48. Anak Siapa?

15.3K 1.3K 706
                                    

Happy reading...

-Arlez-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Arlez-

"Kesempatan dua kali kamu sia-sia kan. Selebihnya, maaf, batas kesempatan itu sudah habis karena ulahmu."

***

Arlez mengerjapkan matanya ketika sinar matahari memaksa masuk melewati jendela kamar. Matanya tertuju ke depan di mana istrinya tertidur pulas di sampingnya. Arlez tersenyum, perjuangannya mendapatkan Aihara tidak sia-sia, walaupun dari awal caranya memang sudah salah. Wajah cantik Aihara, membuat mimpinya semakin gila.

Pandangan Arlez turun di bibir Aihara yang menarik perhatinya, cowok itu memajukan badanya sembari memeluk tubuh Aihara yang mulai terusik. Arlez mencium bibir itu sebentar, senyumnya langsung mengembang bersamaan dengan Aihara yang membuka matanya. Aihara hanya mampu memejamkan mata ketika Arlez kembali menciunnya. Aihara hanya pasrah saat Arlez juga mencium lehernya.

"Candu banget gua sama lo," kata Arlez mengusap bibir Aihara yang basah karenanya. "Lagi boleh gak?"

Diam. Aihara hanya diam menatap Arlez tanpa berkedip, membiarkan Arlez melakukan sesuatu semaunya. Hingga ucapan Aihara membuat pergerakan Arlez terhenti.

"Geli," cicit Aihara pelan.

"Pagi anaknya papa," sapa Arlez mengusap perut Aihara yang sudah memasuki bulan kelahiran. Ia mengusapnya dengan gemas, membuat Aihara merasa risih dengan sikap Arlez. "Udah bangun belum di sana," kekeh Arlez mencium perut Aihara.

"Dia gak bakalan jawab," jawab Aihara sekedarnya. Ia merasa masih mengantuk padahal sudah tertidur sangat lama.

CK!

Arlez mendongok, tatapan matanya terlihat datar dengan sorot mata senduhnya. "Dia anak gua juga, Ai. Terserah gua lah mau ngomong apa aja sama anak gue!" kesal Arlez berubah seketika.

"Ai risih ngerti gak sih! Udah sama jauh-jauh dikit!" kesal Aihara karena sedari tadi Arlez terus saja mengganggunya.

Brak!

"Lo gila!" bentak Arlez menatap Aihara dengan tajam. Cowok itu mencengkram sisi meja tidak mau menyakiti istrinya itu. "Guna gua udah ngehamili lo buat apa, Ai? Buat apa gua tanya!" Cowok itu memukul nakas membuat Aihara terkejut.

Aihara menahan napasnya, ia menatap Arlez yang tiba-tiba membentaknya hanya karena masalah sepele. Hati Aihara terasa bimbang, wanita itu menerima pelukan Arlez tidak tahan melihat wajah menyedihkan yang Arlez tunjukan. "Maaf," cicit Aihara mengusap rambut Arlez yang mulai memanjang. "Maafin Ai udah egois," tambah Aihara lagi.

Brother BrengsekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang