Chapter 9

1.4K 118 6
                                    

Meisya Shaqiuita Farayesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meisya Shaqiuita Farayesha. Cantik, anggun, pintar, sopan, lembut dan entah kata apa lagi yang bisa mendeskripsikan Meisya. Good looking juga good attitude. Dia idaman semua laki-laki. Terutama dua ketua yang terkenal itu, Gazka dan Edgar. Meisya pernah menyia-nyiakan seseorang berhati malaikat seperti Gazka untuk orang seperti Edgar. Dari luar keduanya mungkin tampak sama saja. Namun bagi Meisya dua cowok itu sangat berbeda, Edgar lebih ke cowok kasar, brengsek yang memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan perempuan. Bodohnya dia tertarik dengan cowok itu. Redflag sekali si Edgar itu namun sayangnya Meisya memang suka warna merah. 

Gazka. Cowok yang memperlakukannya begitu spesial, melakukan ini itu untuknya, mencintainya dengan tulus tapi entah kenapa Meisya malah menganggap Gazka tidak lebih dari seorang sahabat. Dia nyaman bersama Gazka, tapi dia juga tidak bisa menyangkal perasaannya untuk Edgar. Bodohkan? 

"Beneran kamu ngga mau? Ini enak loh." Meisya menawarkan es krimnya untuk Gazka. Namun cowok itu tetap menolaknya.

"Makan es malam-malam ngga baik buat kesehatan. Lo bisa sakit. Kemarin juga main hujan-hujanan."

Di depan sebuah minimarket tempat mereka bermain hujan kemarin, Gazka menemani Meisya yang katanya sangat ingin makan es krim. Tadi Meisya menelponnya ketika Gazka sedang berada di Dixouv bersama anak-anak Betrova yang lainnya. Dan berakhir lah dia duduk di depan Meisya, memandang cewek itu menghabiskan es krim di tangannya. Sesibuk-sibuknya Gazka, ia akan tetap memiliki waktu untuk Meisya. 

"Di sana ngga ada es krim?" tanya Gazka heran.

"Ada, tapi lebih enak es krim yang di sini." Meisya menjawab sambil terus menjilati es krimnya.

Tercipta keheningan sejenak. Keduanya sama-sama diam. Meisya lebih memilih menikmati es krimnya sementara Gazka memandangi wajah Meisya. Cantik. Berhasil manarik perhatiannya. Laki-laki yang akan menemani Meisya nantinya pasti sangat beruntung. Edgar juga termasuk beruntung. Membuat Gazka iri dengannya.

Gazka memberikan selembar tissue setelah es krim di tangan Meisya sudah habis di makannya.

"Makasih, Gazka." Meisya tersenyum manis lalu mulai membersihkan bibirnya. Takut ada sisa es krim di sana. Tangannya juga tidak lupa dia bersihkan.

"Udah? Ayo pulang." Gazka mendongak menatap langit, "makin malem nanti makin dingin. Lo bisa sakit."

"Nanti aja. Aku masih mau disini. Lagian udah lama kita ngga keluar bareng." ujar Meisya mencebikkan bibirnya, "jarang-jarang kan aku maksa kamu keluar bareng aku."

"Kemarin pas hujan-hujanan kita ngga bareng emang?" 

"Ya, maksudnya setelah aku pulang kita jarang berdua lagi."

"Lo sibuk sih."

Memang jarang Gazka menemani Meisya keluar. Ya cewek itu juga jarang minta kan? Jadinya Gazka diam saja dan ketika Gazka yang mengajaknya keluar Meisya pasti beralasan sibuk belajar. Gazka tidak salah kan?

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang