Chapter 12

1.4K 113 0
                                    

Semua siswi Verdant pasti pernah bermimpi menjadi pasangan seorang Alpha dari geng yang berkuasa di Verdant

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua siswi Verdant pasti pernah bermimpi menjadi pasangan seorang Alpha dari geng yang berkuasa di Verdant. Betrova dengan sang Alpha Gazka Devian Bagaskara. Atau paling tidak mereka bermimpi menjadi pacar diantara teman teman Gazka. Makanya siswi Verdant banyak yang bersaing mempercantik diri agar dilirik oleh Betrova. Adik kelas maupun seangkatan terus berusaha menarik perhatian salah satu anak-anak Betrova.

Menggoda siswi-siswi cantik juga menjadi kebiasaan —yang harus dihilangkan— sebagian anak-anak Betrova. Seperti yang terjadi sekarang, Davi, Putra, Illian, Willy, Rian dan Jeff sibuk menggombal siswi siswi yang berlalu lalang hendak memasuki kantin. Sedangkan Gazka dan Evan tidak ingin ikut ikutan. Diam saja lebih baik. Dengan duduk di koridor semakin menarik orang-orang agar melewatinya

"Sayang!" saat gerombolan adik kelas hendak melalui mereka, Jeff berseru hingga mereka berhenti berjalan dan menoleh dengan pipi bersemu merah. Mengira Jeff memanggil mereka sayang.

"Sayang anak sayang anak sayang sayang sayang." Jeff berpura pura mengelus punggung Willy berlagak seperti seorang ibu kepada anaknya.

"YHAAAAA HAHAHA..." seru Davi, Putra, Illian dan Rian ketika gerombolan siswi tadi pergi dengan wajah merah malunya.

"kurang ajar lo Jeff. Bikin anak orang malu aja," ucap Putra namun tetap tertawa.

"Cariin gue cewek dong," celetuk Illian tiba-tiba.

"Heh! Lo udah punya Abel ya, jangan rakus dong," balas Putra. "Maruk dosa tau, Ian."

"Bosen. Ribet pacaran sama dia, harus dikabarin terus. Sering ngechat inilah itulah, Gue kan males. Kayak cewek gue dia doang kali." Illian mengeluh dengan dengusannya.

"Lo tuh ngga ada syukur-syukurnya. Masih mending punya pacar yang sering ngechat lu," kata Rian. "Dapet karma mampus lu!" 

"Gue malah ngga ada yang chat sama sekali, palingan grup doang yang ramein. Ngenes banget," timpal Willy meratapi nasibnya. "Abelnya buat gue ajalah. Daripada lo sia-siain gitu anak orang."

"Yee enak aja lo! Gue belum dapet cadangan nih." Illian memukul kepala Willy pelan.

"Anjing! Cewek lo ada berapa banyak sih?"

"Seantero sekolah dapetnya mantan lo mulu. Dekatnya sama si A jadiannya sama si B besoknya jalan sama si C. Tobat nak tobat," ujar Davi geleng-geleng kepala.

"Ngapain lo cari cewek? Noh Galexya lo anggurin."

"Anying!"

"Eh ada neng Rebeca, mau di gombalin ngga neng?" Putra berdiri dari duduknya menghadang jalan Rebeca, mantan Evan. Putra melirik Evan dengan senyum jahilnya.

"Apaan sih Put?! Minggir gue mau lewat," usir Rebeca.

"Aa'Evan nya di sapa dulu dong. Tuh daritadi ngeliatin mulu." Rebeca berbalik menatap Evan yang juga sedang menatapnya. Rasa kesalnya seketika menguap berganti dengan wajah malu-malu kucing. Lalu Evan beralih menatap Putra tajam. Dari tatapannya menyuruh Putra agar menyingkir dari jalanan.

ANOMALYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang