"Kau menyukai Jimin, kan?"
Yoongi menolehkan kepalanya dengan cepat pada Seulgi.
Bulan baru saja muncul, dan Jimin yang masih tertidur setelah kegiatan panas tadi ditinggalkan oleh Seulgi dan Yoongi untuk mengobrol di balkon hotel.
Hujan sebenarnya sudah reda, tapi Seulgi yang tak mau mengganggu istirahat sang kekasih memilih untuk menginap disini saja."Iya, tapi karena dia kekasihmu aku sedang dalam masa mencoba memendamnya."
Seulgi tertawa mendengar pengakuan jujur Yoongi, lalu meledeknya bahwa kemungkinan besar Yoongi akan semakin susah memendam perasaannya setelah dibiarkan merasakan lubang ketat Jimin.
Yoongi juga membalas dengan tawaan, lega rasanya karena Seulgi tak membencinya setelah mengetahui bahwa dirinya menyimpan perasaan pada Jimin."Jika Jimin memang menyukaimu juga, akan aku biarkan ia menjadi setengah milikmu."
Yoongi jelas terkejut.
Seulgi selama ini selalu bersikap overprotektif pada Jimin, seolah tak membiarkan siapapun menatap Jimin apalagi menyentuh ya."Karena aku sangat mempercayaimu dan aku yakin bahwa suatu saat aku perlu seseorang yang lebih kuat untuk melindungi Jimin."
Yoongi lalu meminum bir miliknya, kemudian dengan suara pelan ia tak bisa berbuat apapun jika ternyata Jimin tak mau menerimanya sebagai orang kedua sesuai saran Seulgi.
"Jimin tak sesusah seperti yang kau pikirkan untuk didekati," hibur Seulgi sembari mengangkat kaleng birnya, bersulang untuk Yoongi yang akan menjadi bagian dalam hubungannya bersama Jimin.
.
.
."Baiklah, aku akan pulang hari ini."
"Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri."
Jimin masih tertidur, seolah terganggu oleh suara Seulgi yang tengah menelpon dengan suara cukup keras, Jimin yang tadinya terlentang berubah menjadi menyamping membuat Yoongi yang sudah rapi dengan perlahan mengusap wajah cantik Jimin.
Sinar matahari pagi yang menembus jendela hotel ini membuat Jimin terlihat cantik dengan lehernya yang penuh oleh kissmark."Ugh." Jimin mengerang, kali ini ia terganggu oleh sinar matahari.
Kemudian, ia semakin mendekatkan tubuhnya pada Yoongi dengan bahu terekspos bebas.Sadar jika tubuh yang kini dipeluknya berbeda dari biasanya, Jimin dengan perlahan membuka kedua matanya bersamaan dengan kepalanya yang terangkat untuk melihat Yoongi.
Setelah menyadari lagi bahwa yang dipeluknya adalah Yoongi, Jimin dengan terkejut langsung memundurkan tubuhnya, tapi belum jauh ia menghindar dari suami Seulgi itu, pinggangnya sudah ditarik oleh Yoongi untuk kembali mendekat."Y-Yoongi-ssi." Terdengar sangat terkejut, kedua mata sipit itu terus menatap Yoongi dengan pupil mata bergerak kesana-kemari.
"Kau tangani sebentar sampai aku kembali, idiot."
Seulgi lalu menoleh pada ranjang, dan ia tersenyum melihat Jimin yang sudah bangun dan kini berada didalam dekapan Yoongi.
Ia lalu perlahan mendekati ranjang, kemudian mengecup kening Jimin sebelum akhirnya ia kembali sibuk dengan ponselnya.
Jimin kembali terkejut dengan tingkah laku Seulgi, kenapa ia tidak marah melihatnya berada dalam pelukan Yoongi."Semalam aku dan Seulgi mengobrol banyak hal saat kau tertidur setelah kegiatan panas kita."
Jimin langsung bersemu saat Yoongi menyebutkan malam panas itu, ia bahkan baru sadar bahwa tubuhnya hanya terbalut oleh selimut sekarang.
"Jimin-ah, aku menyukaimu."
Tanpa basa-basi dan dengan senyuman lebar diwajahnya, Yoongi langsung menyatakan cintanya kemudian menarik pinggang Jimin untuk semakin mendekat.