Chapter 7

1.5K 118 0
                                    

Bel istirahat pertama telah berbunyi beberapa detik yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat pertama telah berbunyi beberapa detik yang lalu. Kini lorong-lorong sekolah telah di padati oleh murid yang baru saja keluar kelas, berbondong-bondong ingin mengisi perut mereka. Tak terkecuali Betrova, dipimpin Gazka yang berjalan di depan dengan kedua tangan dalam saku celana. Mereka semua berjalan menuju kantin.

Semakin lama kumpulan itu semakin banyak. Beberapa anggota Betrova yang juga ingin ke kantin ikut berjalan bersama rombongan itu. Setiap lorong mereka lewati pasti ada saja yang bergabung bersama mereka. Sudah terbukti jika Betrova memang sangat banyak dan penguasa di Verdant. Murid murid lain sampai memberi mereka jalan.

Gazka berjalan di depan teman-temannya. Langkahnya yang tegas memperlihatkan sisi perkasa dari Alpha itu. Memperlihatkan jika dirinya seorang Alpha dari geng Betrova yang di segani itu. Dari arah berlawanan, beberapa adik kelas sedang menunggu kedatangannya. Senyum miringnya terbit mendapati salah satu diantara mereka adalah anggota Batavia.

"Lo di undang Edgar ke Markas Batavia. Cuma lo sendiri, Alpha."

Namanya Alfin. Anak buah Edgar —ketua Batavia, musuh bebuyutan Betrova— yang di tugaskan untuk memata-matai Betrova di Verdant. Alfin bersama beberapa teman seangkatannya sering berbuat ulah, mencari masalah dengan Betrova, dia selalu menantang anak-anak Betrova yang seangkatan dengannya. Biasanya Gazka sendiri yang akan menangani bocah tengik itu. Alfin sama sekali tidak punya sopan santun, meskipun mereka berada di komplotan yang bermusuhan harusnya Alfin tetap sopan, bagaimana pun dia tetap junior di Verdant. Andai saja sekolah ini miliknya, mungkin dia sudah mendepak bocah tengik itu dari Verdant.

"Sendiri? Mau main keroyok bos lo?" Willy menyahut di belakang Gazka.

"Kenapa? Takut Alpha lo ini babak belur keluarnya?" Alfin menantang. 

"Kalau lo ngga dateng berarti Betrova emang cupu. Alphanya penakut" ejek cowok itu tertawa meremehkan.

Detik selanjutnya dia malah tersungkur terkena pukulan dari Gazka. Yang lainnya terkejut dan spontan mundur beberapa langkah. Gazka menarik kerah baju Alfin untuk mendekat. Bulu kuduknya meremang melihat senyum menyeramkan Gazka. Tapi sebisa mungkin dia menutupi rasa takutnya.

"Alpha ngga pernah takut lawan bos lo. Siapa yang lo bilang cupu? Betrova ngga pernah kalah dari Batavia. Bilang ke bos lo, kalau sampai dia nyerang Verdant lagi, gue bakar basecamp lo. Sekalian bos lo juga gue bakar!"

Gazka melepaskan tangannya, merapikan seragamnya yang sedikit kusust lalu melanjutkan jalannya seperti tidak ada yang terjadi sebelumnya. Di belakangnya beberapa anggota Betrova menertawai Alfin.

"Batavia cemen."

"Adik kelas jangan banyak tingkah dong. Kalau babak belur ngadu ke bosnya"

"Hahaha...paling nanti ngadu lagi. Bos, gue kena bogem Gazka. Nangis sana ke bos lo."

"Ck! Cengeng" Evan berjalan melewati Alfin dengan senyum miringnya. Davi segera merangkul cowok itu agar berjalan cepat.

Suara tawa remeh Betrova menggelegar di lorong sekolah, semakin menjauh kemudian lenyap. Koridor kembali tenang sebab gerombolan itu sudah menghilang di ujung lorong.


















ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang