Duapuluh Satu

130 19 0
                                    

Hari terus berganti. Sudah satu minggu sejak sang adik mengirimkan gugatan ke Kejaksaan tapi belum juga ada tanda-tanda penyelidikan. Jiwon terus berusaha berpikir positif. Mungkin kejaksaan masih memahami gugatan nya, pikir Jiwon.

"Eonnie, aku akan pulang telat hari ini"

Hyun Soo berjalan begitu saja melewati Jiwon dengan kepala tertunduk dan suara sendu nya.

Sudah beberapa hari ini adik bungsunya itu terlihat tak bersemangat seperti biasanya. Hyun Soo juga tak terlihat bermain dengan Nari, padahal Jiwon sudah menetap selama 5hari dirumah ini. Belum lagi Jisoo yang tak pulang 3 hari terakhir ini. Membuat Jiwon merasa kacau dan khawatir melihat keluarga nya sendiri

Jiwon gelengkan kepalanya, tak ingin ambil pusing. Masalah rumah tangga nya saja belum selesai, kenapa dirinya memikirkan hal lain lagi.

Setelah menyiapkan susu formula untuk putrinya, Jiwon berjalan ke kamarnya. Ia lihat putri kecilnya itu masih terlelap. Tak ingin mengganggu, membuka laptop nya mencari sesuatu yang dapat ia kerjakan. Dirinya sudah sangat bosan. Ingin pergi, namun teman-teman nya sibuk. Pergi berdua dengan sang anak, baru saja kemarin ia lakukan.

Terdengar suara pintu utama terbuka. Jiwon segera beranjak dari duduknya mematikan apakah Jisoo yang datang.

"Jisoo-ya, kau pulang? ..." Ucapan Jiwon terhenti ketika melihat siapa yang memasuki rumah nya.

Senyuman manis tercetak di wajah Jiwon, ia segera berlari dan memeluk sang suami. 5 hari tak bertemu suaminya membuat Jiwon merasa dirinya tak utuh. Jiwon mengeratkan pelukannya seakan tak ingin berpisah terlalu lama dengan Chang Wook, suaminya.

***

Jisoo menahan amarahnya, beberapa menit yang lalu ada seseorang tak dikenal mengirimkan pesan video padanya. Dan di video itu memperlihatkan adiknya yang diseret kesebuah ruangan. Dan yang membuat amarah Jisoo memuncak adalah, Adik dari Kekasihnya menampar pipi Adik bungsunya.

"Yak!! Kembali kan ponsel ku. Jinyoung-ah aisshh"

Jisoo berlarian memutari tubuh Jinyoung untuk mengambil ponselnya yang Jinyoung ambil. Bukan apa-apa, hanya saja jika ponsel Jisoo terbuka maka akan menampilkan video pembulian yang dilakukan Rosé terhadap Hyun Soo. Jisoo tak ingin kekasihnya melihat rekaman video itu.

"Video apa ini?" Gumam Jinyoung yang terus mengutak-atik ponsel Jisoo. Hingga beberapa detik kemudian, rahangnya mengeras serta matanya menampilkan sorot marah.

"Bisa kau beritahu berapa kali anak itu merundung adikmu?!"

Suara dingin nan tajam terdengar dari mulut Jinyoung, membuat Jisoo memejamkan matanya. Ia memundurkan posisinya agar tak terlalu dekat dengan Jinyoung.

"Jawab!!!"

Jisoo terkejut mendengar teriakkan serta bentakan dari kekasihnya. Sudah habis kesabaran Jinyoung. Laki-laki itu segera meninggalkan apartemen membuat Jisoo mau tidak mau harus segera mengejar Jisoo.

"Itu hanya untuk tugas mereka, adik ku hanya diminta bantuan. Kau tidak perlu khawatir hm?"

Jisoo berhasil mensejajarkan tubuhnya dengan Jinyoung sambil memegang tangan kekasihnya itu.

"Jinyoungie geumanhae. Na museowo" dengan suara sendu yang memang tak dibuat-buat membuat Jinyoung akhirnya menghentikan langkahnya. Ia membalikkan tubuhnya dan menatap Jisoo yang berada didepan nya beberapa senti.

Jisoo benar-benar terlihat ketakutan. Bahu nya bergetar namun tak ada air mata yang keluar. Segera Jinyoung mendekati Jisoo, namun tak disangka Jisoo malah memundurkan tubuhnya karena takut. Jinyoung tak menyerah, ia memperlebar langkahnya hingga berhasil menarik tubuh Jisoo dan memeluk nya. Jinyoung memeluk Jisoo sangat erat.

The Kim Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang