Chapter 35

1.6K 113 12
                                    

"Chelsea pamit ya Ma"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Chelsea pamit ya Ma"

Akhirnya...

Akhirnya Gazka bisa keluar dari kamarnya dengan helaan napas panjang. Malam ini dia berencana menyelinap masuk ke ruang kerja kakaknya. Hanya untuk menuntaskan penasarannya tentang pasien bernama Aleena Queensha Jovanka. Gazka membuka pintu cokelat itu perlahan, takut-takut menimbulkan suara

Sejujurnya dia bisa saja meminta izin pada Chelsea untuk meminjam ruang kerja ini, tidak perlu repot-repot menunggu sejam lamanya sampai si pemilik pergi kemudian masuk diam-diam. Tapi dia rasa itu ide yang kurang bagus. Mengingat kakaknya punya kekuatan pendeteksi kebohongan hanya lewat tatapan mata, Gazka jadi tidak punya ide untuk berbohong

Ruangan itu di lengkapi berbagai macam teknologi canggih, fasilitas yang berbau medis, juga buku-buku ilmu kedokteran yang tersusun rapi di rak-rak besar. Saking banyaknya buku, tempat itu sudah seperti perpustakaan, bau buku menyeruak di mana-mana

Gazka mulai mendekati lemari instrumen, memulai pencariannya di sana. Biasanya data pasien bermap dan di taruh dalam lemari itu. Tak lama Gazka berkacak pinggang, benda yang dia cari tidak ada di sana. Kemudian dia mencarinya di tempat lain, meja kerja Chelsea. Membuka laci-laci yang kemungkinan menjadi tempat Chelsea menyimpan data Aleena

Dia yakin betul Aleena tidak sekedar kelelahan. Sakitnya tidak main-main dia rasa. Ayolah, Gazka tidak mudah di permainkan. Seperti kakaknya, dia juga bisa membaca gerak-gerik seseorang. Dia mempelajarinya. Saat di uks Aleena sama sekali tidak menunjukkan tanda dia kelelahan. Gazka menduga lebih dari itu. Beberapa hari terakhir Aleena terlihat pucat, terhitung dua kali dalam minggu ini cewek itu pingsan

Diam-diam Gazka mengawasi Aleena

Tangannya mendadak berhenti mengobrak-abrik isi laci begitu terdengar suara dari luar. Langkah kaki yang menuju ruangan ini. Tidak tidak, Gazka tidak boleh terlihat panik. Dia menutup laci pelan-pelan kemudian beranjak ke arah rak buku. Seolah-olah dia sedang membaca

"kamu ngapain di sini?" hampir saja dia ketahuan si pemilik ruangan 

"cari buku"

"tumben langsung ke sini biasanya minta aja" Chelsea menyipitkan matanya curiga. Astaga, Gazka seperti pencuri tertangkap basah. Tapi dia tidak menunjukkan gerak-gerik aneh. Tahu kan Gazka ahli dalam mengontrol ekspresi 

"cari buku apa?" tanya Chelsea berjalan ke mejanya 

"punya buku tentang ortopedi?" 

Chelsea mengangguk "cari aja di rak ke sepuluh paling atas" 

"lupa sesuatu?" Chelsea mengangguk lagi sebagai jawaban. Setelah mengambil benda yang dia lupa, perempuan itu beranjak keluar "jangan lupa tutup pintu kalo keluar"

Gazka akhirnya bisa bernapas lega. Tapi hanya beberapa detik karena kakaknya tiba-tiba menyembulkan kepalanya mengejutkan Gazka "oh ya, yang kamu cari ngga ada disini dek. Kamu lupa buku ortopedi kakak belum kamu balikin?"

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang