23.Bohong

142 17 7
                                    

Happy reading😊

.......................................................................

Setelah kepulangan Revan Safira langsung masuk ke dalam rumah. Dan mendapati Kakak nya yang tengah duduk di sofa

"Habis dari mana lo?" Pekik kakaknya

Perasaan Safira mulai tidak enak dan tangannya mulai dingin dia tau dia bakal kena marah oleh kakaknya

"Habis pergi sama Revan kak" ujarnya yang terlihat takut tidak berani menatap mata Kakaknya

Kakaknya berdiri dan menampar keras pipi Safira. Membuat Safira langsung memalingkan wajahnya dan hendak pergi tapi dia malah menahannya

Plak..

"Mau kemana lo?" Tahannya memegang lengan Safira "kenapa nangis?"

Safira meneteskan air mata dia tidak sanggup dengan kondisinya selalu seperti ini dia sangat tertekan dengan kelakuan kakaknya "Kakak kenapa si selalu marah-marah sama aku? selalu pukul aku? Kenapa kakak sebenci ini sama aku?" Terangnya

"Masih tanya kenapa!" Bentaknya mendekati Safira berusaha menatap matanya tapi Safira memalingkannya "Lo sama nyokap lo udah rebut papah dari mami gue, dan buat mami gue pergi selamanya ninggalin gue, kalo aja nyokap lo ga dateng di kehidupan bokap gue semua ini nggak bakal kejadian Saf"

Walaupun berat Safira mengatakannya tapi memang tidak sepenuhnya salah Safira dan nyokapnya "Aku tau kak ini semua salah aku sama mamah tapi aku sama mamah berusaha memperbaiki semuanya tolong kak aku minta maaf aku pengen kita jadi keluarga yang utuh"

Kalau boleh jujur Safira sebenarnya sangat takut mengatakan itu dia tau watak kakaknya yang keras ketika dia sudah marah tidak ada yang bisa mencegah nya

"Emangnya kalo lo minta maaf nyokap gue bakal hidup lagi? Enggak Saf" decaknya

Matanya mulai memerah dan perlahan dia menangis "lo inget dulu waktu kita masih kecil setiap kali lo ulang tahun papah selalu beli in apa yang kamu mau bikin pesta besar, tapi setiap kali gue ulang tahun papah nggak pernah buat pesta, jangankan buat beli kado ngucapin selamat aja enggak Saf. Lo nggak tau Saf gimana sakitnya hati gue saat itu, gue di sini tu berasa nggak ada harganya Saf lo itu cuman pengen tau nggak ngerti perasaan gue" dia mengungkapkan unek-unek nya yang selama ini dia pendam.

"Aku minta maaf kak dengan kehadiran aku buat kakak kek gini" Safira ikut prihatin dengan kakaknya kenapa tidak dari dulu dia memberi tahu tentang apa yang dia rasakan. Apakah ini semua benar-benar salahnya

"Buat apa lo masih di sini, pergi" desisnya

"Gue minta maaf kak" lirihnya

"PERGI!" teriaknya

Di detik itu kakak nya hendak memukul Safira tapi papanya menahannya

"Cukup Rasya, jangan sakiti Safira dia nggak tau apa-apa soal masalah ini papah mohon nak kalau kamu mau marah, marah sama papa pukul papa jangan Safira jangan siksa dia karna ini salah papa" lirihnya karena setiap kali Safira pulang dia selalu di bentak dan di pukul oleh kakaknya.

"Ohh lebih belain anak hasil selingkuhan iya?" Kekehnya

"Safira kamu masuk kamar aja" pinta Kenzi papanya

"Papa mau ngomong sama kamu Sya"

"Kenapa masih mau belain dia?"

"Papa minta maaf sama kamu karena papa kamu jadi kaya gini, ini salah papa bukan salah Safira jadi stop jangan lampiasin amarah kamu ke dia, papa takut mental Safira ke ganggu Sya, papa janji bakal perbaiki semuanya janji"

IT'S DANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang