19.Serasi

109 15 5
                                    

"Revann" teriak seorang siswi yang lari menuju Revan

"Ish siapa si pagi-pagi udah teriak-teriak" ucap Revan menengok ke arah belakang dan ternyata sumber suara itu berasal dari Gladis sahabat Dania yang tengah berlarian menuju Revan

"Apa?" Balas Revan ketus

Gladis memegang pinggang nya dan bernafas tidak teratur "huftt cape banget gue" ucapnya ngos-ngosan

"Mau apa si!"

"Bentar gue nafas dulu capek banget tau" jawabnya yang masih ngos-ngosan dan mengeluarkan keringat

"To the point"

"Buset lu cuek banget sama gue si" gerutu Gladis yang kesal pada Revan yang selalu bersikap ketus pada dirinya, atau mungkin Revan cuek cuman sama Gladis karena dia menghargai perasaan perempuan yang dia cintai.

Revan yang tengah duduk di atas motor nya pun berdiri hendak pergi meninggalkan ocehan Gladis, tapi cewek itu malah menahannya agar tidak pergi sebelum dia mendengarkan ucapannya

"Eh tunggu dulu ada yang mau gue tanyain"

"Apa si? To the point bisa nggak!!" Ujar nya kesal secara dia tidak suka basa-basi

"Da-dania mana?" Tanya Gladis karena biasanya Revan dan Dania selalu berangkat bareng semenjak mereka berdua menikah

"Dania sakit" jawabnya singkat

"What Dania sakit? Sakit apa? Sejak kapan?" Gladis terus menanyakan tentang keadaan Dania tapi tanpa dia sadari Revan sudah pergi meninggalkannya karena enggan mendengarkan ocehan Gladis

"Sial tu cowok malah pergi dasar jamet ngga ada sopan santunnya!" gumam Gladis

"Revannn!!"

***

Dania yang tengah berbaring bermain ponsel genggam nya pun merasa bosan, dari tadi cuman scroll beranda sosial media-nya dan membaca cerita yang ada di aplikasi ponselnya

"Duh bosen banget ngapain yah?" Ucapnya yang tengah duduk

"Kalo bukan karna Revan gue udah berangkat sekolah" dumel nya yang kesal pada Revan, kenapa dia nurut aja sama perkataan nya kan bisa saja dia membantah. Tapi kembali lagi dengan sifat Revan yang peduli kepada Dania biar gimanapun juga dia menyayangi anak yang ada di kandungan Dania walaupun itu bukan darah dagingnya sendiri tetapi Revan menerimanya dengan lapang dada dan ikhlas

"Gue beres-beres aja kali ya biar keluar keringet juga" ucapnya sendiri

Dania pergi ke kamar mandi terlebih dahulu untuk mencuci mukanya agar terlihat fresh, setelah itu dia membereskan lemari pakaian Revan yang terlihat sangat berantakan

"Ih anak cowok kalo ambil baju sembarangan aja. Ini lagi cuman dilipet kaya bungkus lontong malah rapihan bungkus lontong, kan gini jadi nggak rapih berantakan banget Revan Revan!" Saat Dania sedang membereskan pakaian Revan yang berantakan, Dania tidak sengaja menyenggol kertas yang ada di bawah baju Revan dan terjatuh

Dania pun berjongkok mengambil kertas yang terjatuh "Ini apa?" Ucapnya membalikan gambar dan ternyata itu adalah foto Revan dan Safira, Dania tersenyum dan duduk di atas kasur

"Kalian itu serasi banget Van," ujar Dania yang memandang foto Revan dan Safira yang tengah berpegangan tangan dan tersenyum lebar "aku harus apa sekarang? Kalau Safira tau pasti hatinya sangat sakit, kenapa harus gini, maafin aku Saf gara-gara aku Revan terlibat sama masalah aku dan Rasya" sahut nya yang gelisah karena suatu saat nanti kebohongan pasti akan terbongkar

"Semakin lama kamu menutupi kebohongan
Semakin cepat akan terbongkar"

(Maybe)

IT'S DANIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang