Duapuluh Sembilan

135 23 2
                                    

Hari terus berganti, jam menit detik juga terus berputar. Kini matahari sudah tergantikan oleh bulan dan bintang-bintang yang akan menyinari di malam hari.

Jisoo, gadis itu baru saja turun dari lantai divisi nya berada. Ia berjalan dengan tegap keluar dari gedung tempat nya bekerja.

Gadis berambut hitam lurus itu memanggil taxi yang berhenti tak jauh darinya, lalu menaiki taxi tersebut setelah berada dihadapannya.

Hanya membutuhkan 35 menit Jisoo berada di dalam taxi untuk menuju ke tempat tujuannya, kini gadis itu memasuki sebuah restoran mewah yang terdapat disalah satu hotel berbintang yang berada di Seoul.

Dengan mengenakan mini dress hutam dan diberi hiasan bross pada kedua kerahnya, Jisoo berjalan sangat anggun menuju meja yang sudah diisi oleh seorang laki-laki yang amat ia kenali.

Dengan mengenakan mini dress hutam dan diberi hiasan bross pada kedua kerahnya, Jisoo berjalan sangat anggun menuju meja yang sudah diisi oleh seorang laki-laki yang amat ia kenali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf aku terlambat, tadi pekerjaan ku sangat banyak." Ucap Jisoo sambil menarik kursi dan duduk dihadapan laki-laki yang sebentar lagi akan meninggalkan nya.

Laki-laki itu tersenyum melihat gadisnya yang semakin cantik dan berkelas.

"Kwenchana, aku juga datang terlalu cepat. Sebentar lagi pesanan nya sampai"

Jisoo hanya mengangguk sambil tersenyum.

Tak lama kemudian, benar saja makanan yang dipesan Jinyoung kini sudah berada didepannya. Dua piring steak, dan satu mangkuk salad menjadi menu makanan mereka. Sedangkan untuk minumnya, Jinyoung memesan satu botol wine untuk mereka berdua.

Jisoo dan Jinyoung sama-sama fokus pada makanan didepannya, kedua pasangan itu sama sekali tak mengeluarkan suara. Yang satu tengah menikmati makanan dengan lahap karena tenaga yang dikuras untuk bekerja, dan yang satunya lagi tengah memikirkan sesuatu sehingga tak begitu lahap menyantap makanan nya.

"Jadi, kau sudah siapkan segala keperluan untuk besok lusa?" merasa mengerti kegelisahan kekasihnya itu, Jisoo membuka suaranya terlebih dulu.

Jinyoung mengangguk dan menyimpan garpu serta pisau nya yang dari tadi hanya ia genggam. "Jisoo-ya.."

"Kau pergi jam berapa nanti? Barangkali aku bisa mengantar mu" Jisoo segera memotong ucapan Jinyoung.

Bukan. Bukannya ia tidak mau mendengarkan apa yang ingin Jinyoung sampaikan. Namun, dirinya hanya saja belum siap mendengarkan nya.

"Aku pergi pagi-pagi sekali, sengaja. Agar tidak ada yang mengantarkan ku. Kau juga tidak perlu mengantar ku Jisoo-ya."

Terjadi keheningan setelah Jinyoung berbicara. Keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing, tak ada yang tau apa yang dipikirkan kedua pasangan itu.

Selesai menyelesaikan makan malam yang terasa romantis itu, keduanya kini berada di apartemen Jinyoung. Jisoo sengaja meminta untuk menginap di apartemen kekasihnya itu.

Dan sampai sekarang, laki-laki itu belum juga mengatakan apa yang mengganjal dihati nya sekarang.

Selesai mandi, Jisoo berjalan mendekati lemari pendingin dan mengambil dua kaleng bir dan berjalan menuju ruang tengah.

The Kim Sister'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang