Satu

429 43 3
                                    

Pagi hari di kediaman Kim terasa sepi seperti biasanya.

Jiwon tengah menyiapkan sarapan untuk kedua adiknya.

"Makan yang banyak" Jiwon menyendokkan nasi goreng lobak yang ia buat nya pada piring kedua adiknya.

Jisoo dengan tiba-tiba menyodorkan sebuah amplop ke arah Jiwon, dan diikuti tatapan heran Kakak nya.

"Apa ini?" Tanya Jiwon.

"Untuk bantu kebutuhan rumah, terserah mau kau apakan uang nya." Jawab Jisoo acuh, dan langsung menyantap sarapan masakan Kakak nya itu.

"Eonnie lalu jatah ku mana? Aku malu jika terus menerus memakan bekal yang Jiwon eonnie siapkan." Hyun Soo merengek menatap Jisoo agar Kakak nya itu memberikan sedikit uang nya untuk Hyun Soo.

Hyun Soo berbeda 5 tahun dengan Jisoo, dan berbeda 9 tahun dengan Jiwon.

"Hyunsoo-ya mianhae. Eonnie akan bekerja lebih keras lagi agar kau bisa mendapatkan bekal uang dariku hm"

"Aisshh, jika seperti ini aku merasa menyesal karena tak mengikuti Bibi Lee. Jika bersama mereka sudah ku pastikan aku tidak akan hidup susah." Hyun Soo melirik kedua Kakak nya dengan tatapan sinis.

"Yak! Kau memang tidak tahu terimakasih atau bagaimana? Jika memang ingin tinggal bersama keluarga itu silahkan, kau pergi. Tapi aku tidak akan mengizinkan mu untuk kembali kesini!" Jisoo sudah sangat kesal melihat kelakuan Adiknya yang selalu seperti ini jika keinginan nya tak terpenuhi.

Jisoo bangkit dari duduk nya, menyudahi kegiatan sarapan yang sebenarnya belum benar-benar selesai. Lalu pergi meninggalkan rumah nya.

Rumah yang ditinggalkan oleh kedua orangtua mereka untuk para anak-anaknya. Rumah sederhana yang biasa orangtua nya pakai ketika mereka sedang ingin bersembunyi dari keluarga besar Kim.

***

Jiwon memasuki sebuah gedung yang menjadi tempat kerjanya.

Ia bekerja di bagian call center; pengembangan sistem kontruksi di sebuah perusahaan arsitektur. Walau begitu, kehidupan nya selalu saja kekurangan. Karena ketika banyak nya pengeluaran yang harus ia keluarkan, tak ada pemasukan lainnya lagi. Sehingga seluruh gaji dirinya terkuras sudah hanya untuk keluarga nya.

"Selamat pagi" sapa Jiwon pada rekan-rekan kerjanya yang sudah ada. Dirinya memang selalu berusaha untuk ceria didepan semua orang, Jiwon tak suka jika ada orang yang menatap nya iba.

"Jiwon-ah, kau di panggil Ji Daepyonim keruangan nya."

Song Ha Yoon, 28 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Song Ha Yoon, 28 tahun. Ketua Tim Pengembangan Sistem Kontruksi Canggih.

Jiwon mengangguk lalu melangkah kan kakinya menuju ruangan CEO setelah menyimpan tas nya terlebih dahulu.

Tok tok tok.

Jiwon memasuki ruangan CEO yang memanggil nya tadi.

"Ne Daepyonim, ada yang bisa saya bantu? Ucap Jiwon.

The Kim Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang