Tujuhbelas

121 19 0
                                    

Jiwon berlari dari minimarket dekat rumah nya untuk pulang, baru saja dirinya diberi kabar oleh pelayan rumah nya bahwa Nari tiba-tiba demam.

Nafas yang memburu ia netralkan setelah sampai didepan pintu kamar putri nya. Memang sedari kemarin nafsu makan Nari berubah menjadi berkurang, tapi putrinya itu tetap lincah seperti biasanya saat bermain. Dan hari ini, putri nya itu mengalami demam.

Jiwon membuka perlahan pintu kamar Nari, ia lihat putrinya yang sedang tertidur ditemani pelayan rumah.

"Apakah Nari sudah baik-baik saja?" Tanya Jiwon dengan nada sendu.

Pelayan rumah nya itu mengangguk, "Sedari tadi Nona Nari menangis , tapi saya sudah memberikan obat penurun panas yang biasa dipakai."

"Syukurlah, terimakasih. Kau bisa kembali bekerja" Jiwon mengambil alih kursi yang berada disamping tempat tidur putrinya. Ia genggam tangan Nari dengan mencoba menahan air mata yang ingin keluar. Jiwon selalu seperti ini jika putri nya tiba-tiba jatuh sakit. Hati Ibu mana yang tidak sakit melihat putri kecil nya sakit.

"Jangan menangis Nyonya Kim, jika anda menangis, Nona Nari juga akan ikut sedih. Kau harus menjadi Ibu yang kuat demi Nona kecil" ucap sang pelayan rumah pada majikannya.

Jiwon menoleh, ia dirinya memberikan senyuman lalu mengangguk pelan.

***

Hyun Soo berjalan menyusuri koridor saat mendengar sahabat nya pindah ke kampus tempat dirinya kuliah. Bahagia bukan main, karena akhirnya, dirinya tak akan sendiri lagi saat sedang tidak ada kelas. Begitu pikir nya.

"Soomin-ah!" Panggil Hyun Soo pada Jo Soomin, sahabat semasa sekolah menengah.

Yang dipanggil langsung berlari dan memeluk Hyun Soo erat. Ia juga rindu sahabat nya itu. Jika bukan karena beasiswa, dirinya tak akan pindah kampus.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Soomin setelah melepaskan pelukannya dengan Hyun Soo.

"Baik, seperti kau yang lihat" jawabnya disertai senyuman.

"Maaf, aku tidak ada disamping mu saat Ji Hyun Sunbae merundung mu. Aku sudah tahu semuanya tanpa kau cerita." Ujar Soomin yang merasa bersalah.

Hyun Soo menjawab dengan tertawa ringan, sahabat nya itu tak bersalah apapun tapi malah meminta maaf. Sangat lucu menurut Hyun Soo.

Hyun Soo segera menarik tangan Soomin dan berlari menuju taman belakang yang biasa dirinya gunakan untuk beristirahat dari segala kepenatannya. Ia ajak Soomin duduk di sebuah gazebo yang terdapat ditaman itu, Hyun Soo menghirup dalam-dalam udara yang masuk sambil memejamkan mata. Ini adalah ritual yang dirinya lakukan jika sedang lelah dengan keadaan nya. Soomin hanya melihat sahabatnya itu memejamkan matanya, ia tersenyum. Tersenyum haru melihat kekuatan Hyun Soo.

Dirinya tau jika Hyun Soo dirumah, akan menjadi adik yang manja dan sedikit menyebalkan. Tetapi jika diluar rumah, sahabat nya itu akan berubah. Menjadi gadis yang kuat, dan gadis yang sabar. Itulah yang Soomin ketahui mengenai Hyun Soo.

***

Jiwon terbangun dari tidurnya, ia tertidur dengan posisi duduk di samping ranjang putrinya. Ia lihat Nari yang masih tertidur, merasa tak kunjung reda demam nya. Jiwon berpikir untuk membawa Nari kerumah sakit.

Jiwon berlari keluar menuju kamarnya, ia ambil cardigan serta tas juga kunci mobil nya. Dan kembali menggendong putrinya yang dibalut dengan jaket tebal serta selimut.

Jiwon mengendarai mobilnya dengan cepat namun hati-hati. Ia masih dapat mengontrol emosi nya. Sesekali Jiwon melirik ke arah putrinya yang masih tertidur pulas lalu kembali mengalihkan pandangannya ke jalan. Hingga tak membutuhkan waktu lama, keduanya sampai di rumah sakit terdekat dengan rumah nya.

Jiwon keluar dari mobilnya dengan menggendong Nari dan berjalan cepat menuju UGD rumah sakit itu. Perawat mengarahkan Jiwon ketika melihat nya, lalu tak lama kemudian dokter datang memeriksa putrinya. Perasaan cemas kembali hadir, hingga membuat Jiwon lupa untuk memberitahu suaminya.

"Kim Jiwon-ssi?" Ucap salah satu dokter yang berada di UGD menyapa dengan ragu Jiwon.

Jiwon menoleh melihat siapa yang memanggil nya. "Ah Shin Hye-ssi, lama tidak bertemu" jawab Jiwon ketika mengetahui ternyata putri dari pemilik restoran yang pernah Jiwon kunjungi untuk bekerja paruh waktu.

"Siapa yang sakit?" Shin Hye kembali bertanya.

"Putriku, dia demam tiba-tiba tadi siang. Sudah diberikan obat penurun panas tapi tetap tidak ada perubahan." Jelas Jiwon.

Hingga tak lama Dokter kemudian menghampiri Jiwon, dan sedikit mengangguk melihat Shin Hye yang sedang berada didekat Jiwon.

"Putrimu tidak apa-apa, hanya demam biasa. Sepertinya karena cuaca juga yang sedang tidak baik, sehingga rentan terhadap imun anak-anak. Saya sudah memberikan obat penurun panas, dan kita tunggu sampai besok. Jika panas nya masih tetap, berarti putrimu harus dirawat. Kalau begitu saya permisi." Jelas dokter pada Jiwon.

Jiwon menghela nafasnya pelan, "Terimakasih Dokter" jawab nya pelan.

***

Chang Wook berlari dari parkiran rumah sakit menuju UGD, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah guna mencari Anak dan Istrinya.

Tadi, saat dirinya pulang dari bekerja. Pelayan rumah nya mengatakan bahwa putrinya demam dan dibawa Jiwon ke rumah sakit. Sudah hampir marah, tapi ia urungkan ketika melihat ponsel Jiwon yang terjatuh di kamar putrinya. Ia yakin, istrinya pasti cemas sehingga tak sadar ponsel nya jatuh.

Chang Wook berjalan kesudut ruangan UGD ketika sudah melihat Jiwon yang terkantuk-kantuk di samping ranjang putrinya.

Chang Wook semakin mendekati, ia usap lembut kepala Jiwon. Dirinya kemudian duduk di ranjang rumah sakit yang ditempati putrinya lalu meletakkan kepala Jiwon pada paha Chang Wook dan mengusap pelan. Sepertinya, istrinya itu benar-benar lelah. Sehingga tak sadar akan kehadiran Chang Wook.

Jam menunjukkan pukul 2 dini hari, Jiwon terbangun karena merasa sakit pada bagian lehernya, ia tiba-tiba mengadahkan kepalanya melihat sang suami yang tidur dengan posisi terduduk juga. Jiwon kemudian mencoba menepuk halus pipi Chang Wook untuk membangun kan suaminya itu.

"Mian. Jika kau lelah, pulang lah. Besok kau harus bekerja." Ucap Jiwon pelan.

Chang Wook malah tersenyum mendengar ucapan Jiwon, "Sudah, kau naik ke ranjang nya Nari. Disini masih cukup untuk kalian berdua tidur, aku akan tidur dikursi mu sekarang itu" jawab Chang Wook.

Jiwon menggeleng kan kepalanya, ia berdiri dari duduknya dan mengubah posisi dari yang duduk dikursi melainkan pindah duduk di ranjang, dan Jiwon mengalihkan Chang Wook agar suaminya duduk dikursi yang ditempati nya tadi. Setelah itu, ia posisikan kepala Chang Wook pada paha Jiwon dan mengusap nya.

"Aku sudah tidak mengantuk, kau besok harus bekerja. Maka tidurlah" ucap Jiwon pelan sambil masih mengusap lembut rambut suaminya.

Hingga tak terasa, disaat Chang Wook sudah benar-benar terlelap. Jiwon menumpahkan air mata yang ditahan nya sedari tadi. Dirinya akan merasa buruk jika menyangkut kondisi putrinya yang tidak baik-baik saja, ditambah sang suami yang setelah lelah bekerja masih memikirkan dirinya. Jiwon benar-benar dibuat sedih hari ini..

The Kim Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang