Safira duduk di sofa kamarnya dan terus menangis tentang perkataan Rasya tadi, kenapa dia tidak berfikir sejak dulu bahwa kehadiran dirinya itu tidak di inginkan oleh kakaknya
"Kenapa harus aku yang ngalamin semua ini? Apa aku nggak berhak bahagia? Ya Tuhan aku harus gimana?" Rengeknya
Safira menangis tersedu-sedu sampai dadanya terasa sakit "mamah aku butuh mamah sekarang cuman mamah yang bisa nenangin ini" desisnya, Safira mengeluarkan ponsel nya dari dompetnya hendak menelfon mamahnya tapi dia mengurungkan karena pasti mamahnya sedang sibuk dia tidak ingin menganggunya
"Mamah kapan pulang mah"
Hiks..
"Safira ini papah" Sapa nya dari luar pintu kamar Safira
"Kenapa pah?" Sahutnya
"Papah boleh masuk sayang?"
Safira menghapus air matanya "masuk aja pah" jawabnya
Kenzi membuka pintu kamar Safira yang tidak di kunci, dan mendekati Safira yang tengah duduk di sofa dekat jendela kamar anaknya
"Kenapa pah?" Tanyanya
"Papah mau minta maaf sama kamu soal tadi"
"Nggak papa kok pah aku udah biasa , jadi papah nggak usah khawatir sama aku" jawabnya tersenyum lebar pada Kenzi
Kenzi memeluk putrinya dan mengusap-usap punggung nya "papah minta maaf Saf, karna papah kamu harus nanggung ini semua. Papah malu sama kamu karena masa lalu papah kamu yang tersiksa"
"Udah pah nggak papa Safira ikhlas kok"
"Orang tua mana Saf yang nggak sakit hati ketika liat anaknya di perlakukan kasar oleh sodara tirinya, hati papah hancur saf ketika liat kamu di sakiti kakak kamu, mungkin kata maaf dari papah nggak bakal bisa nyembuhin luka di hati kamu"
"Udah pah, papah nggak harus minta maaf sama aku dan nggak harus ngerasa bersalah terus sama aku" terang nya agar Kenzi tidak terlalu menghawatirkan dirinya
"Gimana papah nggak ngerasa bersalah, ini semua karna papah Saf"
Safira melepas pelukannya "insyaallah aku ikhlas pah. Udah ya papah nggak usah sedih"
Kenzi menatap wajah Safira "Pipi kamu merah, bekas tamparan Rasya yah?" Tanya Kenzi
"Enggak kok pak"
"Papah ambil P3K dulu ya" ujarnya
"Nggak usah pah nanti besok juga sembuh kok" jawabnya tidak ingin merepotkan Kenzi
"Tapi-" sebelum Kenzi melanjutkannya Safira terlebih dahulu memotongnya
"Papah percaya kan sama aku?"
Kenzi menghela nafasnya dan tersenyum melihat Safira "terbuat dari apa hati kamu nak sampai sesabar ini" batinnya
***
Pagi ini seperti biasa Dania bangun lebih awal dari Revan. Karena dia harus memasak untuk sarapan dan membereskan rumah
"Van bangun" ujarnya membangunkan Revan "udah siang bangun yah"
Revan membuka matanya perlahan dan melihat Dania yang ada di depan nya yang telah rapih memakai seragam sekolah
Dia melihat mata Dania yang merah apa semalam dia habis menangis sampai matanya memerah seperti ini
"Mata kamu kenapa?"
"Oh ini tadi habis kelilipan waktu beres-beres rumah"
"Kamu masih aja bohong sama aku" batin Revan
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S DANIA
General Fiction[HIATUS] Fllw dulu sebelum baca heheh "Gue hamil Sya" "Lo harus tanggungjawab Sya" "Gue ngga mau Dan" "Stop biar gue yang tanggungjawab" 16+ Senja mengajarkan bahwa hal yang indah itu datang sesaat meski hanya singgah sebentar tapi tetap membekas D...