Chapter 42

1.4K 105 33
                                    

MALAM PENYERANGAN

Dalam bangunan kumuh yang letaknya pinggir kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam bangunan kumuh yang letaknya pinggir kota. Bangunan tua yang sudah lama ditinggalkan, bisa dilihat dari rumput liar di halaman depan juga tembok tembok yang sudah dipenuhi oleh lumut dan sudah berwarna hitam. Sedikit tersembunyi tempatnya. Memang sangat pas dijadikan sebuah markas persembunyian. 

Di bawah pencahayaan remang-remang, Gazka duduk diatas meja dengan menumpukan kedua tangannya pada tongkat bisbol yang berdiri. Lima menit sudah dia menunggu targetnya. Ck! membosankan. Rasanya sudah tidak sabar melihat wajah-wajah takut itu melihat bagaimana ganasnya Alpha Betrova ketika anggotanya diusik. Tapi sepertinya orang orang kali ini tidak memiliki rasa takut sebab secara terang-terangan mereka mengibarkan bendera perangnya lebih dulu.

"Lang gimana kalo Betrova bales kita?" 

"emang itu yang gue mau"

"tapi Lang, mereka banyak. Apalagi anggota mereka pada jago bela diri"

"alah luarnya doang itu mah. Dalemnya kayak bencong semua apalagi bosnya"

Sudut bibir Gazka tertarik begitu sebuah percakapan tertangkap melalui Indera pendengarnya. Dia menegapkan kembali punggungnya. Tangannya benar-benar gatal ingin memukul mulut Galang yang mengatai teman temannya bencong. Sialan! Emosinya kembali memuncak. Gazka menjadi tidak sesantai sebelumnya

"kalo kita berhasil hancurin Batavia berarti kita juga bisa hancurin Betrova" tekad Galang penuh keyakinan

"yakin, hm?" Gazka melompat dari duduknya. Tongkat bisbolnya dia angkat ke pundak. Haruskah dia tertawa keras di situasi seperti ini? menertawai tekad Galang yang sangat ingin menghancurkan Betrova. Pertanyaannya, memangnya dia mampu? 

Mendengar suara dingin itu mengejutkan Galang dan anak anak Xargis yang disana. Mereka beringsut mundur begitu Gazka terlihat mendekat dengan sorot menyeramkan. Dipenuhi amarah, Gazka terus melangkah membuat Xargis berdiri ketakutan di tempatnya. Sekarang waktu yang pas untuk tertawa 

Cowok jangkung membopong tongkat bisbol di pundaknya, terkekeh sinis "takut, hm? Mana nyali lo yang tadi?"

"kayak bencong ya?" Gazka mengayunkan tongkat bisbolnya membuat Galang dengan cepat menghindar. Namun pergerakannya lambat dari ayunan tangan Gazka. Tongkat itu kini menempel di keningnya. Susah payah dia menelan salivanya. Sial! Galang tidak bisa bergerak. Teman-temannya memilih diam dan terus mundur 

Takut takut Galang melirik tongkat bisbol yang terbuat dari besi itu. Keningnya serasa dingin ketika tongkat itu menempel. Keringat dingin memenuhinya. Sebisa mungkin dia menyembunyikan rasa takutnya dihadapan Gazka. Tidak! Dia tidak boleh terlihat takut. Setidaknya dia bisa membuat Alpha Betrova keluar sendiri dari lingkaran teman temannya. Dan juga membuat Gazka datang sendiri tanpa pasukan. Bukankah itu lebih memudahkannya?

"kira kira kalo gue pukul lo pake tongkat bisbol ini, sakitnya kayak gimana ya? Patah tulang kayaknya biasa aja" kata Gazka menakut nakuti. Tapi dasar Galang sok pemberani, sok kuat menantang Gazka dengan tatapan tajamnya 

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang