Duabelas

160 21 0
                                    

"Aku hanya akan menginap 2 hari, tidak lebih. Jika bukan karena kolega Appa, aku sangat malas untuk datang ketempat kontruksi." Ucap Chang Wook sambil mengancingkan kemeja nya.

Jiwon mendekat dan membantu suaminya memasakan kancing kemeja. Setelah selesai mereka menuju ruang makan dengan Nari dipangkuan sang Ayah.

"Aku akan pergi menemui Bona dan lainnya. Nari juga akan ku bawa, kebetulan tempat yang akan kami kunjungi memiliki daycare, jadi Nari akan bermain disitu selagi aku bersama teman-teman ku. Kau tidak perlu khawatir, aku akan selalu mengawasi Nari." Jelas Jiwon.

Bukan apa-apa, jika Jiwon tak memberitahu suaminya pun tak masalah. Tapi saat ini, Jiwon sedang dilanda kegusaran karena kedatangan Ibu mertuanya kemarin. Ia takut Ibu mertuanya mengirimkan mata-mata dan mengadu yang tidak-tidak pada suaminya. Ia tidak ingin hal itu terjadi lagi.

"Eoh pergilah, kau juga harus mempunyai waktu mu bersama teman-teman mu itu. Aku akan percaya pada mu tenang saja, bukankah Tan juga ada disana kan?" Jawab Chang Wook.

Jiwon hanya mengangguk, lalu menatap suaminya. "Ah aku tidak tahu, mungkin saja datang jika dia tidak sibuk."

Kali ini Chang Wook lah yang mengangguk sambil menghabiskan nasi goreng dan jus yang dibuat oleh istrinya.

***

Jiwon berjalan mendekati teman-teman nya yang sudah melambaikan tangan padanya, ia berjalan sambil menggendong Nari dengan senyuman manis terukir diwajahnya.

"Aigo Nari-yaa, you're so beautiful like your mom. Oh my good, come here baby." Seru Bona lalu mengambil alih Nari dari pangkuan Jiwon.

Ini kali keduanya Nari bertemu dengan teman-teman Ibunya. Dulu sewaktu Nari masih berumur 5 bulan, pertama kalinya Jiwon memperkenalkan Nari. Saat Nari lahir memang Jiwon sengaja tak ingin ada yang menjenguk dirinya dan juga Nari, sehingga teman-teman nya tak begitu mengetahui wajah putri kecil Jiwon seperti apa.

Jiwon hanya tersenyum melihat putrinya tertawa atas candaan yang diberikan Bona dan Myung Soo yang terdengar garing bagi orang dewasa namun terkesan lucu bagi anak-anak.

"Chang Wook jadi pergi ke Anyang?" Tanya Tan yang sedari tadi memperhatikan mantan tunangan nya itu dulu.

Iya. Jiwon pernah bertunangan dulu. Saat dirinya masih di bangku sekolah menengah atas.

Jiwon bersekolah di US bersama Tan. Selama di US, Jiwon tak memakai nama Korea nya, dan mengganti sementara dengan nama Rachel Kim.

Saat menjadi Rachel, keluarga nya menjodohkan Jiwon dengan Tan, anak dari pemilik salah satu perusahaan ternama di Korea. Keduanya sama-sama sepakat tak menjalani hubungan apapun, hanya pendekatan saja selama 1 tahun saat bersekolah di US. Alasannya untuk memantapkan hati sebelum pertunangan itu benar-benar terjadi.

Sampai pada suatu ketika, Jiwon dipaksa pulang oleh Kakek dari Ibu nya. Jiwon sangat dekat dengan Kakek dari Ibunya dibanding Kakek dari Ayah nya. Sehingga Jiwon menuruti permintaan sang Kakek, dan saat Jiwon mengurus kepindahan nya Tan pun mengikuti. Tan juga pindah dan kembali bersekolah di satu sekolah yang sama dengan Jiwon. Tan masih memanggil Jiwon dengan sebutan Rachel, karena bagi Tan. Nama Rachel membuat dirinya nyaman jika memanggil Jiwon. Namun, keduanya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjodohan itu karena Tan yang jatuh cinta pada teman sekelasnya. Walau berat bagi Jiwon, namun dirinya tak bisa memaksakan Tan untuk bersama nya. Hingga pasca pembatalan perjodohan yang diucapkan Rachel, Keluarga Tan memutuskan pertemanan nya dengan keluarga besar Jiwon dengan alasan merasa dipermainkan mengenai perjodohan itu.

***

Jiwon mengawasi Nari sedikit jauh dari tempat putrinya itu bermain. Ia melihat Nari yang berlarian mengejar bola sambil tertawa. Bahagia nya seorang Ibu memang sederhana, melihat malaikat kecil nya tertawa lepas saja sudah membuat sang Ibu akan tersenyum bahagia. Itu pikir Jiwon.

"Jiwon-ah, apa kau berencana ingin bekerja lagi?" Tanya Bona tiba-tiba.

"Ngh? Sepertinya tidak, Suamiku pasti tidak akan mengizinkan nya. Ditambah akan bersama siapa nantinya Nari jika aku bekerja." Jawab Jiwon yang hanya menatap Bona sekilas lalu kembali menatap putrinya.

"Bukankah menjadi seorang Ibu itu sulit ya" kini Myung Soo lah yang bersuara.

"Eumb, walau sulit tapi menjadi seorang Ibu juga menyenangkan" balas Chan Young.

"Yak! Apa kau pernah menjadi seorang Ibu? Atau jangan-jangan..." Ucap Bona sambil menunjuk dan menyipitkan matanya pada calon suaminya itu.

"Kau ini tidak peka. Chan Young ingin segera memiliki anak dari mu, itu maksudnya." Balas Tan.

Jiwon hanya terkekeh melihat obrolan teman-teman nya yang aneh.

"Menjadi seorang Ibu bukanlah hal yang mudah, mungkin sebagian Ibu merasa berat. Tapi bahagia nya menjadi seorang Ibu sangat sederhana. Tidak perlu pergi berbelanja, tidak perlu pergi perawatan, bahkan tidak perlu pergi berlibur agar bahagia. Melainkan, melihat anak kita bermain disertai tawa lepas saja sudah sangat membuat seorang Ibu bahagia. Dan hal itu membuat semua beban yang ditanggung seorang Ibu hilang begitu saja, yang penting saat Anak nya bahagia Ibu juga akan bahagia." Ucap Jiwon tak melepas tatapan nya dari tempat putri nya berada.

Mendengar ucapan Jiwon, keempat temannya menatap haru sosok Rachel Kim yang mereka kenal. Dulu Rachel atau Jiwon adalah dua sosok berbeda yang keempat nya ketahui. Rachel adalah sosok yang tegas dan berwajah dingin, sedangkan Jiwon adalah sosok gadis manja dan cerewet. Tetapi bagi Bona, Chan Young, dan Myung Soo. Mereka lebih menyukai sosok Jiwon, hingga sampai sekarang ketiganya memanggil Putri sulung Kim Gong Yoo itu dengan panggilan Jiwon. Berbeda dengan Tan yang masih memilih untuk memanggil dengan panggilan Rachel.

***

Selepas, melepas rindu bersama teman-teman nya. Jiwon kembali kerumah bersama Nari. Putrinya sudan puas bermain hari ini.

Jiwon segera memandikan Nari lalu menidurkan nya, karena sekarang sudah pukul 9 malam. Waktu berputar sangat cepat.

Setelah putrinya berhasil tidur pulas, Jiwon baru sempat mengecek ponselnya yang ia sengaja abaikan dari siang. Jiwon tidak begitu menyukai memainkan ponsel jika sedang berkumpul dengan teman-temannya.

Notifikasi pesan serta panggilan dari suaminya memenuhi ponsel nya. Jiwon tersenyum, lalu memilih tombol panggilan video untuk menghubungi suaminya. Ia sudah rindu dengan sosok Ji Chang Wook.

"Annyeong" panggil Jiwon sambil melambaikan tangan nya saat wajah Chang Wook sudah terlihat.

"Sudah puas main nya? Kau jahat sekali, telepon serta pesan dari suami mu kau abaikan. Wah teganya, mana putriku? Aku hanya ingin melihat dia" rajuk Chang Wook dengan wajah di sedih-sedih kan.

Jiwon tertawa pelan melihat kelakuan suaminya itu yang masih seperti anak remaja. Perasaan mereka menikah di usia yang matang, tapi kenapa sikap Chang Wook akan berubah menjadi kekanak-kanakan jika sedang merajuk.

"Berhenti tertawa, tidak ada yang lucu" ucapnya lagi.

"Mianhae Nari-Appa. Kau kan tau aku tidak suka memainkan ponsel saat sedang berkumpul dengan teman-teman ku. Ditambah ponsel ku dalam mode silent, jadi aku tidak mengetahui nya. Mianhae yeobo" rayu Jiwon.

Dan. Ya. Jiwon berhasil membuat senyum Chang Wook terukir diwajahnya. Senyum manis dari seorang Ji Chang Wook akan melemahkan semua hati para wanita yang melihat nya, pikir Jiwon.

"Jangan tersenyum seperti itu pada orang lain, apalagi pada wanita" cegah nya.

"Arraseo. Senyum ini khusus hanya untukmu." Jawab nya. "Ah Putri kecil ku mana? Apa dia sudah tertidur?" Tambahnya.

"Eumb" jawab Jiwon lalu melihat kan malaikat kecil nya yang sedang tertidur pulas pada ayahnya.

"Dia bermain sangat bahagia,  jarang sekali aku bisa melihat putri kita tertawa sangat lepas. Terimakasih sudah mengizinkan ku membawa Nari bermain" ucapnya pelan.

"Aku bahagia jika putri kita bahagia. Jika kau ingin sering pergi menemui teman-teman mu bilang saja, aku tidak akan menghalanginya selagi kau pergi ketempat aman bersama Nari." Jawab Chang Wook. "Yasudah, kau pasti lelah. Tidurlah sekarang, tidur yang nyenyak dan pergi lah bermain lagi besok dengan Nari. Aku juga akan istirahat. Saranghae, jaljayo Nari-ya Nari-eomma." tambah nya.

Jiwon mengangguk kan kepalanya pelan lalu melambaikan tangan nya setelah itu menutup panggilan video bersama suaminya. Ia juga akan menyusul putri nya tidur.



To be continued

The Kim Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang