Chapter 63 |Aleena Queensha Jovanka|

2.3K 130 26
                                    

Ada yang lebih menyesal dari Gazka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang lebih menyesal dari Gazka. Ada yang lebih merasa kehilangan dari Illian. Ada yang melebihi suara tangis dari Aleen.

Dia Faris. Faris sahabat kecil Aleena. Sekaligus cinta pertama Aleena yang kini terbujur kaku dalam pelukan Faris. Dari saat perempuan itu masih belum pandai menghitung, Faris selalu ada menemani. Namun kenapa saat-saat terakhir sahabatnya Faris malah tidak ada. Hal yang akan menjadi penyesalan terbesar di hidup Faris.

Aleenanya pergi.

Aleena yang sering menjadi korban kejahilannya.

Aleena yang ceria, tidak pantang menyerah, penuh semangat, pergi meninggalkan Faris.

Aleenanya yang pernah merencanakan masa depannya bersama Faris.

Aleena bohong. Katanya mau jadi pendamping Ashley kalau Faris menikah nanti. Katanya mau merancang baju nikahnya sendiri. Dan katanya akan selalu ada buat Faris. Semuanya bohong...

Buktinya sekarang dia belum juga bangun saat Faris sudah menceritakan kembali masa depan yang telah mereka rancang bersama. Bahkan saat mulut Faris sudah berbusa dia tak kunjung membalasnya dengan tawa. Seperti biasa. Atau akan mendapat pukulan kecil dari Aleena.

Faris datang sesaat setelah Aleena menghembuskan napas terakhir dalam dekapan Gazka. Dia datang dengan senyum sumringah menjinjing paper bag besar berisi oleh-oleh permintaan Aleena. Cowok blasteran itu juga membawa boneka rajut buatan Ashley. Faris datang bersama segudang perasaan bahagia sekali ingin bertemu Aleena. Memberi kejutan pada Aleena. Namun malah Aleena yang memberinya kejutan yang tidak akan pernah Faris lupakan.

Faris masih ingat betul permintaan Aleena hari itu. Dia meminta dibelikan cokelat yang banyak dan meminta Ashley untuk membuatkannya boneka rajut kelinci. Naasnya Aleena belum sempat melihat oleh-oleh dari Faris.

Mendapati Aleen, Illian, orang tua Illian serta Jovanka menangis dalam ruangan membuat Faris tidak berdaya lagi. Boneka dan cokelat-cokelat dia jatuhkan ke lantai.

Tidak ada yang memberi tahu Faris kalau Aleena benar-benar sudah tahap parah. Illian hanya mengatakan Aleena sakit, itu pun baru kemarin mengabarinya. Faris tidak pernah berpikir kalau dia akan pergi secepat ini. Meninggalkannya. Meninggalkan mimpi-mimpi yang bahkan masih sangat jauh untuk diraih.

Faris meraung pilu menghentikan tim medis yang mencopot kabel-kabel yang membantu jantung Aleena terus berdetak. Aleenanya masih ada. Aleenanya tidak akan meninggalkan Faris. Banjir oleh air mata, tubuh Faris terjatuh di atas Aleena. Memeluk perempuan kesayangannya. Menumpahkan seluruh rasa sakit yang menimpa hari ini.

Isak tangis dimana-mana, memenuhi ruangan itu. Namun suara tangis Faris lebih mendominasi. Dia bahkan meraung, menjerit, menyerukan nama Aleena dengan penuh sayat luka mendalam. 

"Aleena, jangan pergi!"

"Aleena! Gue di sini sekarang, Na!"

"Gue pulang, Aleena!"

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang