Chapter 28

1.4K 109 6
                                    

"dia sekedar perhatian, bukan menginginkan apalagi mencintai"____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dia sekedar perhatian, bukan menginginkan apalagi mencintai"
____________________________________

Perempuan yang berdiri  di depan rak makanan minimarket itu berdecak kesal dengan ponsel yang tertempel di telinganya, sedang menelpon Illian. Setelah di bujuk beberapa kali akhirnya Aleena ingin berbicara lagi dengan Illian

"nyong, lo bacot banget sumpah! Gue beli seminimaket sekalian biar lo ngga banyak cincong lagi" ketus Aleena

"jadi gue beli yang manaaaaaa?" kata Aleena bernada panjang di akhir kalimatnya. Aleena bersumpah setelah pulang dari sini dia akan menajajalkan roti sobek ke mulut cerewet Illian 

Tak lama kemudian wajah kesal itu mendengus beberapa kali sembari mengambil makanan ringan yang di perintahkan Illian lewat telepon. Setelah itu Aleena pergi kekasir untuk membayar belanjaannya. Berbekal kartu keberuntungan Illian, Aleena keluar dari minimarket itu dengan kantong belanjaan besar di tangannya

Belanjaan sebanyak ini tidak akan membuat Illian miskin kok. Tenang saja

Baru saja dia menapakkan kakinya ke jalanan, suara klakson ribut membuat Aleena mematung. Motor itu melaju dengan cepat dari arah kanannya. Aleena blank, tidak tahu harus bagaimana. Lalu tiba-tiba saja dia merasa tubuhnya terhuyung ke belakang akibat tarikan seseorang

Hampir. Gadis itu menghela napas panjang. Jantungnya berasa ingin copot saat itu juga

"lo ngga papa?" tanya orang yang baru saja menyelamatkannya

Dan detik itu, saat tangan besar menyentuh pundaknya juga suara berat itu menyapa telinganya, Aleena merasa jiwanya baru saja terbang melayang. Sepertinya kali ini jantungnya benar-benar nyaris melompat keluar jika Aleena tidak dengan cepat mengerjap, menariknya kembali ke alam sadar

Meski sempat terdiam selama beberapa saat, Aleena menepis tangan Gazka yang memegang pundaknya. Aleena beranjak pergi dari sana namun Gazka menahan pergelangan tangannya. Sekali hentakan saja membuat Aleena tidak bisa meninggalkan tempat itu

"Aleena, lo ngga papa kan?" tanya Gazka mengulang kalimatnya

Lagi, Aleena menepis kasar tangan Gazka. Dia mendongak menatap cowok itu sinis " Gue ngga butuh di kasihani lagi sama lo!" Aleena mendesis

"Aleena"

"apa?! Setelah kemarin, lo masih bisa muncul depan gue?" tatapannya semakin tajam "please berhenti buat gue bingung Gazka. Kemarin lo nyakitin gue, lo bilang gue ganggu makanya gue ngehindarin lo. Tapi lo seenak jidat muncul disini kayak ngga punya salah. Maunya apa?!"

"Aleena"

"gue kayak orang bodoh berharap kalau kita udah deket dan lo udah mulai suka sama gue, ternyata semua perhatian lo semata-mata karena lo kasihan. Lo ngga ngerti posisi gue, disaat lo udah berekspektasi tinggi tentang seseorang tapi nyatanya orang itu cuma sekedar kasihan sama lo. Lo juga ngga bakalan ngerti rasanya cemburu tapi ngga punya hak. Lo ngga tau sekeras apa usaha gue hari ini menghindar dari lo Gazka!" ungkap Aleena dengan suara bergetar

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang