Qila tertunduk malu dihadapan Abijar yang tengah menatapnya dengan tatapan teduh. Malam ini, Qila benar-benar bahagia karena Abijar membawanya ke tempat yang begitu romantis. Qila tidak menyangka jika Abijar memiliki kesan romantis, dia pikir hanya ada sifat dingin dan datar cowok itu. Tapi Qila salah, justru Abijar benar-benar sweet membuat Qila jatuh cinta sedalam-dalamnya.
Di sini di atas bukit yang begitu indah, dengan ribuan lilin yang menerangi malam yang tenang, ditambah udara yang lumayan sejuk membuat Qila tidak berhenti-hentinya berdecak kagum. Puluhan lampu tumbler warna-warni menghiasi pilar-pilar yang berdiri dengan gagahnya. Suasana yang ramai membuat mereka tidak terganggu sedikitpun.
Di meja makan ada taburan bunga mawar dan juga dua piring cake dan dua minuman. Abijar menggenggam tangan Qila membuat gadis itu langsung mendadak gugup. Qila yang biasanya begitu pecicilan, kini langsung kalem mengingat momen yang benar-benar romantis.
"Kamu suka?" Abijar mengelus tangan Qila menatap mata gadis yang ada dihadapanya.
Qila mengangguk antusias. "Suka banget! Pemandangannya indah banget, aku belum pernah ke sini," ujar Qila jujur apa adanya.
Abijar mengulas senyum manisnya. "Aku seneng kalau kamu suka," kata Abijar lagi.
"Eh." Qila tersentak kaget ketika Abijar mencium punggung tangannya. Jangan tanya jantung Qila sekarang, rasanya seperti ingin lepas dari tempatnya.
"Qil ... Terimakasih karena udah datang di hidup aku. Terimakasih sudah menyembuhkan luka yang kemarin masih terlalu basah hingga membuat aku terpuruk dalam kesedihan. Terimakasih juga karena selalu ada disaat semua orang gak peduli sama aku, terimakasih udah jadi rumah tempatku untuk pulang." sekali lagi Abijar mengecup punggung tangan Qila dengan tulus.
Qila menatap Abijar dengan haru. Entahlah sejak kapan perasaan itu tumbuh, tapi Qila sangat bersyukur memiliki kekasih seperti Abijar.
"Kita ini sama, aku dikecewakan oleh Aiden. Dan kamu dikecewakan oleh Aihara. Mereka sama-sama bikin kita sakit, sama-sama bikin kita terpuruk. Terimakasih juga sudah hadir dalam hidup aku. Berkat kamu, aku bisa move on dari masalalu dan mulai ngejalani semuanya dengan normal."
"Aku harap, dari masalalu kita bisa belajar lagi," timpal Abijar tersenyum lagi.
"Dan semoga kedepannya, kita bisa lewati badai apapun yang terjadi di antara kita," harap Qila menatap manik Abijar begitu dalam.
Abijar menarik tangannya dari Qila. Cowok itu merogoh saku celananya mengambil kotak merah yang sudah dia siapkan khusua untuk Qila. Abijar membuka kotak merah berbentuk hati itu dihadapan Qila, semantara Qila hanya mengamati Abijar tanpa mau bertanya, lidahnya terasa keluh hanya untuk mengeluarkan sepatah kata.
Abijar berdiri, memutari meja dan berdiri di belakang Qila. "Maaf ya," kata Abijar menyingkap rambut Qila untuk dikesampingkan. Abijar memasangkan kalung dileher Qila membuat Qila semakin terharu dibuatnya.
"Cantik," puji Abijar menatap Qila yang tampak cantik menggunakan kalung berbandul merpati itu. Qila menunduk tidak kuat menahan kesaltingan yang baru kali ini dia rasakan. Qila benar-benar bersyukur mendapatkan Abijar yang semanis ini.
"Makasih," jawab Qila malu-malu. Qila meraba kalung itu dengan perasaan berbunga-bunga.
"Sama-sama," jawab Abijar setelahnya mencium kening Qila hingga membuat Qila lemas bukan main. Abijar mengambil sepotong kue di atas meja dan menyodorkannya ke mulut Qila. "Suapan pertama untuk pacar tersayang ku." Qila sudah tidak mampu lagi menahan gejolak di dadanya, sungguh Abijar benar-benar sweet.
***
Zero menatap gadis yang saat ini tengah terbaring lemah di atas ranjang. Setelah mendapat kabar dari gadis itu bahwa dia sedang sakit, Zero panik bukan main. Meskipun menyebalkan tetap saja rasa peduli Zero lebih besar daripada rasa jengkelnya. Ditangannya sudah ada semangkok bubur yang belum tersentuh sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Brengsek
Jugendliteratur"Kakak brengsek!" "Iya emang gue brengsek! Gue bangsat! Dan gue bejat! Puas lo!" *** Arlezero Lintang Akbar, cowok tampan dengan sejuta pesona menyimpan sisi iblis tersembunyi. Sikapnya yang selalu bangsat dan suka semena-mena semakin membuat Arfist...