia akan pulang dengan bus, Seulgi kembali bekerja di mejanya yang besar dan penuh oleh berkas bekas penting.
Sedangkan Jimin, ia terlihat melupakan keinginannya untuk pulang dan terlihat sibuk melihat interior ruangan Seulgi yang terlihat lebih mewah.