30

980 89 26
                                    

Park Jimin terbangun di sebuah kamar yang begitu sempit dan kotor, luka pada lengannya  ternyata sudah diberi perban yang layak.
Beruntungnya, Jimin kali ini tak diikat seperti saat berada di gedung tengah hutan dulu, walaupun sama sama disekap.
Kamar ini terlalu buruk untuk memiliki tembok kedap suara layaknya kamar Seulgi dan kamar Ye-ji.
Jimin bisa mendengar suara-suara orang mengobrol dan suara televisi dari luar kamar.
Bahkan, suara mobil berlalu lalang pun bisa Jimin dengar.
Menyadari bahwa kemungkinan besar ia kali ini disekap di pinggir jalan raya, Jimin dengan semangat berjalan kesana-kemari untuk mencari celah agar ia bisa melarikan diri.
Sayangnya, semua jendela yang berada di kamar ini seperti sengaja ditambah penutup lagi, membuat Jimin sulit untuk sekedar melihat keadaan diluar kamar.

Lalu, suara pintu dibuka dengan kasar membuat Jimin terkejut.
Muncul seorang pria dengan senyum aneh membawa nampan berisi sarapan.

"Kenapa aku harus diberi tugas untuk memberimu makan." Pria itu mengeluh sembari menyimpan dengan kasar nampan tersebut ke atas nakas.

Melihat Jimin yang terpojok dengan wajah ketakutan membuat pria itu sepertinya ingin bersenang-senang.
Jimin yang terlihat semakin panik dan takut ketika ia melangkah mendekat membuat pria itu tertawa sangat keras, ia merasa seperti boa yang ditakuti banyak orang sekarang.
Tapi walaupun begitu, Jimin mencoba memberanikan diri menanyakan alasan kenapa dia dibawa kesini.
Pria itu kini tepat berada di depannya.

"Mana aku tahu, kau akan dijadikan jalang mungkin."

Pria itu menatap Jimin begitu intens, tubuh Jimin terlihat bersih, lengkap dengan wajah cantik.
Jadi mungkin saja Taehyung membawanya kesini untuk dijual atau dijadikan budak pemuas nafsu.
Pria itu lalu dengan kurang ajar mencoba menyentuh Jimin, dan ketika Jimin memberontak hanya tawa mengerikan yang diberikannya.

"Ayolah, cepat atau lambat kau akan tetap telanjang dengan penis di pantatmu."

"Menjauh dariku!" Teriak Jimin mencoba lepas dari kungkungan pria tersebut yang kini sudah berhasil memasukkan satu tangannya ke dalam sweater Jimin.

"Taeyong!"

Untung saja tingkah kurang ajar pria yang dipanggil Taeyong itu dihentikan oleh seseorang yang juga ada didalam rumah kecil ini.
Pria itu lalu menarik Taeyong dari tubuh Jimin lalu mengingatkannya bahwa Taehyung akan membunuhnya jika menyentuh Jimin.

"Dia lebih berharga dari nyawamu," ucap pria tersebut sembari mendorong Taeyong untuk keluar dari kamar Jimin.

Jimin mencoba untuk kembali tenang setelah kepergian dua orang pria yang tak ia kenal itu.
Tapi, pria yang menyelematkannya itu lupa untuk menutup kembali pintu kamarnya, jadi Jimin secara pelan-pelan mencoba mendekati pintu kamarnya dan melihat bagaimana ruang tengah yang langsung menghadap ke pintu keluar itu terlihat lebih bercahaya karena jendela disana dibuka begitu lebar.
Keadaan ruangan itu penuh dengan sampah botol alkohol dan puntung rokok.
Tapi fokusnya kini benar-benar pada jalanan diluar jendela, begitu banyak tokok berjajar walaupun tak ada banyak orang berlalu lalang, hanya ada beberapa mobil yang lewat.

"Selamat pagi dan selamat datang sekilas berita.
Kabar duka datang dari perusahaan Min Corp.
Min Yoongi, CEO Min Corp sekaligus suami dari pengusaha ternama Kang Seulgi dikabarkan meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit tengah malam tadi, sebuah penyerangan tak terduga terjadi di jln Myeongdong dan...."

Jimin menahan napasnya selama berita di televisi itu menayangkan Seulgi yang diserbu para awak media saat keluar dari rumah sakit.
Kekasihnya itu terlihat sangat pucat saat memasuki mobilnya.
Jimin lalu terjatuh tepat didepan pintu, kakinya tiba-tiba lemas saat melihat wajah Yoongi yang tersenyum diberi bingkaian bunga.

Babyboy ||Seulmin X YoonminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang