Chapter 45

1.4K 103 27
                                    

Perempuan cantik yang tengah tertidur nyenyak dengan memeluk guling kesayangannya itu merasa terusik begitu cahaya mentari pagi menyilaukan indera penglihatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perempuan cantik yang tengah tertidur nyenyak dengan memeluk guling kesayangannya itu merasa terusik begitu cahaya mentari pagi menyilaukan indera penglihatannya. Aleen —si pelaku pembuka gorden hingga Aleena terbangun— berkacak pinggang melihat kelakuan adiknya yang malah memperbaiki tidurnya kembali. Mencari posisi yang pas yang tidak terkena silau matahari

"Na, bangun! Katanya janjian mau jalan sama Illian hari ini" ujar Aleen menyibak selimut tebal yang menutupi setengah badan Aleena

"5 menit" jawab cewek itu dengan nada setengah sadar. Dia sedang bermimpi indah loh. Tidak ingin di ganggu. Hampir saja tadi Gazka menembaknya

Dikit lagi pliss...cepetan dong Gazka!

Aleena berusaha memejamkan kembali matanya namun nihil, mimpi itu tidak bisa terulang. Mau mengamuk rasanya. Berdecak kasar, Aleena menatap jengkel kakaknya "bang Aleen nih emang ngga mau liat gue seneng punya pacar" dengus Aleena

"pacar?" Aleen mengerutkan dahinya tidak mengerti

"tadi hampir aja pangeran ganteng nembak gue tapi langsung ilang gara-gara lo!"

Memutar bola mata malas, Aleen malah menjewer telinga Aleena membuat cewek itu mengaduh kesakitan "bangun bangun jangan halu! Sana cepetan mandi. Gue ada seminar hari ini, jadi lo ke rumah Illian aja ya nanti"

Aleena mengangguk sembari merapikan tempat tidurnya

"nanti ada tukang yang dateng"

"tukang apa? Emang ada yang rusak?"
Aleen menggeleng "gue mau ganti kunci rumah biar Papa ngga bisa masuk lagi"

Mendengar hal tersebut spontan Aleena menghentikan kegiatannya. Dia menceritakan semua yang terjadi semalam pada Aleen. Sambil menangis. Ya pantas saja dia tidur nyenyak. Baru ingat ternyata sebelum tidur dia menangis keras dulu

"sana mandi. Sarapan diluar aja, gue ngga masak. Makan makanan sehat jangan bandel lagi!" peringat Aleen sebelum akhirnya keluar dari kamar. Meninggalkan Aleena yang masih setengah kesal

"iya iya bawel amat" 














●●●













Begitu Aleena keluar dari pintu utama, sudah ada Illian dan Faris yang tengah memperdebatkan hal kecil. Dari kecil bersama mereka membuat Aleena sudah biasa dengan perdebatan dua manusia blasteran bajingan itu. Kadang untuk hal kecil saja mereka berdebat tidak ada habisnya. Dan Aleena kadang hanya menjadi penonton ataupun wasit diantara keduanya

"lo yang nyetir mobil cap cip cup kembang kuncup ngga boleh nolak!" seru Illian melempar kunci mobil pada Faris

"ngga ngga! Lo yang nyetir. Tadi pagi gue udah nyuci mobil ya. Lo tau, nyari nih mobil di garasi rumah lo adalah hal teribet yang pernah gue lakuin" balas Faris geleng-geleng kepala

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang