Chapter 38

1.3K 102 15
                                    

5 menit setelah Gazka masuk, hanya keheningan yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

5 menit setelah Gazka masuk, hanya keheningan yang terjadi. Tidak ada yang membuka suara lebih dulu. Gazka duduk, diam dan pandangannya terus mengarah pada Aleena. Dia dalam kondisi tidak baik-baik saja. Begitu kesimpulan Gazka setelah melihat keadaan Aleena. Selang infus, bantuan pernapasan yang melekat di hidungnya, dan masih banyak lagi peralatan yang melekat pada tubuhnya

Selagi Aleena terus menatap langit-langit ruangan, Gazka mengambil kesempatan untuk menggeser kursinya lebih dekat. Sorot mata cewek itu sendu, kosong. Matanya sembab. Kalau dilihat dari ruangannya saat pertama kali Gazka masuk, Aleena tidak melakukan hal berbahaya. Melakukan percobaan bunuh diri misalnya. Ternyata dia masih bisa berpikir waras

"jangan liat aku kayak gitu. Aku ngga suka di kasihani" akhirnya cewek itu mengeluarkan suaranya. Tapi tanpa menengok kearah Gazka

"kenapa ngga mau orang lain tau? Kenapa lo harus sembunyi di balik sifat lo yang hiperaktif itu?" kening Gazka mengerut, alis tebalnya menyatu

"karena aku ngga mau diliat sebagai manusia menyedihkan. Aku ngga mau orang-orang kasihan sama aku. Terutama kamu" jawab Aleena, menambah kerutan di dahi Gazka

Cara berpikir mereka ternyata berbeda. Gazka tidak berpikir kesitu. Kenapa harus dilihat oke kalau yang sebenarnya tidak begitu?

"terkadang kita ngga harus terus-terusan sembunyi dibalik kata baik-baik aja Aleena. Biar lo ngga hidup dalam kepura-puraan itu. Semua orang pasti pernah ada di fase kasihan" terang Gazka namun tidak sejalan dengan pikiran Aleena

"kamu ngga ngerti Gazka! Kamu ngga tau rasanya jadi aku" dia menangis "jangankan nyerah soal kamu, aku aja udah nyerah sama hidup aku sendiri" Aleena memejamkan matanya. Cewek itu tersenyum getir

"ngga!"

"abis tau ini pasti kamu cuma kasihan. Bukan benar-benar tulus kayak yang aku harap ke kamu" Aleena menoleh sekilas,

"jangan nyerah Aleena" 

Tangisnya kian menderas. Tiba-tiba dia teringat Illian pernah mengatakan ini, kalo lo ngejar seseorang yang ngga ada rasa sama lo, lo masih bisa berjuang. Tapi kalo lo ngejar seseorang yang hatinya udah ada pemilik, lo ngga bisa apa-apa lagi, kalo pun iya pasti susah dapetinnya.

"aku ngga mau kamu tahan-tahan aku karena kamu udah tau keadaan aku sekarang. Aku ngga mau dicintai dengan alasan kasihan Gazka!" isak cewek itu "sampai kapan pun kamu ngga bisa bales perasaan aku karena disini cuma ada Meisya. You just like how i treat you"

"aku ngga bisa jadi Meisya, aku ngga bisa jadi seseorang yang kamu mau. Aku juga ngga seberuntung Meisya. Tanpa dia berjuang dia bisa dapet apa yang ngga bisa aku dapet dari kamu Gazka" ujar Aleena tersedu-sedu

Cowok itu mengangguk paham "iya iya, lo emang ngga seberuntung Meisya tapi pernah ngga lo mikir gini, emangnya Meisya bisa sekuat lo? Lo terlalu mikirin kelebihan orang lain sampe lo lupa kalo lo sendiri juga punya kelebihan yang belum tentu orang lain punya"

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang