Chapter 18

1.4K 108 7
                                    

Aleena berjalan dengan berjingkrak-jingkrak kesenangan menghampiri meja sekumpulan cowok-cowok brandal alias Betrova

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aleena berjalan dengan berjingkrak-jingkrak kesenangan menghampiri meja sekumpulan cowok-cowok brandal alias Betrova. Ketika matanya menangkap dua manusia yang menjadi tujuan utamanya sekarang, senyum cewek itu mengembang sempurna. Tujuannya bukan hanya untuk merecoki Gazka tapi meminta uang pada bapak Sadewa Illian Pradipta.

"ILLIAN!" Aleena datang tiba-tiba mengejutkan beberapa yang ada meja itu. Terutama Illian karena Aleena berteriak dekatnya. Aleena cengar cengir atas perbuatannya kemudian meminta maaf.

"Illian Illian! Bagi duit dong. Duit gue ketinggalan di rumah," mintanya berirama.

"Ya terus?"

Aleena seperti memalak Illian. Tangannya sudah berada di depan wajah Illian, meminta.

"Tuh anaknya lagi minta duit. Papi Illian jangan pelit pelit dong," sahut Davi tertawa bersama Putra.

"Illian Illian, bagi duit juga dong!" Willy mengikuti nada bicara Aleena juga tangannya ikut-ikutan memalak Illian.

"Papi Illian, anaknya cantik banget. Mau ngga dijodohin sama saya?" Rian mengedipkan satu matanya menggoda Aleena.

"Eh! Awas lu Yan, ada yang marah nih." Davi melirik Gazka yang sejak tadi diam tapi memantau Aleena.

"Maap bos. Mulut gue keceplosan. Nakal banget kalau liat yang cantik cantik."

Lantas semuanya tertawa ketika Rian memukul mulutnya sendiri. Evan juga ikut tertawa. Hanya Gazka yang diam saja. Matanya tidak lepas dari Aleena yang berdiri di samping Illian.

Illian mengeluarkan dua lembar uang seratus. Diberikannya pada Aleena dengan suka rela, "awas ya kalau lo minta lagi. Gue kepret lu."

"siap bos!"

"Ih Papi Illian baik banget. Minta juga dong Papi," ujar Jeff.

"Angkat aku jadi anakmu Papi Illian," rengek Putra sengaja diimut-imutkan suaranya.

"Angkat aku jadi menantumu Papi Illian," ujar Rian.

"Nanti kalau gue punya anak mau gue jodohin sama anaknya Illian. Biar menyandang Pradipta," kata Davi berkhayal.

"Kaya tujuh turunan anak gue."

"Bisa tuh bisa! Nanti anak gue juga mau gue jodohin. Biar besanan kita, Ian," ucap Putra pada Illian.

"Ogah!"

"Lo ngga usah deh Pi. Lo kan udah kaya biar gue aja yang jadi besannya," lanjut Putra.

"Kan nanti anaknya dia dua belas. Buat lo satu, buat gue satu. Biar adil." 

"Buset dua belas. Mana ada segitu," sahut Illian. 

"Emang mau berapa anak lo?"

"Dua puluh biar pada dijodohin ama anak kalian," cowok itu tertawa setelahnya. "Ambil satu-satu angkat jadi menantu hahahah..."

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang