Rasya mencari sumber suara tersebut diapun berjalan ke arah belakang halte, di pepohonan, sampai ke gerbang sekolah. Namun dia tidak menemukan siapapun di sana
"Berani-beraninya lo nguping pembicaraan gue, keluar lo!!" Teriak Rasya emosi berdarah tinggi
"Keluar lo anj*ng!" pekiknya. Namun tidak ada yang menyauti nya. Dan dia memutuskan untuk menghampiri Dania di halte bus
Hiks...hiks...hiks...
"Dania?" Panggil Rasya tiba-tiba dia melihat sedang menangis memeluk tasnya
"Kenapa hmm?"
Dania terpaku mendengar ucapan 'hmm' yang keluar dari mulut Rasya membuat dirinya merasa merinding
"Bugh damage-nya Sya bikin mleyot" batin Dania ingin rasanya dia teriak. Yang dia butuhkan sekarang adalah oksigen untuk menormalkan tekanan mleyotnyaRasya mengerutkan keningnya dan melambaikan tangannya tepat di depan muka Dania, terheran pada sikap Dania yang tadinya menangis kini dia malah melamun entah sedang memikirkan apa
"Dan?" Panggil ulang Rasya
"Emm, Iyah?" Sahutnya buru-buru menghapus air matanya di kedua pipinya
"Kenapa nangis?"
"A-anu Sya," ujar Dania terbata-bata karena masih salting dengan ucapan Rasya tadi
Rasya melihat jam hitam yang melingkar di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul lima sore, tak terasa mereka berbincang cukup lama hingga lupa waktu
"Mau kemana Sya?" Tanya Dania, melihat Rasya berjalan menuju motor yang terparkir kurang lebih 5 meter dari halte bus
"Udah sore pulang" ucapnya duduk di motor CBR 150R miliknya
Daniapun menghidupkan handphonenya dan memang benar ini sudah larut jam di handphone nya menunjukkan pukul 17.06 "iyah aku pesan taksi online dulu yah, kamu duluan aja"
"Gue antar lo pulang"
"Hah? Nggak usah aku bisa pesan taksi online kok"
"Buruan! Nanti kalau laki-laki tadi datang lagi gimana? Bahaya buat kamu"
"I-iyah" jawabnya tanpa penolakan
***
Setelah hampir 10 menit perjalanan mereka sampai di depan apartemen Dania. Rasya pun di buat terkejut melihat tempat yang di tinggali Dania dan Revan yang sungguh amat mewah dan besar seperti istana kerajaan dongeng
"I-iini rumah baru kamu?" Ucapnya melepas helm dan melihat suasana di depannya tidak percaya
"Ini apartemen papah" jawab Dania melepas helm yang ia kenakan tadi
Rasya meneguk ludahnya masih tidak percaya "Sebesar ini kalian tinggal berdua?"
"Enggak kok ada 200 tempat penginapan di dalamnya, jadi aku punya tetangga bukan cuman berdua. Emang desainnya kaya perumahan gini"
Rasya terkejut dengan ucapan Dania, 200 tempat penginapan? Sungguh dia tidak percaya kesuksesan orang tua Dania. Bukan cuman punya apartemen ayahnya pun mempunyai perusahaan skincare dan restaurant mewah, ayahnya Dania pun juga terkenal dengan donatur terbesar semua Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan di kota Jakarta. Namun Rasya terheran pada Dania biasanya orang kaya bertingkah semaunya seperti suka berfoya-foya dan lain-lain yang mengakibatkan membuang-buang uang namun berbeda dengan Dania ia berperilaku seperti orang biasa. Mungkin orang tuanya mengajarkan berbeda agar tidak boros karena di luar sana juga masih ada orang yang rela berjuang untuk mendapat uang agar bisa makan sesuap nasi
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S DANIA
Narrativa generale[HIATUS] Fllw dulu sebelum baca heheh "Gue hamil Sya" "Lo harus tanggungjawab Sya" "Gue ngga mau Dan" "Stop biar gue yang tanggungjawab" 16+ Senja mengajarkan bahwa hal yang indah itu datang sesaat meski hanya singgah sebentar tapi tetap membekas D...