Chapter 20

1.6K 112 8
                                    

Jam 07

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam 07.30. Yang artinya sekolah sudah memulai proses belajar mengajarnya hari ini.

Dia telat bangun karena semalaman dia bermain biola hingga jam 2. Sialnya Illian sudah ke sekolah duluan dan Aleen sudah berangkat sejak tadi meninggalkan Aleena saat masih terlelap. Jadi Aleena harus mempersiapkan segala keperluannya seorang diri.

Shit! Shit! Shit!

Beberapa kali cewek itu mengumpat di balik kursi penumpangnya. Ia harus merelakan setengah uangnya untuk membayar taksi. Bukannya pelit. Aleena sedang menabung. Rencananya Aleena ingin menabung uang dari Aleen untuk membelikan kado untuk Illian.

"Pak cepetan dikit, saya udah telat." Aleena duduk gelisah dan sesekali melihat jam tangannya.

"Loh kenapa berhenti pak? Sekolah saya masih jauh," tanya Aleena ketika mobil yang ia tumpangi berhenti di pinggir jalan.

"Maaf mbak, ban mobilnya pecah kayaknya," ucap supir taksi itu meminta maaf dengan sopan. "Mbak turun disini aja ya. Ngga usah di bayar, ngga papa kok. Maaf ya mbak sekali lagi."

Sabar Na sadar... batin Aleena. Cewek itu menghembuskan napas sabar. Aleena tersenyum pada supir kemudian memberikan setengah dari ongkosnya. 

"Ambil aja pak. Makasih," kata Aleena kemudian turun dari mobil dengan helaan napas panjang yang terdengar. Mobil taksi itu melaju dengan sangat pelan meninggalkan tempat Aleena berdiri.

Berdecak, Aleena berdiri dengan sabar menunggu taksi lainnya. Namun sudah 10 menit tidak ada satupun taksi yang berhenti.

Sial paket komplit.

Sambil berjalan, Aleena mencoba menghubungi siapapun yang bisa menolongnya. Sekarang sudah jam 08.20. Sudah sangat terlambat untuk kesekolah. Apa dia bolos aja ya? Cewek dengan tas tersampir di bahuny itu mengeleng kecil ketika terlintas ide buruk yaitu bolos. Dia tidak ingin bolos hari ini, dia harus latihan biola sebab besok ia akan tampil. Pokoknya besok Aleena harus tampil sebagus mungkin agar membuat orang-orang terpukau. Terutama si ketua Betrova itu.

Asik-asiknya dia berjalan sambil memainkan ponselnya, tiba-tiba sebuah motor menyerempet Aleena. Membuatnya hampir terjatuh jika tidak segera menyeimbangkan tubuhnya. Orang yang menabraknya berhenti. Aleena dengan mencak-mencak menghampiri cowok itu.

"WOY SETAN! KALAU NAIK MOTOR HATI-HATI DONG. BUTA APA YA?!" semprot Aleena pada sang pengendara motor itu.

Cowok itu membuka helmnya. Pengendara motor besar itu Edgar. Edgar Ardana Maheswara. Dia meneliti wajah Aleena membuat sang empunya risih. Lalu Aleena dengan kurang ajarnya menampar cowok itu. Sampai Edgar meringis sakit memegang pipinya.

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang