Chapter 39

1.3K 87 8
                                    

"believe me when i say i will always be there"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"believe me when i say i will always be there"

Gazka membuktikan ucapannya. Pagi-pagi sekali, sebelum berangkat ke sekolah dia mampir ke rumah sakit untuk menemui Aleena. Sekalian mengantar kakaknya. Tapi hanya sebentar karena Aleen menyuruhnya segera ke sekolah, mempersiapkan lombanya nanti siang. Padahalkan Aleena masih mau melihat Gazka. Hitung-hitung sarapan pagi yang bergizi

Ck! Dasar pengganggu

"Illian ngga kesini bang?" tanya Aleena

"ngga, langsung ke sekolah tadi. Betrova lagi kumpul, kan mau nonton Alpha nya lomba" balas Aleen

"jam berapa lombanya?"

"siang" Aleen melihat jam dinding "sekitar jam 1 lah"

Selang pernapasan beserta kabel-kabel yang kemarin melekat sudah di copot pagi tadi. Keadaannya sudah tidak seburuk kemarin. Tapi sampai saat ini Aleen tidak ingin memberitahu yang sebenarnya pada Aleena. Apakah sakitnya makin parah?

Sudah tiga kali Aleena tanyakan tapi hanya di balas senyum tipis oleh abangnya itu. Atau langsung mengalihkan pembicaraan

"bang, tolong ambilin hp gue dong" cewek itu kesusahan meraih ponselnya diatas nakas

Aleen yang tadi duduk di sofa seberang brankar, beranjak memberikan ponsel Aleena. Lalu memilih duduk di sebelah cewek itu

"ngga laper? Tadi pagi makannya dikit" ujar Aleen "lo bisa minta sesuatu, apapun yang lo mau"

Aleena menoleh cepat "serius? apapun yang gue mau? bakalan di kabulin kan?" tanya Aleena beruntun dengan antusiasnya

Laki-laki tampan sebelah Aleena mengangguk "mau makan apa?"

"Pasta, pizza double cheese, es krim, boleh kan?"

Awalnya kedua alis Aleen mengerut tidak setuju tapi tak lama dia mengangguk mengiyakan permintaan adiknya. Segera Aleen memesan sesuai permintaan Aleena

"abang kalo lagi baik begini pasti ada apa-apanya" tatapan Aleena tidak biasa, dia sedikit mendelik pada Aleen "mau ngomong apa?"

"ngga ada apa-apa" supaya Aleena tidak bisa bertanya lagi, Aleen mengambil laptopnya. Melanjutkan mendesign baju untuk acara launching distro Betrova besok

Sampai makanan datang pun Aleen masih bungkam. Masih belum mendapat jalan keluar dari peperangan batin yang membuatnya gelisah. Sialnya, Aleena menyadari kegelisahan itu. Pada akhirnya Aleena melontarkan tembakan pertanyaan. Dan Aleen harus siap menjawabnya

"Aleena makin parah ya bang?"

Aleen mendongak "hm?" Pura-pura tidak mendengarnya

"gue boleh makan makanan yang sebenarnya ngga boleh gue makan. Tapi bang Aleen tiba-tiba mau-mau aja beliin gue ini. Pasti gue makin parah ya bang? Abang pasti udah nyerah ya?" Aleena merunduk dalam

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang