Jisoo melepas sepatunya lalu berjalan lesu menuju dapur dan segera meneguk air yang diambilnya dari dalam lemari pendingin. Ia meneguk air itu sampai habis lalu mengatur nafasnya perlahan.
"Jangan marah-marah, aku tidak bermaksud apapun"
Jinyoung keluar dari kamarnya.
Ya. Jisoo sekarang sedang berada di apartemen kekasihnya. Tadi saat Jisoo sedikit berdebat dengan Suho, Jinyoung tiba-tiba langsung masuk begitu saja kedalam ruangan Jisoo. Tak ada pesan atau panggilan telepon darinya, tiba-tiba saja Jinyoung mendatangi Jisoo dikantornya. Belum lagi, Jinyoung langsung menatap tajam Suho dan menutupi Jisoo dengan tubuh nya.
"Seharusnya aku yang marah padamu. Kenapa kau menyembunyikan semua nya? Kau tau seberbahaya apa jika berurusan dengan paman mu itu? Kenapa kau seperti tak menganggap ku Jisoo-ssi?" Luap sudah amarah Jinyoung malam ini.
2 hari yang lalu, tidak sengaja Jinyoung menemukan sebuah amplop coklat untuk Ayah nya dari Jisoo. Didalam amplop itu berisi surat permintaan menjadi saksi dalam proses pengadilan gugatan yang Jisoo ajukan. Jinyoung tak habis pikir pada kekasihnya itu. Ayah nya terlibat tapi Jisoo tak memberitahu nya. Awalnya Jinyoung sangat marah pada Jisoo dan Ayahnya, tapi setelah dijelaskan oleh sang Ayah. Amarah Jinyoung meluruh, dan baru hari ini dirinya dapat menemui Jisoo karena kesibukan pekerjaan nya.
"Mianhae" Jisoo baru dapat mengeluarkan suaranya.
Wajahnya ia tundukkan tak berani menatap mata yang tersirat amarah pada Jinyoung. Jisoo paling tidak bisa melihat Jinyoung bersedih ataupun marah. Karena jika Jisoo sampai melihat hal itu, artinya ia gagal menjadi kekasih yang baik untuk Jinyoung.
"Kau baru saja bilang seberbahaya apa aku mengurus kasus ini. Karena itu aku tidak ingin kau terlibat. Aku tidak ingin kau menjadi pelampiasan penjahat itu. Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa. Aku minta maaf"
Tanpa menunggu suara Jinyoung kembali terdengar, Jisoo segera memasuki kamar yang biasa ia gunakan di apartemen Jinyoung.
***
Jiwon, Tan, Suho, dan Hae Joon sedang bertemu di U's Holdings Company.
"Tuan Park, terimakasih sudah mau datang." Ucap Jiwon pada Park Hae Joon, ayah dari kekasih adik nya.
"Tidak masalah Kim Jiwon-ssi, Selagi saya masih bisa membantu akan saya bantu. Saya juga sudah menganggap Jisoo bagian dari keluarga kami" balas nya.
Jiwon segera meminta Tan untuk memulai. Jiwon serahkan semuanya pada Tan, karena Tan yang memang mengetahui masalah nya dari awal. Juga Tan lebih mengerti mengenai masalah nya dibanding dirinya sendiri.
"Kejaksaan belum memulai penyelidikan kasus ini Rachel, mereka masih mengamati gugatan nya. Tapi aku akan usahakan agar sesegera mungkin kejaksaan melakukan penyelidikan minimal mengenai kasus suap nya."
Tan mengahadap Jiwon, memberitahu informasi nya pada Jiwon. Setelah itu Tan mulai menghadap pada kedua orang lainnya.
"Jika nanti Kejaksaan sudah memulai penyelidikan nya, kita diam dulu saja. Sudah kuhapus nama kita dalam daftar itu, jadi kita jika sudah mulai memasuki pengadilan barulah kita bersuara dan mengungkapkan kebenarannya." Lanjutnya.
Park Hae Joon mengangguk mengerti atas apa yang Tan jelaskan barusan. Berbeda dengan Suho yang masih memasang waja yang sulit diartikan menurut Tan juga Jiwon.
"Suho-ssi, apa ada yang ingin kau sampaikan?" Jiwon kembali bersuara.
Suho terlihat mengehela nafasnya sebelum mengeluarkan suaranya. "Apa kalian tidak memikirkan hal lain?"
Penyataan itu sontak membuat ketiga nya saling menatap bingung lalu seluruh mata mengarahkan pada Suho dengan tatapan tanya.
"Bagaimana jika dia membayar Jaksa? Bukankah mudah untuk nya melakukan itu? Jika iya, maka dia akan bebas dan mencari siapa yang sudah mengusik nya? Apa kalian tidak memikirkan hal itu? Keselamatan Jisoo akan sangat terancam sampai Tuan Kim Young Min benar-benar masuk ke pengadilan, aku benar-benar memikirkan keselamatan karyawan ku." Jelasnya.
Suho menyimpan sebuah ketakutan di pikiran nya saat Tan dan Jisoo meminta dirinya untuk mengakui keterlibatan nya dengan Kim Young Min, juga permintaan nya untuk menjadi saksi. Suho pernah mengalami ini semua, disaat ia membantu Irene menggugat orang ternama di Korea yang telah menghancurkan keluarga nya. Dan naas nya, Irene tak berhasil menyelesaikan kasus itu. Orang yang Irene gugat membayar Jaksa juga membayar preman untuk mencelakai Irene. Untung saja Suho setia menemani nya, jadi hal itu tak terjadi pada Irene. Dan kali ini, Suho harus kembali dalam masalah yang hampir sama.
Kim Young Min, bukanlah orang yang sembarangan. Namanya yang tak pernah terseret masalah akan membuat kesusahan bagi penggugat melaporkan nya. Belum lagi kaki tangan nya yang banyak bukan hanya akan mengganggu keselamatan Jisoo, melainkan keselamatan dua saudarinya yang lain serta orang-orang terdekat nya. Suho tau dan memikirkan hal itu.
***
Setelah bertemu dengan Tan, Suho, dan Hae Joon. Jiwon kembali kerumah nya. Iya. Rumah yang ia tempati selama 5tahun bersama kedua adiknya. Rumah peninggalan mendiang orangtua nya. 3tahun dirinya meninggalkan rumah ini, akhirnya Jiwon kembali menetap dirumah ini. Meninggalkan sang suami dirumah nya.
Bukan tanpa alasan Jiwon melakukan hal itu. Kalian ingat 2 hari lalu saat Ibu Chang Wook menemuinya dirumah? Dimana Ibu mertuanya itu meminta Jiwon dan Na Ri untuk meninggalkan Chang Wook. Dan Jiwon menuruti permintaan Ibu mertuanya itu. Ia menurut karena ingin mempertahankan pernikahan nya dengan Chang Wook. Jika dirinya tak mengalah, maka pernikahan nya lah yang akan terancam. Jiwon tak ingin hal itu terjadi.
Karena Chang Wook adalah satu-satunya laki-laki yang tak menilai Jiwon dari status sosial nya. Laki-laki itu tulus mencintai Jiwon sejak dirinya baru bekerja dengan Chang Wook.
Di Kota Yangyang, saat kantornya mengadakan acara gathering. Keduanya resmi berkencan. Di Kota Yangyang juga Chang Wook melamar Jiwon. Kembali di Kota Yangyang lagi, Jiwon dan Chang Wook menghabiskan waktu nya untuk berbulan madu. Kota Yangyang sangat penuh memori bagi keduanya. Ingin rasanya Jiwon tinggal di Kota itu, tapi apa daya. Pekerjaan sang suami yang berada di Seoul membuat nya tak bisa jauh.
Jiwon akui. Dulu saat dirinya menetapkan tanggal pernikahan dengan Chang Wook, Jiwon sama sekali tak memikirkan kedua adiknya. Ia hanya memikirkan betapa bahagianya Jiwon akan menikah dengan laki-laki yang dicintainya. Jiwon juga tak memikirkan tentangan dari keluarga Chang Wook. Karena yang terpenting untuk Jiwon saat itu adalah, Chang Wook mau menerimanya tanpa keterpaksaan. Keduanya memiliki hubungan karena memang saling suka.
Itulah mengapa sebabnya, Jiwon akan terus mempertahankan pernikahan walau tanpa restu dari keluarga sang suami. Jiwon tak akan meninggalkan Ji Chang Wook kecuali laki-laki itu yang meminta nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kim Sister's
FanfictionBercerita tentang Kim Jiwon yang harus berusaha untuk menghidupi kedua adiknya serta mempertahankan pernikahan nya dari ketidak restuan mertuanya. Dan Kim Jisoo yang berusaha membalaskan dendam atas apa yang terjadi pada orangtuanya dulu. 🥇Kim Jiwo...