"Jika dikehidupan sekarang kita tidak bisa bersatu, semoga di kehidupan selanjutnya kita bisa bersatu sesuai dengan impian kita yang selalu terpanjat dalam doa."
***
Antara Devhells dan Blackdark, antara Arlez dan juga Diki, kini kedua kubu itu saling menatap di lapangan yang cukup luas. Sesuai dengan hasil rapat yang di adakan Arfan dan juga Edward di akhir pekan kemarin. Arlez dan Diki maju di tengah lapangan, berjabat tangan dengan tangan saling menggenggam masing-masing bendera geng kebanggan mereka. Anggota Devhells yang berjumlah seratus lima puluh anggota ditambah dengan anggota Blackdark yang terdiri dari seratus orang.
Arlez menatap mereka dengan harapan akan masa depan mereka yang sesungguhnya. "Sesuai rapat yang diadakan Arfan dan Edward kemarin, hari ini Devhells dan Blackdark resmi untuk bersatu! Tidak ada lagi yang namanya musuh diantara kita, mari kita bersatu membangun geng yang bermanfaat bagi masyarakat dan juga sekolah kita!" teriak Arlez membuat suasana hening seketika.
"Gua Diki sebagai ketua Blackdark, memutuskan untuk melarang kuat siapapun yang berani memberontak dengan keputusan ini. Sudah saatnya Blackdark berkembang, dari yang suka membuat onar menjadi Blackdark yang bisa melindungi sekolah, teman, keluarga, dari hal yang membahayakan. Mari kita hapus kenangan Blackdark yang begitu pahit dan sambut dengan yang baru!" Diki berteriak dengan lantang dengan kemantapan hati.
"Setuju Devhells dan Blackdark bersatu!" seru mereka semua dengan kompak.
"Mulai hari ini kita adalah sama!" tambah Arlez dengan tangan mengepal di udara. "Mari kita ciptakan generasi yang baik buat masyarakat! Devhells dan Blackdark harus bisa!"
"Bisa!" teriak mereka lagi dengan kompak.
Setelah saling menandatangi perjanjian diatas kertas hitam putih dan cap matrai. Diki dan Arlez saling berjabat tangan hingga suara riuh tidak bisa dihentikan lagi. Kedua kubu yang dulunya saling berseteru kini saling menjabat menciptakan solidaritas baru kedepannya. Dua geng yang bertekad merubah diri menjadi yang lebih baik kini bagai angin segar antara mereka yang dulunya diam-diam berteman secara sembunyi-sembunyi.
Antara SMA Galaxy dan SMA Rajawali kini bersatu dengan suara yang riuh. Perbatasan sekolah mereka menjadi saksi mulai hari ini semuanya telah berubah. Para guru yang melihatnya ikut senang menyaksikan murid-muridnya bisa akur dan berdamai tanpa adanya tawuran seperti hari-hari lalu. Akhirnya hari ini acara kbm ditiadakan, mereka membebaskan murid-murid untuk menikmati momen yang langkah ini.
Membiarkan perbatasan itu menjadi awal baru ikatan mereka. Arlez dan Diki memisahkan diri dari mereka. Lelaki berseragam sama ini menatap mereka dengan senyuman merekah.
"Gua senang, kenapa gak dari dulu aja kita akur," kata Diki membuat Arlez menoleh.
"Semuanya butuh proses. Mungkin tuhan sengaja membuat kita berputar-putar dalam kebencian hingga tercipta akhir yang manis," jawab Arlez sebelum senyumnya mengembang.
"Tempat ini menjadi saksi di mana gua berulah menculik Aihara dan kita bertengkar di sini hanya karena masalah sepele." Diki kembali tersenyum mengingat momen yang menurutnya lucu itu.
"Dan tempat ini adalah saksi bisu di mana gua pertama kali cium Aihara," kata Arlez terkekeh mengingat momen di mana dia tersulut emosi karena Diki sudah berani menyentuh Aihara.
"Goblok!" Diki meninju lengan Arlez membuat cowok itu meringis pelan. "Andai aja ada Aihara, mungkin dia yang paling rame di sini. Apalagi itu pohon mangga yang biasa buat geng Aihara bolos udah berubah kembali." Arlez tertawa mendengar ucapan Diki yang mengingatkannya kepada tingkah lucu Aihara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Brengsek
Teen Fiction"Kakak brengsek!" "Iya emang gue brengsek! Gue bangsat! Dan gue bejat! Puas lo!" *** Arlezero Lintang Akbar, cowok tampan dengan sejuta pesona menyimpan sisi iblis tersembunyi. Sikapnya yang selalu bangsat dan suka semena-mena semakin membuat Arfist...